Melihat Parahnya Kerusakan Lautan Lewat Seaspiracy

Gardaanimalia.com - Salah satu ancaman terbesar terhadap keanekaragaman hayati laut saat ini adalah overksploitasi lautan oleh industri perikanan. Praktik eksploitasi ini telah menjadi penyebab paling dominan atas hilangnya sebagian besar spesies laut. Praktik ini juga membahayakan miliaran orang yang bergantung kepada makanan laut sebagai satu-satunya sumber protein.((EDF. Overfishing: the most serious threat to our oceans. https://www.edf.org/oceans/overfishing-most-serious-threat-our-oceans))
Pada Maret 2021 lalu, sebuah film dokumenter berjudul Seaspiracy menunjukkan lebih jauh tentang seberapa besar kerusakan ekologi yang ditimbulkan oleh overeksploitasi lautan. Film ini menggambarkan bagaimana setiap tahun ada kurang lebih 50 juta ikan hiu, lumba-lumba, dan kehidupan laut lainnya yang terbunuh akibat bycatch atau tangkapan sampingan yang tidak diinginkan.
Film yang dirilis Netflix ini juga menunjukkan bahwa tiap tahunnya sekitar 2,7 triliun ikan ditangkap di seluruh dunia, atau kurang lebih lima juta ikan dibunuh setiap menit, hanya untuk memenuhi kebutuhan industri makanan laut.((The Sun UK. Seaspiracy shows 30,000 sharks killed an hour, salmon with ‘chlamydia’, & slavery at sea. https://www.thesun.co.uk/news/14488312/seaspiracy-netflix-documentary-over-fishing-seafood-industry/)) Dr Sylvia Earle, pakar biologi dan penjelajah laut terkemuka yang ikut tampil dalam Seaspiracy, memperingatkan jika overeksploitasi ini tidak dikendalikan, maka dalam pertengahan abad ini tidak akan ada lagi ikan di lautan. Pada akhirnya hal ini juga akan mematikan aktivitas ekonomi kelautan global.((https://www.ecowatch.com/commercial-fishing-netflix-documentary-2651331648.html#toggle-gdpr))
Ali Tabrizi, pencipta film ini, juga menampilkan krisis-krisis lain akibat eksploitasi lautan, seperti sampah laut, ghost net (alat tangkap ikan yang hilang atau tidak terpakai), hingga penggunaan pukat atau trawl bawah laut yang tidak terkendali.((Grace Back, Elle Australia. Netflix’s New Documentary ‘Seaspiracy’ Is As Eye-Opening As It Is Terrifying https://www.elle.com.au/culture/netflix-seaspiracy-plot-cast-details-release-date-24916)) Ia mengklaim bahwa sampah dan peralatan tangkap yang tidak terpakai di lautan menjadi penyebab utama atas kematian lumba-lumba, paus, dan penghuni laut lainnya.
Baca juga: Kenali 4 Jenis Ikan Belida yang Dilindungi
Ali juga menyatakan bahwa overeksploitasi lautan lebih merusak dan mematikan daripada deforestasi. Ia menunjuk industri perikanan negara-negara besar yang menjadi pelaku utama atas lenyapnya sebagian besar kehidupan laut dan keruntuhan ekosistem samudera.((The Guardian. Seaspiracy shows why we must treat fish not as seafood, but as wildlife. https://www.theguardian.com/commentisfree/2021/apr/07/seaspiracy-earth-oceans-destruction-industrial-fishing))
Film ini sudah dilihat oleh jutaan orang di seluruh dunia dan menjadi salah satu dari 10 film dokumenter teratas dari Netflix. Kapten Paul Wilson, Pendiri Sea Shepherd Conservation Society, menyatakan bahwa film ini sangat brilian karena dapat menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi saat ini di lautan.
Profesor Callum Roberts, pakar oseanografi dan biologi laut University of Exeter, juga menyambut positif film ini, dan meminta kepada orang-orang di seluruh dunia untuk memikirkan ulang praktek perikanan modern, untuk menghindari ramalan hilangnya ikan dari lautan dunia, yang dipaparkan dalam film ini.
Film ini dapat menjadi media pembelajaran yang signifikan untuk memahami bahaya industri perikanan yang agresif. Film ini juga dapat dijadikan bahan diskusi dan pertimbangan para pelaku perdagangan perikanan untuk merombak ulang aktivitas yang tidak hanya mengancam kehidupan para makhluk lautan, namun juga mengancam kehidupan mereka sendiri di masa mendatang.
Seaspiracy mengingatkan kembali dengan keras bahwa overeksploitasi lautan tidak hanya mengancam keberlangsungan hidup para makhluk laut, namun juga mereka yang menggantungkan hidupnya dari lautan, yakni seluruh umat manusia.

Seorang Pria Paruh Baya Ditangkap setelah Ketahuan Berdagang Penyu

Macan Dahan yang Masuk Gudang di OKU sudah Dievakuasi
![Berpacu dengan Kepunahan [3]](https://gardaanimalia.cloudapp.web.id/uploads/1742879417_fd2dc5f16700a5b9fff5.jpg)
Berpacu dengan Kepunahan [3]
![Ambulans untuk Harimau Sumatera [2]](https://gardaanimalia.cloudapp.web.id/uploads/1742875241_b9bd802809c6c35df99a.jpg)
Ambulans untuk Harimau Sumatera [2]
![Bisnis Cuan Berbalut Kepahlawanan [1]](https://gardaanimalia.cloudapp.web.id/uploads/1742875243_39937082cc8949808434.jpg)
Bisnis Cuan Berbalut Kepahlawanan [1]

Belasan Gajah Liar Masuk Sawah, Warga Berharap ada Solusi

Dua Opsetan Tanduk Rusa Diamankan di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon

Akan Dibawa ke Pulau Jawa, 34 Burung Diamankan di Sampit

FATWA: Komodo Malas Merantau!

Petugas Gabungan Sita 72 Satwa Dilindungi di Mimika

Buntut Konflik di Riau, Harimau Masuk Boxtrap untuk DIevakuasi

Teka-Teki Keberadaan Baza Hitam si Predator Cilik

Gakkum Beroperasi, Puluhan Tengkorak Satwa Liar jadi Barang Bukti

FOTO: Perbedaan Orangutan Tapanuli dan Orangutan Sumatera

Labi-labi Ditemukan di Pulau Bawean, BKSDA: Penting untuk Terus Dijaga

Sebanyak 5 Penyu Diamankan dari Penyelundupan, 1 dalam Kondisi Stres

FATWA: Satwa yang 'Bangkit dari Kepunahan'

BKSDA Turun Tangan Pantau Harimau yang Melintasi Kebun

Lima Peniaga Kulit dan Tulang Harimau Diciduk Polisi

Bangkai Paus Terdampar di Simeulue, Evakuasi Terkendala Kondisi Pantai
