Memahami Bahaya Polusi Suara di Bawah Laut

3 min read
2021-09-24 13:43:12
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Kemajuan teknologi memberikan banyak manfaat yang dapat dirasakan manusia termasuk berkembangnya teknologi di lautan. Namun, apakah perkembangan tersebut dapat terus memberikan manfaat tanpa menimbulkan kerugian?

Perkembangan teknologi kelautan tidak luput dari munculnya dampak negatif. Salah satunya adalah pencemaran di laut seperti pencemaran air akibat zat buangan, pencemaran udara, bahkan pencemaran suara. Pencemaran atau polusi suara di laut menjadi salah satu isu yang menarik untuk dibicarakan sebab dampak yang diberikan cukup berarti terutama terhadap mamalia laut.

Industrialisasi, penambahan jumlah kapal, anjungan minyak lepas pantai, serta peningkatan penggunaan sonar dalam navigasi dan riset menambah polusi suara yang ada dalam lingkungan laut. Polusi suara di laut menjadi salah satu faktor utama menurunnya populasi mamalia laut karena mamalia memiliki sensor suara yang sangat baik. Mamalia laut memiliki batas toleransi frekuensi tertentu sehingga mereka dapat mendengar suara. Jika suara yang di dengar memiliki frekuensi di luar batas toleransi mereka, maka akan muncul gangguan bagi mamalia laut tersebut.

Cara Mamalia Laut Memanfaatkan Suara


Pada kedalaman 200 meter di laut, cahaya matahari tidak lagi ditemukan. Hal ini membuat mamalia  laut yang berada di kedalaman tersebut mengalami kesulitan untuk mengetahui keadaan lingkungannya. Pada akhirnya mereka hanya mengandalkan suara dibandingkan cahaya seperti mamalia lain pada umumnya. Kemampuan mendeteksi lingkungan sekitar ini disebut sebagai ekolokasi. Mamalia laut akan memproduksi suara dengan frekuensi yang beragam serta mendeteksi echo atau membedakan suara asli yang merambat dan suara pantulan dari sekitar.

Baca juga: Bencana yang Terjadi Jika Serangga Punah dari Muka Bumi

Mamalia laut seperti paus juga menghasilkan suara dengan frekuensi rendah untuk melakukan migrasi. Dalam melakukan komunikasi, mereka menggunakan suara dengan sinyal akustik tertentu. Sinyal ini memiliki frekuensi yang berbeda tergantung kebutuhan serta keadaan lingkungan. Komunikasi memiliki peran penting dalam kehidupan mamalia laut untuk melakukan seleksi intraseksual, seleksi interseksual, memandu anak, memandu kelompok, pengenalan individu, dan menghindari bahaya.

Sumber Polusi Suara di Laut


Sumber polusi suara terbagi menjadi dua kategori besar yaitu polusi yang dihasilkan secara alami dan antropogenik. Polusi suara secara alami berasal dari berbagai sumber alam seperti gelombang permukaan, hujan, badai, celah es, petir, gempa bumi, dan mata air hidrotermal. Sedangkan sumber polusi suara antropogenik berasal dari sumber buatan manusia seperti kebisingan dari kapal dagang dan kapal pesiar, sonar navigasi, survei seismik, dan aktivitas pantai seperti meriam seismik udara yang digunakan untuk mencari cadangan minyak dan gas di kedalaman laut.

Tingkat kebisingan antropogenik ini telah berlipat ganda setiap dekade selama 60 tahun terakhir karena industrialisasi yang terus maju. Kapal yang beroperasi di laut memiliki kebisingan hingga 1000 Hz. Hal ini menimbulkan white noise yang dapat menghalangi komunikasi antar mamalia laut. Sedangkan pada pengeboran minyak dan gas bumi yang menggunakan airguns akan menghasilkan suara samapai dengan intensitas 255 desibel.

Dampak Polusi Suara Bagi Mamalia Laut


Sebuah penelitian dilakukan dan didapatkan hasil bahwa kebisingan suara di laut menimbulkan dampak buruk dalam jangka pendek dan jangka panjang bagi mahluk hidup di dasar laut. Pada dampak jangka pendek mereka akan kesulitan memangsa makanan, bersosialisasi, serta  mengalami perubahan perilaku. Dampak tersebut menyebabkan  mamalia  laut  berpindah  dari habitatnya  sendiri.

Pada dampak jangka panjang hal tersebut dapat memicu stress, kelemahan, dan bahkan kesulitan saat melahirkan (Agus Supangat, 2006).  Sama halnya dengan manusia, munculnya stress pada mamalia laut memudahkan mereka terserang berbagai penyakit dan dapat menurunkan tingkat kelangsungan hidup. Dampak lainnya dapat dirasakan oleh beberapa jenis kura-kura yang sangat sensitif terhadap  suara airguns.

Solusi yang Dapat dilakukan


Dalam menangani hal ini solusi yang dapat dilakukan adalah melakukan pertambangan dan eksplorasi dengan memperhatikan dampak ekologi, melakukan identifikasi, dan menghindari lokasi yang menjadi area berkembang biak mamalia. Hal lain yang dapat dilakukan adalah menggunakan peredam suara mesin pada kapal yang melintas serta membuat regulasi terkait batas tingkat kebisingan yang dapat dikeluarkan oleh kapal.

Tags :
polusi suara laut mamalia laut
Writer:
Pos Terbaru
Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa
Liputan Khusus
13/05/25
Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede
Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede
Berita
13/05/25
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Berita
09/05/25
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Berita
09/05/25
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Berita
09/05/25
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Berita
06/05/25
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Berita
06/05/25
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Berita
06/05/25
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Berita
05/05/25
WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado
Berita
02/05/25
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
Berita
02/05/25
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan
Berita
02/05/25
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI
Berita
02/05/25
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
Berita
30/04/25
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
Berita
30/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa
Liputan Khusus
29/04/25
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana
Berita
29/04/25
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka
Berita
28/04/25
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun
Berita
28/04/25
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet
Berita
27/04/25