Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Keempat Kalinya, Bayi Orangutan Ditemukan Tanpa Induk di Melawi

813
×

Keempat Kalinya, Bayi Orangutan Ditemukan Tanpa Induk di Melawi

Share this article
Bayi orangutan kalimantan betina berusia 3-4 bulan yang diselamatkan warga dan diteruskan kepada pihak BKSDA Kalimantan Barat. | Foto: Seksi Konservasi Wilayah II Sintang BKSDA Kalimantan Barat
Bayi orangutan betina yang diselamatkan warga dan diserahkan kepada BKSDA Kalimantan Barat. | Foto: Seksi Konservasi Wilayah II Sintang BKSDA Kalimantan Barat

Gardaanimalia.com – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat menyelamatkan satu individu bayi orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) di Dusun Kuala Belian, Desa Paal, Kecamatan Kuala Pinoh, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat.

Evakuasi bayi tanpa induk itu terjadi pada Selasa (9/7/2024).

Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Sintang menerima bayi orangutan berjenis kelamin betina tersebut setelah mendapat laporan dari Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) unit Kabupaten Melawi.

“Setelah mendapati laporan, tim WRU didampingi tenaga medis Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang (YPOS) melakukan verifikasi laporan dan melakukan tindakan penyelamatan di hari yang sama,” kata Kepala SKW II Sintang Joko Mulyo Ichtiarso kepada Garda Animalia, Senin (15/7/2024)

Hasil pemeriksaan menunjukkan, secara umum orangutan berusia sekitar tiga bulan tersebut dalam kondisi sehat. Akan tetapi, terdapat sedikit luka gesekan di tangan.

Bayi orangutan kemudian dititip rawat sementara di Pusat Rehabilitasi YPOS untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Penemuan Bayi Orangutan di Dekat HPH

Sebelum dievakuasi pihak berwenang, bayi orangutan ini ditemukan oleh seorang warga bernama Dimas yang sedang mengambil damar, Selasa (9/7/2024).

Kepada petugas, Dimas mengaku mendengar suara tangisan bayi di sekitar hutan di pinggir sungai. Setelah diperiksa, rupanya ia mendapati seekor anak orangutan.

Dimas bertutur, ia tidak menemukan keberadaan sang induk. Oleh karena itu, ia berinisiatif menyelamatkan bayi orangutan dan membawanya ke kediamannya.

Lebih lanjut, Joko menerangkan lokasi penemuan satwa dilindungi ini dekat dengan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) PT Erna Djuliawati dan berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR).

“Lokasi penemuan bayi ini ditemukan sekitar hutan wilayah PT Erna Djuliawati. Jaraknya sekitar sebelas jam dari kediaman Dimas menggunakan transportasi air. Masih hutan rimbun,” katanya.

Dalam periode 2023 sampai Juli 2024, sudah ada lima kali penyelamatan bayi orangutan di Kabupaten Melawi dan Kapuas Hulu.

Seluruhnya berupa penyerahan dari masyarakat dengan rentang usia satwa yang ditemukan kurang dari satu tahun atau kurang lebih satu tahun. Dua di antaranya ditemukan di dekat hutan wilayah PT Erna Djuliawati.

“Kami akan lakukan sterilisasi lokasi, lingkungan tempat bayi orangutan itu ditemukan. Mengetahui lokasinya seperti apa,” ujar Joko.

Data temuan bayi orangutan di Kabupaten Melawi dan Kapuas Hulu.

Joko mengurai, terdapat dua kemungkinan mengapa bayi primata tersebut tidak bersama induknya. Pertama, terjatuh dari gendongan induknya. Kedua, terdapat tindak kejahatan terhadap induk orangutan. 

Sebab, ia melanjutkan, animal behaviour dari orangutan sangat menyayangi anaknya. Sang anak akan bersama induknya selama 7 sampai 8 tahun dan tidak akan jauh-jauh dari induk.

“Sejauh ini kami menduganya antara dua itu, antara jatuh atau adanya potensi tindakan kejahatan pada induk. Induknya diburu, anaknya jatuh. Terdapat tekanan dari masyarakat, tidak disediakan koridor untuk tempat tinggalnya,” ucap Joko.

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments