Populasi Menurun, Perdagangan Kukang Masih Terus Berlangsung

3 min read
2021-03-09 17:26:38
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Kukang (Nycticebus spp.) merupakan satu-satunya primata nokturnal yang beracun. Terdapat sembilan jenis spesies kukang (genus Nycticebus) yang ada di dunia dan tujuh di antaranya terdapat di Indonesia, yaitu Nycticebus javanicus di Jawa, N. hilleri, N.bancanus, N. coucang di Sumatra dan N. borneanus, N. kayan, N. menagensis di Kalimantan. Tiga di antaranya yaitu N. coucang, N. menagensis dan N. javanicus dilindungi dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature) seluruh spesies dari kukang ini mengalami penurunan populasi dikarenakan hilangnya habitat, pemanfaatan kukang sebagai obat-obatan dan tingginya perdagangan ilegal kukang di daerah lokal dan secara nasional.

Perdagangan kukang dilakukan secara online dan offline. Sosial media seperti Facebook dan Whatsapp merupakan platform yang sering digunakan untuk perdagangan secara online. Pada tahun 2018, Little Fireface Project mendapati bahwa rata-rata 43 kukang jawa ditawarkan di forum online dengan peningkatan 13 individu per bulan dibandingkan dari tahun 2017. Penggunaan kukang sebagai properti foto dan memamerkannya di media sosial juga merupakan salah satu hal yang mendukung pedagang untuk terus mengusahakan adanya stok untuk hewan ini.

Sementara itu, perdagangan offline masih terjadi di pasar hewan. Beberapa contoh pasar hewan di Jawa yang pernah memperniagakan satwa dilindungi ini adalah Pasar Pramuka, Pasar Barito, dan Pasar Jatinegara di Jakarta, Pasar Sukahaji di Bandung, dan Pasar Mawar di Garut.

Baca juga: Mengagumi, Jangan Sampai Menyakiti

Pada tahun 2012, berdasarkan penelitian V. Nijman, perdagangan kukang jawa menurun di pasaran. Namun, ada peningkatan sebanyak empat kali lipat pada perdagangan kukang sumatra. Tren ini dipengaruhi oleh oleh semakin sulitnya kukang jawa untuk didapatkan oleh pedagang. Namun, menurut IAR, perdagangannya tetap ada hingga tahun 2020.

Sebagai primata yang memiliki racun, pedagang seringkali memotong gigi bawah kukang untuk menghindari diri dari gigitan beracunnya atau untuk menghindari kukang saling menggigit selama dalam transportasi. Padahal memotong gigi bawah dari kukang ini sangat berpengaruh untuk kukang ke depannya.

Mereka yang masih hidup tidak dapat lagi dilepasliarkan karena tidak dapat mencari makanan kesukaan mereka yaitu getah pohon. Selain itu mereka tidak dapat melakukan grooming atau social grooming yang membutuhkan gigi bawah mereka untuk membersihkan diri.

Jadi, jangan jadikan kukang sebagai hewan peliharaan atau membeli kukang dengan alasan untuk "menyelamatkan" mereka. Semakin banyak pembeli maka semakin banyak juga penjualannya. Itu berarti perburuan kukang dan tindakan keji pemotongan gigi juga akan terus berlangsung. Apabila mengetahui perdagangan kukang, segeralah melaporkannya kepada pihak berwajib. Jika ingin ikut menyelamatkan dan melestarikan, maka jangan beli atau pelihara primata ini.

Tags :
kukang kukang jawa kukang sumatera perdagangan kukang
Writer:
Pos Terbaru
Seri Macan Tutul Jawa: Agung Ganthar Kusumanto, Macan Tutul itu Keren!
Seri Macan Tutul Jawa: Agung Ganthar Kusumanto, Macan Tutul itu Keren!
Liputan Khusus
16/04/25
[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur
[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur
Berita
16/04/25
Uji Lab Buktikan Keaslian Cula Badak asal Tiongkok yang Disita di Manado
Uji Lab Buktikan Keaslian Cula Badak asal Tiongkok yang Disita di Manado
Berita
16/04/25
Seri Macan Tutul Jawa: Mengamati Macan Tutul dari Prau sampai Sanggabuana
Seri Macan Tutul Jawa: Mengamati Macan Tutul dari Prau sampai Sanggabuana
Liputan Khusus
15/04/25
Hendak Jual Cula Badak dan "Kerupuk Udang", Empat Tersangka Diringkus Polisi
Hendak Jual Cula Badak dan "Kerupuk Udang", Empat Tersangka Diringkus Polisi
Berita
15/04/25
Orangutan Terpotret di Jendela Rumah di Thailand, Polisi Rencanakan Investigasi
Orangutan Terpotret di Jendela Rumah di Thailand, Polisi Rencanakan Investigasi
Berita
14/04/25
Jejak Buaya Muara Pulau Bacan: Didagangkan Hidup-Hidup ke Negeri Singa
Jejak Buaya Muara Pulau Bacan: Didagangkan Hidup-Hidup ke Negeri Singa
Liputan Khusus
14/04/25
Puluhan Anak Penyu Belimbing Dilepas di Pantai Along, Aceh
Puluhan Anak Penyu Belimbing Dilepas di Pantai Along, Aceh
Berita
11/04/25
FATWA: Evolusi Ubur-Ubur di Danau Kakaban
FATWA: Evolusi Ubur-Ubur di Danau Kakaban
Edukasi
11/04/25
Gajah Mati di Sawah Warga, Kabel Listrik Ditemukan di Sekitar Lokasi
Gajah Mati di Sawah Warga, Kabel Listrik Ditemukan di Sekitar Lokasi
Berita
11/04/25
Berkarya dengan Visi: Merekam Kekerasan di Balik Topeng
Berkarya dengan Visi: Merekam Kekerasan di Balik Topeng
Feature
07/04/25
FATWA: Taring Babirusa dapat Membunuh Dirinya Sendiri!
FATWA: Taring Babirusa dapat Membunuh Dirinya Sendiri!
Edukasi
07/04/25
Bangkai Gajah Ditemukan di Perbatasan Kebun Sawit dan TN Gunung Leuser
Bangkai Gajah Ditemukan di Perbatasan Kebun Sawit dan TN Gunung Leuser
Berita
07/04/25
Tiga Opsetan Tanduk Rusa Diamankan saat Arus Balik Mudik
Tiga Opsetan Tanduk Rusa Diamankan saat Arus Balik Mudik
Berita
05/04/25
Seorang Pria Paruh Baya Ditangkap setelah Ketahuan Berdagang Penyu
Seorang Pria Paruh Baya Ditangkap setelah Ketahuan Berdagang Penyu
Berita
26/03/25
Macan Dahan yang Masuk Gudang di OKU sudah Dievakuasi
Macan Dahan yang Masuk Gudang di OKU sudah Dievakuasi
Berita
26/03/25
Berpacu dengan Kepunahan [3]
Berpacu dengan Kepunahan [3]
Liputan Khusus
25/03/25
Ambulans untuk Harimau Sumatera [2]
Ambulans untuk Harimau Sumatera [2]
Liputan Khusus
25/03/25
Bisnis Cuan Berbalut Kepahlawanan [1]
Bisnis Cuan Berbalut Kepahlawanan [1]
Liputan Khusus
25/03/25
Belasan Gajah Liar Masuk Sawah, Warga Berharap ada Solusi
Belasan Gajah Liar Masuk Sawah, Warga Berharap ada Solusi
Berita
25/03/25