Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Beruang Madu Muncul di Peternakan Lebah Madu

673
×

Beruang Madu Muncul di Peternakan Lebah Madu

Share this article
Penampakan beruang madu di lokasi ternak lebah madu di Desa Penarikan, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Senin (30/5). | Foto: Antara/HO-Humas BBKSDA RiauPenampakan beruang madu di lokasi ternak lebah madu di Desa Penarikan, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Senin (30/5). | Foto: Antara/HO-Humas BBKSDA Riau
Penampakan beruang madu di lokasi ternak lebah madu di Desa Penarikan, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Senin (30/5). | Foto: Antara/HO-Humas BBKSDA Riau

Gardaanimalia.com – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau melakukan upaya pencegahan konflik beruang madu dengan warga di Desa Penarikan, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan.

Hal tersebut dilakukan usai adanya laporan masyarakat terkait kemunculan dua hingga tiga ekor satwa liar yang memiliki nama ilmiah Helarctos malayanus dalam sepekan terakhir.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Satwa liar dilindungi tersebut dilaporkan muncul di antara kandang-kandang lebah madu yang diternakkan warga setempat di sebuah kebun sawit.

“Tim BBKSDA Riau usai menerima laporan penampakan sejumlah beruang madu di Desa Penarikan tersebut langsung bergerak cepat turun ke lokasi pada Senin lalu,” ujar Pelaksana tugas Kepala BBKSDA Riau, Hartono, Jumat (3/6).

Dia mengungkapkan, bahwa satwa itu terpantau berada di lokasi peternakan madu milik Tengku Feri Remu, yang terletak di perkebunan sawit milik Ujang Walet.

Menurut informasi yang diterima tim, Hartono mengatakan, kemunculan beruang pertama kali dilihat Yanto, seorang penjaga kotak lebah madu pada Senin (30/5).

Berdasarkan laporan Yanto, sekitar 2 hingga 3 beruang madu diduga sudah berkeliaran di sekitar lokasi ternak lebah madu itu dua pekan ke belakang.

Akibat hal itu, ujar Hartono, masyarakat sekitar menjadi takut dan merasa resah sampai akhirnya meminta bantuan BBKSDA Riau.

Menangggapi laporan warga Desa Penarikan, pihak BKSDA pun mengirim Tim Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I untuk mitigasi.

“Kepala desa menyampaikan dan memohon agar kami segera menangkap beruang tersebut agar tidak terjadi korban baik dari masyarakat maupun beruang madu,” jelasnya.

Sesampainya di sana, tim pun mengecek dan memeriksa lokasi yang dimaksud. Hasilnya, mereka mendapati jejak dan kerusakan pada kotak lebah madu.

“Tim menganalisa bahwa dugaan kuat memang akibat adanya aktivitas beruang madu di sekitar lokasi tersebut,” ungkap Hartono.

Selain itu, rekaman gambar yang diterima oleh tim BKSDA memperkuat dugaan dua atau tiga ekor satwa liar beruang yang datang.

Untuk mengantisipasi konflik, tim menyampaikan agar dilakukan pemagaran menggunakan seng dengan posisi alur berdiri dan rapat, serta memasang bunyi-bunyian dari kaleng bekas susu yang diikat ke sekeliling tempat penyimpanan kotak lebah.

Tujuan hal itu dilakukan adalah untuk mencegah beruang memanjat atau masuk ke lahan penyimpanan kotak lebah madu tersebut.

“Tim juga meminta agar warga tidak anarkistis terhadap satwa dilindungi karena dapat dikenai sanksi hukum,” pungkasnya.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments