Gardaanimalia.com – Upaya melestarikan keberadaan penyu terus dilakukan di Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Pembentukan kelompok konservasi satwa laut tersebut bernama Konservasi Penyu Segoro Lestari. Ini menjadi bukti keseriusan warga setempat dalam menjaga satwa langka tersebut.
Dilansir dari Koran Memo, setidaknya 120 tukik berhasil dilepas di Pantai Serang pada Jumat (21/7/2023).
Tukik tersebut diketahui adalah hasil penetasan dari dua induk yang menepi di Pantai Serang, Kabupaten Blitar pada 25 dan 26 Mei 2023 silam.
Humas Konservasi Penyu Segoro Impron Rosadi menjelaskan, ratusan tukik telah melalui proses inkubasi selama 52 hari sebelum dilepaskan ke laut bebas.
Proses inkubasi juga dilakukan secara hati-hati agar tidak membahayakan keselamatan tukik.
Perlu diketahui, dikutip dari detikJatim, Impron mengatakan bahwa masyarakat setempat sempat menjadikan daging satwa itu sebagai santapan.
“Dulu telur dan daging penyu menjadi konsumsi bagi warga sekitar. Beberapa di antaranya ada yang mereka jual,” ujar Impron, Minggu (23/7/2023).
Namun, setelah mengerti bahwa penyu merupakan satwa dilindungi, warga lalu bekerja sama menjaga dan menyelamatkannya.
Kegiatan pelepasliaran tukik di Pantai Serang sukses menarik perhatian wisatawan lokal hingga mancanegara.
Selain itu, masyarakat yang ikut serta dalam acara pelepasliaran tersebut tidak dikenakan biaya sepeser pun.
“Semua gratis. Namun, kami terbuka bagi siapa saja yang ingin memberikan donasi,” pungkas Impron.
Ia bersyukur sebab kehadiran komunitas konservasi ini mampu menarik wisatawan datang ke Pantai Serang.
Awal Mula Terbentuk Konservasi Penyu
Pada 2015, tiga warga Desa Serang yang terdiri dari Sardi, Jarno, dan Sugianto, mulai merintis kegiatan penyelamatan satwa dilindungi tersebut.
Penyelamatan satwa laut itu mulanya dilakukan dengan mengganti telur yang ditemukan warga. Kemudian berlanjut dengan membuat lubang inkubasi telur di lokasi lain.
Seiring dengan banyaknya telur yang diserahkan oleh warga, pihak desa mulai meresmikan lokasi untuk kegiatan konservasi.
“Baru tahun 2018 lahan milik Perhutani kami pakai secara resmi sebagai pusat Konservasi Penyu Segoro Lestari,” cerita Impron.