[caption id="attachment_15952" align="aligncenter" width="849"] Seekor macan kumbang terekam dalam kamera trap yang dipasang BKSDA Jawa Tengah di Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap. | Foto: Antara/HO-BKSDA Jawa Tengah[/caption]
Gardaanimalia.com - Jumlah macan kumbang (Panthera pardus melas) di kawasan Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi (TBGMK), kini tersisa belasan ekor.
Menurunnya populasi satwa dilindungi tersebut diungkap melalui catatan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat.
Sebelum itu, macan kumbang di kawasan tersebut diketahui berjumlah 12 ekor. Namun, satu ekor mati setelah berkonflik dengan warga di Kabupaten Sumedang.
Wilayah TBGMK merupakan kawasan yang beririsan dengan tiga daerah sekaligus, yaitu Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Bandung.
Kepala Sub Bagian Humas BKSDA Jawa Barat, Halu Oleo mengatakan, macan adalah satwa yang menduduki rantai teratas dalam puncak rantai makanan di kawasan TBGMK.
Ia mengungkapkan, menurut hasil monitoring sejauh ini jumlah spesies macan kumbang di kawasan seluas 12.420 hektare tersebut ada sekitar 11 ekor.
"Estimasi berdasarkan monitoring perjumpaan, laporan dari berbagai sumber dan dianalisa dari bukti jejak dan kamera trap ada sekitar 11 ekor yang terdiri dari anakan dan indukan," jelasnya, Kamis (15/9).
Namun, lanjutnya, angka populasi tersebut masih perlu diteliti lagi. "Jumlah itu bisa lebih karena macan kumbang ini kan liar dengan daya jelajahnya cukup luas," papar Halu.
Dirinya menilai, jumlah satwa dilindungi tersebut terbilang cukup stabil dengan luasan yang dimiliki oleh kawasan TBGMK.
"Dengan luasan itu masih stabil. Artinya kalau untuk satu ekor macan kumbang itu memiliki daya jelajah sekitar 70 hektare atau 700 hektare daerah jelajah," ujarnya.


Garda Animalia
Belum ada deskripsi