Dua Gajah Sumatra Masuk Desa untuk Menghindari Banjir

Gardaanimalia.com - Dua ekor gajah sumatra liar masuk permukiman warga di Desa Makmur (SP 6), Kabupaten Pelalawan, Riau, Senin (8/1/2024).
Kedua gajah jantan bernama ilmiah Elephas maximus sumatranus tersebut diduga masuk permukiman karena habitat aslinya terendam banjir.
Kedua gajah merupakan bagian dari populasi kantong gajah Tesso Utara. Menurut Kepala Bidang KSDA Wilayah I BBKSDA Riau Andri Hansen Siregar, keduanya terpisah dari kelompok mereka.
"Hingga masuk ke Desa Makmur melalui jalur lintasannya di wilayah Desa Segati, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan," terang Andri dalam keterangan tertulis kepada Garda Animalia, Jumat (12/1/2024).
Andri mengatakan, kedua gajah sumatra telah memasuki permukiman masyarakat sejak dua pekan lalu.
Merespons kejadian ini, pihak BBKSDA Riau, aparat desa, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas berusaha menggiring satwa kembali ke habitatnya.
Akan tetapi, usaha itu terhambat karena banyak masyarakat berkerumun untuk melihat dua individu satwa endemik Pulau Sumatra itu.
"[Tim gabungan] mencoba untuk memberikan pengertian dan sosialisasi kepada warga untuk tidak mendekati satwa gajah liar, tetapi warga tidak merespons pengarahan petugas," kata Andri.
Mempertimbangkan kondisi tersebut, akhirnya tim memutuskan untuk sekadar memantau pergerakan gajah sembari mengamankan masyarakat.
"Bila kami memaksakan untuk mendesak gajah keluar, hal ini akan membuat gajah liar panik dan bergerak tak tentu arah. Bahkan berisiko menyerang warga serta merusak bangunan atau rumah di sekitarnya," sambung Andri.
Habitat Gajah Sumatra yang Hilang
Menurut Andri, ini merupakan pertama kalinya mamalia besar itu masuk ke permukiman semenjak Desa Makmur berdiri. Sebelumnya, wilayah tersebut dahulu merupakan habitat gajah.
"Dalam sejarahnya, di era tahun 1980-1990, wilayah ini merupakan habitat gajah," katanya. Akan tetapi, pembangunan di wilayah tersebut membuat habitat gajah berangsur susut.
Andri juga menjelaskan, gajah sumatra merupakan satwa yang memiliki mobilitas dan daya ingat tinggi terhadap lokasi-lokasi yang pernah mereka datangi.
"Jadi, bagi kami orang konservasi, kemunculan gajah di Desa Makmur ini bukan hal yang aneh atau hal yang baru," sambungnya.
Penyusutan habitat tersebut ditengarai mengakibatkan satwa asal Sumatra ini rentan masuk ke dalam permukiman ketika terjadi banjir.
"Sepemantauan kami, habitat gajah yang masih berhutan saat ini tergenang air," terang Andri.
Menurutnya, banjir tersebut disebabkan oleh daya tampung dan daya dukung sungai yang tidak mampu lagi menerima dan mengalirkan air saat curah hujan tinggi.
"Kondisi inilah yang menyebabkan satwa-satwa keluar untuk mencari wilayah yang lebih tinggi dan tidak digenangi air dalam rangka mempertahankan hidupnya," pungkas Andri.
Saat ini, gajah telah bergeser menuju perkebunan sawit milik perusahaan. Pihak BBKSDA Riau telah berkoordinasi dengan Damkar, BPBD, Kepolisian, dan TNI di sekitar lokasi kejadian untuk memantau pergeserannya.

Buntut Konflik di Riau, Harimau Masuk Boxtrap untuk DIevakuasi
22/03/25
Bayi Gajah yang Tersesat di Kebun Sawit Dievakuasi ke PLG Minas
11/03/25
Seekor Beruang Madu Terluka Akibat Jerat di Kawasan Konservasi Riau
11/03/25
Bermula dari Berita Viral, Enam Warga Ditangkap karena Bunuh Harimau Sumatera
06/03/25
Seekor Kukang Sumatera Dilepasliarkan setelah Setahun Dipelihara Warga
03/03/25
Lima Satwa Dilindungi Dilepasliarkan di Kawasan Konservasi Riau
16/10/24
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura

Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan

Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi

Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon

Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta

Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!

Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya

WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado

Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung

Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan

Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI

Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam

Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU

Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa

Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana

Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka

Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun

Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet

Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan

Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
