Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Perburuan Liar Marak Terjadi, Populasi Ayam Hutan Menurun

1983
×

Perburuan Liar Marak Terjadi, Populasi Ayam Hutan Menurun

Share this article
Polres Kulon Progo Yogyakarta bersama BKSDA Yogyakarta saat melakukan pelepasliaran satwa dilindungi yaitu ayam hutan dan elang tikus di kawasan hutan Perbukitan Jering, Kaliwilut, Sentolo, Kulon Progo. | Foto: Ari Wibowo/Tv one
Polres Kulon Progo bersama BKSDA Yogyakarta saat melakukan pelepasliaran satwa dilindungi yaitu ayam hutan dan elang tikus di kawasan hutan Perbukitan Jering, Kaliwilut, Sentolo, Kulon Progo. | Foto: Ari Wibowo/Tv one

Gardaanimalia – Banyaknya kasus perburuan liar satwa langka dan satwa endemik, di antaranya mengakibatkan populasi ayam hutan (Gallus Varius) mengalami penurunan populasi di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Terkait kejadian itu, Polres Kulon Progo bersama Balai Konservasi Sumber Daya alam (BKSDA) Yogyakarta pun berencana untuk melakukan tindakan tegas kepada para pemburu guna mengantisipasi perburuan liar.

pariwara
usap untuk melanjutkan

AKBP Muharomah Fajarini, Kapolres Kulon Progo mengatakan bahwa mereka akan berkomitmen dalam upaya pencegahan dan penegakan hukum aksi perburuan satwa langka dan dilindungi.

Pihaknya pun, lanjut AKBP Muharomah Fajarini, tidak segan untuk memberikan tindakan tegas bagi orang-orang yang melakukan aksi-aksi perburuan liar di kawasan hutan lindung Kulon Progo.

Dalam hal ini, ia juga mengajak masyarakat untuk berani melapor kepada petugas kepolisian jika mengetahui ada aktvitas perburuan satwa dilindungi guna membantu upaya mitigasi perburuan liar yang marak terjadi.

“Sebelumnya kami juga berhasil menangkap pelaku perburuan liar berupa ayam hutan di wilayah Sentolo, karena adanya laporan masyarakat di salah satu grup Facebook. Kami memberi tindakan tegas berupa pemusnahan senapan yang digunakan untuk berburu agar memberi efek jera,” ungkapnya, Sabtu (11/12) dikutip dari Tv one news.

Sementara itu, Muhammad Wahyudi, Kepala BKSDA Yogyakarta menyebut bahwa populasi ayam hutan yang menurun itu dapat dilihat dari mulai berkurangnya frekuensi penampakan satwa tersebut di kawasan hutan di Yogyakarta.

Lebih parahnya, ujar Wahyudi, dari hasil pengamatan BKSDA, setiap tahun terus terjadi tren penurunan populasi ayam hutan yang diakibatkan oleh perburuan liar yang dilakukan masyarakat.

“Secara umum belum ada kajian lengkap tentang populasi ayam hutan, namun berdasar inventarisasi kami, populasinya sudah menurun. Ayam hutan jenisnya tidak dilindungi tapi populasinya sudah menurun saat ini akibat aktivitas perburuan liar sehingga harus dikontrol,” jelasnya.

Kondisi tersebut menurut Wahyudi begitu memprihatinkan, sebab ayam hutan merupakan salah satu satwa endemik yang memiliki peran penting dalam ekosistem hutan. Sehingga jika populasinya habis, tentu hal itu akan berdampak terhadap ekosistem hutan.

“Untuk itu, kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak terus melakukan perburuan, sebab kehadiran satwa dilindungi di alam liar tersebut sangatlah penting,” imbuhnya.

Pun, ujarnya, selain penting adanya kesadaran dari masyarakat untuk menjaga populasi ayam hutan, peran daripada aparat hukum dalam mencegah aktvitas perburuan liar satwa langka dan dilindungi juga sangat dibutuhkan.

Pasalnya, ketegasan dan ancaman sanksi dari aparat lah yang diharapkan mampu memberikan efek jera atau perasaan takut bagi para pelaku untuk kemudian tidak melakukan tindakan perburuan lagi.

Dalam hal ini, Wahyudi juga mengapresiasi jajaran Polres Kulon Progo karena telah melakukan tindakan terhadap pelaku perburuan liar satwa langka yaitu dengan memusnahkan senapan angin yang digunakan pemburu.

Salah satu bentuk komitmen jajaran kepolisian dalam mendukung pelestarian satwa itu diwujudkan dengan dilakukannya pelepasliaran enam ekor ayam hutan dan sepasang elang tikus di kawasan hutan Perbukitan Jering, Kaliwilut, Sentolo, Kulon Progo.

“Kami mengapresiasi langkah jajaran Polres Kulon Progo dalam upaya perlindungan satwa ini, karena memang tindakan seperti ini sangat penting untuk melestarikan satwa tetap hidup di alam,” tutur Wahyudi.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments