Primata dan Ungulata Jadi Agen Transmisi Penyakit ke Manusia

Gardaanimalia.com - Zoonosis merupakan penyakit atau infeksi yang dibawa oleh virus, parasit, atau bakteri, dan ditularkan dari hewan ke manusia. Sebuah artikel penelitian berjudul Mammals, wildlife trade, and the next global pandemic yang dipublikasikan oleh Current Biology menyebutkan bahwa seperempat mamalia yang diperdagangkan dalam perdagangan satwa liar global membawa 75 persen virus zoonosis. Penelitian ini mendapatkan angka-angka tersebut dengan mengeksaminasi sekitar 226 virus yang telah diketahui menyebabkan penyakit-penyakit zoonosis yang terdapat pada 800 spesies mamalia, lalu mengelompokkan hewan-hewan tersebut menjadi tiga kategori yakni mamalia yang dipedagangkan, mamalia yang tidak diperdagangkan, dan mamalia yang telah didomestikasikan.
Dr. Shivaprakash Nagaraju, peneliti Nature Conservancy di India dan penulis utama artikel ini, mengestimasikan perdagangan satwa liar internasional menyebabkan satu miliar kontak langsung maupun tidak langsung antara manusia, satwa liar, dan binatang yang sudah didomestikasi. Melihat estimasi tersebut, ia bersama dengan Nature Conservancy dan Ashoka Trust for Research in Ecology and Environment (ATREE) sepakat bahwa perdagangan satwa, baik secara legal maupun ilegal, adalah faktor utama yang mendorong penyebaran penyakit zoonosis hingga penyakit-penyakit menular secara global.
Baca juga: 2 Wilayah di Indonesia Ini Punya Satwa Primata Endemik Terbanyak
Artikel ini juga menjadi studi pertama yang menjadikan spesies primata dan ungulata (mamalia berkuku genap) yang ada dalam perdagangan satwa liar sebagai agen pentrasmisi penyakit-penyakit menular, disamping spesies-spesies kelelawar dan hewan pengerat. Shivaprakash bersama dengan Dr Joe Kiesecker, peneliti senior Nature Conservancy dan co-author artikel ini, berharap bahwa dengan meningkatkan keakuratan identifikasi spesies-spesies yang berisiko tinggi membawa penyakit-penyakit zoonis ke manusia. Para pakar kesehatan dapat mengonsentrasikan segala daya dan upaya mereka untuk mencegah pandemi berikutnya.
Mereka juga mewanti-wanti kepada para organisasi masyarakat sipil dan perumus kebijakan publik untuk mencegah primata, ungulata, kelelawar, hewan pengerat, dan spesies mamalia pembawa penyakit lainnya masuk ke dalam perdagangan satwa liar.

Primata Berbisa Dievakuasi dari Permukiman di Kabupaten Kuningan
24/02/25
Monyet Ekor Panjang dengan Tangan Terikat Berlarian di Gunung Panderman
28/09/24
Lutung Jawa Mati Tersengat Listrik, Diduga Peliharaan Warga
28/09/24
Pelepasliaran Orangutan di TNTP Tandai Kerja Sama KLHK-USAID
24/07/23
Ditembak Bius, Orangutan Tak Sadar Dievakuasi
13/06/23
Primata Endemik Buton Dilepas ke Hutan
12/06/23
Sebanyak 648 Burung Tanpa Dokumen DIsita di Tol Lampung Tengah

BBKSDA Sumut Kembalikan Harimau Sumatera ke Leuser

Mendepa Jalan ke Habitat: Nasib 19 Elang Paria di Pelabuhan Tanjung Perak

Lahirnya Orangutan di LK Kasang Kulim Riau

FATWA: Dunia Terbalik si Munguk Beledu

Masa Depan Durian Ternate dan Hewan Penyerbuknya

Hutan Hilang, Penyakit Datang: Hubungan Deforestasi dan Zoonosis

Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan

Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL

Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?

Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan

Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi

Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan

Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin

Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin

Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah

Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa

FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya

Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa

Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede
