Gardaanimalia.com – Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan (KP3) Laut Pelabuhan Biak mengamankan sembilan kangguru pohon nemena di Pelabuhan Laut Biak, Kamis (8/2/2024).
KP3 mengamankan kangguru pohon nemena (Dendrolagus ursinus) saat akan diangkut dengan Kapal Kasuari Pasifik III dari Kota Manokwari, Provinsi Papua Barat.
Penemuan satwa segera diinformasikan kepada petugas Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III Biak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua. BBKSDA Papua kemudian menindaklanjuti laporan tersebut.
Melalui unggahan Instagram BKSDA Papua pada Sabtu (10/2/2024), petugas lalu melakukan pemeriksaan kesehatan dan kondisi sembilan satwa.
“Tim SKW III Biak, petugas KP3 Laut, dan petugas Satuan Pelayanan (Satpel) Pelabuhan Laut Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BBKHIT) Papua melakukan pemeriksaan kesehatan dan kondisi sembilan satwa,” tulis BBKSDA Papua.
Petugas gabungan melakukan pemeriksaan tersebut di Kantor Satpel Pelabuhan Biak BBKHIT Papua.
Setelah itu, semua kangguru dititipkan sementara di UPTD Taman Burung dan Taman Anggrek (TBTA) Biak Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Provinsi Papua.
Penitipan dilakukan guna mencegah stres dan sakit karena dalam upaya peredarannya, satwa diletakkan di kurungan berukuran kecil.
Penitipan pada Jumat (9/2/2024) tersebut dilangsungkan lantaran UPTD TBTA Biak DKLH Provinsi Papua punya kandang yang layak untuk pemulihan satwa.
Berstatus Rentan dan Dilindungi
BBKSDA Papua juga menyampaikan bahwa satwa yang dalam bahasa Inggris disebut Vogelkop tree kangaroo itu berstatus dilindungi.
“Satwa tersebut merupakan satwa endemik Papua dan termasuk hewan yang dilindungi,” lanjut BBKSDA Papua.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
BBKSDA Papua juga menyerukan untuk berhenti melakukan tindakan ilegal, “Setop melakukan tindakan ilegal tumbuhan dan satwa liar,” tulisnya.
Beradasarkan persebaran di IUCN Red List, satwa ini hanya dapat ditemukan di Semenanjung Vogelkop dan kemungkinan di semenanjung Fak Fak.
Saat ini, IUCN mencatat satwa berstatus rentan (vulnerable) dengan tren populasi menurun (decreasing).
Kangguru pohon nemena menghadapi ancaman berupa perburuan oleh masyarakat lokal untuk dikonsumsi. Selain itu, habitatnya juga terancam oleh hilangnya habitat akibat konversi hutan menjadi lahan pertanian.