Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Hiu Paus Ternyata Berperan Penting Lawan Pemanasan Global

3004
×

Hiu Paus Ternyata Berperan Penting Lawan Pemanasan Global

Share this article
Hiu Paus Ternyata Berperan Penting Lawan Pemanasan Global
Hiu Paus. Foto: Pixabay/skeeze

Penulis: Sarah Sjafina, Kontributor Garda Animalia


Gardaanimalia.com – Hiu paus ternyata memiliki peran penting dalam memitigasi penumpukan karbon yang menyebabkan pemanasan global dengan menyerap karbon dioksida (CO2) yang ada di atmosfir.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Perannya yang besar terancam oleh aktivitas perburuan dan pencemaran laut. Hal ini mendorong pemerintah untuk mengeluarkan peraturan khusus terkait satwa ini. Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 18/Kepmen-KP/2013, hiu paus merupakan satwa yang dilindungi dari berbagai aktivitas ekstraktif sejak 20 Mei 2013. Aktivitas pemanfaatan bagian-bagian tubuh hiu paus dilarang secara hukum di Indonesia. Status kepunahan ikan ini juga meningkat satu level dari Rentan menjadi Genting menurut catatan Daftar Merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) pada 2016.

Hiu paus ditemukan dapat menelan hingga 63 lembar plastik per jam pada musim hujan di Indonesia, berdasarkan hasil riset penelitian dari Aquatic Megafauna Research Unit. Jenis ikan terbesar di dunia dengan panjang 12,65 meter dan berat 12,5 ton ini menyedot plankton sebagai makanan pokok. Sekitar 5,25 triliun sampah plastik yang dibuang ke laut setiap tahun dapat ikut tertelan hiu paus. Sampah plastik dapat mengakibatkan gangguan fungsi sistem reproduksi hiu, berujung pada keracunan dan kematian.

Faktanya, ekosistem kehidupan laut memiliki peran penting dalam menstabilisasikan iklim bumi. Selain menjadi sumber pangan dan mata pencaharian, interaksi berbagai jenis spesies laut dapat meregulasi jumlah karbon dioksida yang ada di atmosfir dengan menyerap 30% emisi global. International Whaling Commission (IWC) menyampaikan mekanisme ekosistem laut ini dikenal dengan istilah “karbon ikan.”

Baca juga: Pentingnya Perlindungan Hiu Seiring Tren Penangkapan yang Meningkat

Mengurangi Karbon

Dalam jangka waktu hidupnya, hiu pemakan plankton ini memiliki peran penting mengurangi penumpukan karbon. Berdasarkan temuan studi bersama antara The University of Maine dan The Gulf of Maine Marine Research Institute, aktifitas ekstraktif terhadap hiu paus beserta satwa berukuran besar lainnya dapat mengurangi jumlah penyimpanan karbon di dalam populasi laut. Kematian alamiah hiu yang jatuh ke dasar laut membawa karbon yang telah tersimpan dalam tubuh satwa ini. Sebaliknya, kematian hiu yang disebabkan aktifitas ekstraktif dan pencemaran laut berpotensi melepaskan kembali emisi karbon yang sudah tersimpan di dalam laut ke atmosfir.

Konservasi spesies vertebrata laut berukuran besar, termasuk jenis hiu paus, sangat dihimbau menjadi prioritas teratas dalam upaya konservasi, menurut para peneliti The University of Maine. Potensi ikan ini dalam penyerapan karbon sangat signifikan. Dibandingkan dengan fitoplankton yang memiliki jangka hidup harian, hiu paus dan jenis ikan besar lainnya hidup hingga satu dekade.

Jumlah karbon yang terkumpul di dalam tubuh mereka tersimpan sepanjang hidupnya dari atmosfir. Rata-rata, tiap hiu dapat menyerap hingga 33 ton karbon dioksida.  Jumlah itu setara dengan mengurangi kandungan karbon di atmosfir hingga ratusan tahun. Melindungi keseimbangan populasi hiu bertubuh totol ini bisa menjadi suatu inovasi dalam memitigasi krisis iklim seperti yang disampaikan peneliti dalam Paris Agreement.

Keunggulan hiu paus ini juga terkenal dalam menjadi pusat atraksi ekowisata di Derawan, Kalimantan. Para wisatawan dapat menyelam pada waktu tertentu ketika hiu muncul selama bulan baru sebelum kembali ke daerah terlindung di sekitar Talisayan, dua jam perjalanan dari Derawan.

Nelayan lokal menyebut hiu paus sebagai Labetti atau ‘Si Bintik’. Satwa laut ini dipercayai dapat membawa keberuntungan seiring dengan kemunculannya yang diikuti dengan penangkapan ikan yang baik. Si bintik ini menjadi simbol kebanggaan tersendiri bagi masyarakat lokal di Derawan, Kalimantan.

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments