Menjarah
Menjarah
Menjarah
Edukasi

Bagaimana Adaptasi Hewan ketika Hujan?

4574
×

Bagaimana Adaptasi Hewan ketika Hujan?

Share this article
Ini adalah gambar seekor orangutan yang tengah melindungi dirinya dari hujan. | Foto: Andrew Suryono
Satwa atau hewan ini adalah gambar seekor orangutan yang tengah melindungi dirinya dari hujan. | Foto: Andrew Suryono

Gardaanimalia.com – Saat turun hujan, pernahkah terbesit dalam pikiran kalian akan sebuah pertanyaan, “Hewan-hewan di luar sana bagaimana, ya, kondisinya? Pasti mereka kehujanan. Kalau kehujanan, mereka kedinginan juga enggak, ya? Mereka berlindung di mana?”

Nah, hal ini juga yang menjadi rasa penasaran bagi saya. Karenanya, saya mencari tahu dan membagikan informasinya melalui tulisan ini. Semoga tulisan ini menjadi sumber pengetahuan baru untuk kita semua.

Adaptasi Hewan saat Hujan

Sebagian besar spesies hewan tampaknya terganggu dengan adanya hujan, baik itu hewan darat maupun perairan. Misalnya, hewan darat. Sebagian besar dari mereka akan mencari perlindungan ketika hujan turun.

Biasanya, hewan-hewan tersebut akan berlindung di pepohonan, lubang-lubang kayu, bawah batu, dedaunan, atau bawah tanah. Misalnya, hewan seperti tupai atau tikus. Kedua hewan tersebut biasanya akan meringkuk di tempat perlindungannya sebagai usaha menjaga tubuhnya tetap hangat.

Sedangkan hewan primata seperti orangutan, mereka akan membuat kanopi pelindung dan “topi” dari dedaunan. Beberapa primata dan juga gajah bahkan dianggap dapat beradaptasi dan hidup lebih baik dari pada yang lain selama hujan badai.

Begitu juga dengan hewan-hewan yang ada di perairan. Selama hujan, mereka cenderung akan turun ke tingkat yang lebih rendah di dalam air atau ke dasar air.

Jika perairan itu dangkal, mereka akan mencari perlindungan tambahan seperti bersembunyi di bawah kayu apung atau sela-sela bebatuan maupun tumbuhan air.

Nah, ada juga hewan-hewan yang berusaha tegar di tempat terbuka dan mencoba toleran dengan hujan, loh!

Bukan tanpa alasan mengapa mereka tidak mencari perlindungan. Ini bisa terjadi karena beberapa alasan, seperti tidak mendapat tempat perlindungan, atau tempat perlindungan tersebut justru membuat mereka tidak nyaman. Dapat pula karena mereka memang sudah terbiasa dan memiliki adaptasi tersendiri terhadap hujan. Misalnya, beruang.

Mengutip laman NBC News, beberapa hewan di kebun binatang memiliki perilaku tersendiri ketika hujan. Contohnya adalah beruang grizzly. Saat hujan, ia lebih memilih tetap berada di luar dari pada berlindung dalam kandang.

Asisten kurator di Audubon Nature Institute di New Orleans, Nick Hanna mengungkapkan bahwa menurutnya hewan-hewan tertentu akan lebih baik dan aman untuk dibiarkan berada di luar kandang.

Hal tersebut disampaikan Hanna karena beberapa hewan memang ada yang merasa tidak tenang jika berada dalam kandang, tetapi tidak semuanya karena hujan.

Contohnya, seperti burung unta yang akan berlari ke dinding saat berada di kandang. Ini juga terjadi pada antelop yang merasa ketakutan hingga berlari ke arah dinding saat berada di kandang.

Tentu ini tidak baik untuk hewan tersebut. Namun, meski berada di luar kandang, burung unta atau hewan lainnya akan mencari tempat perlindungan. Misalnya, berlindung di bawah pepohonan.

Ketika musim hujan, beberapa hewan akan benar-benar diuji, terutama jika hujan itu deras dan berlangsung lama. Misalnya, seperti burung yang akan mencari tempat untuk berteduh. Menemukan tempat terbaik saat hujan merupakan kunci utama keberlangsungan hidup burung di alam.

Biasanya, burung akan berlindung di sudut-sudut pohon, pagar tanaman, hingga semak-semak. Mereka akan berdiam diri untuk menghemat energi.

Meskipun burung memiliki bulu yang tahan terhadap air hujan, tetapi jika terjadi hujan badai yang berkepanjangan, maka mereka dapat mengalami hipotermia.

Burung pemakan serangga pun akan kesulitan mencari makanan. Ini karena saat hujan serangga tidak aktif dan menyebabkan burung-burung mengalami krisis pangan. Itulah yang menyebabkan burung terkadang tidak dapat bertahan hidup selama beberapa hari dalam hujan badai.

Tantangan itu belum usai, terutama untuk hewan yang memiliki bayi. Induk burung, misalnya, akan merentangkan sayap untuk membuat kanopi yang melindungi bayi-bayinya. Namun, sayangnya bayi burung terkadang juga tidak dapat bertahan selama periode hujan lebat.

Berkurangnya Tutupan Hijau Dapat Memengaruhi Adaptasi Hewan

Sekarang kita tahu bahwa pada kondisi hujan, banyak hewan yang bergantung pada pepohonan sebagai tempat berlindung.

Lalu, bagaimana jadinya jika tutupan hijau di bumi semakin berkurang akibat aktivitas manusia? Sebutlah, pembukaan lahan untuk perumahan, industri dan sebagainya.

Begitu juga dengan kerusakan lingkungan lain yang secara tidak langsung, dalam tanda kutip “mungkin atau bisa jadi” dapat memengaruhi adaptasi hewan ketika hujan badai.

Rasanya bukan hanya ketika hujan badai saja. Tutupan hijau juga menjadi tempat berlindung para satwa ketika panas terik atau cuaca ekstrem lainnya terjadi dalam waktu yang lama.

Nyatanya, ada kasus kematian hewan karena kehujanan meskipun hanya sedikit yang terekspos pemberitaan. Seperti yang terbit dalam laman Tempo pada 18 November 2011 lalu. Ada satu kijang jantan berumur 1 tahun ditemukan mati di Kebun Binatang Surabaya (KBS).

Dokter Hewan Rumah Sakit Hewan di KBS, Liang Kaspe angkat bicara dalam kasus ini. Ia turut membenarkan bahwa kijang tersebut kemungkinan besar mati karena kehujanan dan diduga tidak mendapatkan tempat berteduh.

Dari sini kita telah tahu apa yang akan terjadi jika hutan rusak. Tidak hanya makanan dan tempat tinggal hewan yang lenyap, tetapi juga tempat mereka berlindung di kala cuaca ekstrem.

Nah, demikianlah informasi mengenai adaptasi hewan ketika hujan. Semoga semakin menambah dan membuka wawasan kita, ya, Kawan Satwa!

5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments