Sebuah Upaya Mencegah Gelombang Kepunahan Primata Indonesia

Gardaanimalia.com - Primata memiliki peran yang begitu signifikan dalam kehidupan manusia dan alam liar. Spesies ini berjasa besar dalam penyebaran benih tanaman-tanaman ekosistem hutan tropis.
Mereka juga berkontribusi dalam perluasan ilmu pengetahuan manusia di berbagai bidang, di antaranya adalah bidang biologi, ekologi, kesehatan, hingga perilaku manusia.
Namun, sangat disayangkan saat mengetahui fakta bahwa spesies primata tersebut lambat laun terancam menghilang dari muka bumi ini.
Penilaian terkini dari konservasi primata global menunjukkan bahwa separuh dari spesies primata di seluruh dunia mendekati kepunahan akibat aktivitas umat manusia yang semakin tidak ramah lingkungan.((Alejandro Estrada, Paul A. Garber et al. (18 Januari 2017).Impending extinction crisis of the world’s primates: Why primates matter
https://www.science.org/doi/10.1126/sciadv.1600946))
Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Di negara kita sendiri, kelompok satwa ini terus tersudutkan ke jurang kepunahan dengan berbagai masalah yang semakin runyam.
Salah satu penelitian terbaru memberi kita suatu gambaran yang sangat mengkhawatirkan bagi masa depan primata Indonesia.
Penelitian tersebut dari IPB University yang memperkirakan bahwa separuh spesies primata Indonesia akan punah pada tahun 2050 akibat perubahan iklim.((Aryo Adhi Condro, Lilik Budi Prasetyo et al. (15 Februari 2021). Predicting Hotspots and Prioritizing Protected Areas for Endangered Primate Species in Indonesia under Changing Climate.
https://www.mdpi.com/2079-7737/10/2/154/htm))
Penelitian ini mengungkapkan bahwa orangutan sumatera, kukang jawa, beserta 30 spesies primata Indonesia akan lenyap karena terjadi eksploitasi yang sangat berlebihan terhadap habitat mereka.
Tak hanya itu, aktivitas manusia juga disebut menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan intensitas perubahan iklim semakin bertambah.
Aryo Adhi Condro, Kandidat Doktor IPB sekaligus salah satu penulis studi ini menjelaskan bahwa sekitar 37 jenis primata akan menyusut habitatnya sekitar 90% dari kondisi saat ini akibat dari perubahan iklim pada tahun 2050.
Penyusutan habitat akan memberi tekanan besar bagi primata-primata yang tidak memiliki kecakapan beradaptasi dalam lingkungan yang baru (dispersal capability), seperti orangutan sumatera.
Selain penyusutan lahan, kenaikan suhu regional yang tinggi juga diyakini memberi beban berat bagi kehidupan primata. Fenomena ini dipercaya menyebabkan penurunan metabolisme dan penurunan laju reproduksi kelompok satwa tersebut.((I-Ching Chen, Jane K.Hill et al.(19 Agustus 2011). Rapid Range Shifts of Species Associated with High Levels of Climate Warming.https://www.science.org/doi/abs/10.1126/science.1206432))
Lebih dari itu, apabila kelimpahan pakan di dalam habitat mereka menurun, maka hal tersebut pun dinilai dapat meningkatkan ancaman kepunahan kelompok primata.
Aryo Adhi Condro beserta para peneliti yang memprediksi hal ini juga menyarankan untuk efektivitas kawasan-kawasan konservasi primata, seperti taman nasional.
Menurutnya, peningkatan efektivitas ini dapat dilakukan melalui penanaman vegetasi alami atau endemik kawasan konservasi tersebut.((Aryo Adhi Condro. (25 Januari 2022). Bagaimana mencegah gelombang kepunahan primata Indonesia pada 2050 mendatang?. https://theconversation.com/bagaimana-mencegah-gelombang-kepunahan-primata-indonesia-pada-2050-mendatang-174780))
Di mana vegetasi ini dapat dimanfaatkan untuk sumber pakan dan perlindungan bagi primata dan satwa-satwa di kawasan tersebut.
Lain daripada itu, mereka juga mengindikasikan beberapa kawasan konservasi yang memiliki stabilitas iklim dan kualitas vegetasi yang baik bagi primata untuk menjaga kelangsungan hidup mereka dari ancaman saat ini maupun di masa mendatang.
Di samping hal tersebut, mereka merekomendasikan penetapan Kawasan Ekosistem Esensial, yakni area dengan nilai konservasi tinggi, tapi berada di luar kawasan konservasi.((Ibid))
Contohnya: lahan basah, koridor kehidupan liar, dan taman keanekaragaman hayati. Yang mana pengelolaan area ini dapat dilakukan oleh masyarakat, pemerintah daerah, hingga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Area di luar kawasan konservasi ini dinilai krusial, mengingat sekitar 70% satwa liar dilindungi justru hidup di luar kawasan tersebut, seperti orangutan kalimantan.((LIPI. (11 Februari 2009). Kebanyakan Orangutan Hidup di Luar Kawasan Konservasi. http://lipi.go.id/berita/single/kebanyakan-orangutan-hidup-di-luar-kawasan-konservasi/4181))
Secara biologis, primata adalah hewan yang memiliki kekerabatan paling dekat dengan manusia.
Menjaga keberlangsungan hidup mereka tidak hanya menjaga keberlanjutan tatanan alam dan kehidupan liar, namun juga melindungi kerabat kita yang turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan dan kehidupan umat manusia seperti sekarang.

Primata Berbisa Dievakuasi dari Permukiman di Kabupaten Kuningan
24/02/25
Monyet Ekor Panjang dengan Tangan Terikat Berlarian di Gunung Panderman
28/09/24
Lutung Jawa Mati Tersengat Listrik, Diduga Peliharaan Warga
28/09/24
Pelepasliaran Orangutan di TNTP Tandai Kerja Sama KLHK-USAID
24/07/23
Ditembak Bius, Orangutan Tak Sadar Dievakuasi
13/06/23
Primata Endemik Buton Dilepas ke Hutan
12/06/23
Menyimpan Siamang, Pelaku Perdagangan Satwa Liar Ditangkap di Bojonggede

Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura

Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan

Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi

Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon

Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta

Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!

Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya

WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado

Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung

Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan

Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI

Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam

Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU

Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa

Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana

Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka

Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun

Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet

Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan
