Gardaanimalia.com – Seekor harimau sumatera yang ditangkap beberapa waktu lalu di Desa Air Batu, Kabupaten Meringin, Jambi kini tengah menjalani rehabilitasi.
Rahmat, Kepala BKSDA Jambi menyampaikan bahwa rehabilitasi tersebut dilakukan di Tempat Penyelamatan Satwa atau TPS BKSDA Mendalo, melalui republika.com.
Tujuannya untuk merawat dan memulihkan kondisi harimau yang kurus serta luka jerat di kakinya. Pun untuk menjaga insting liarnya tetap ada. Dilansir dari antaranews.com, kondisi harimau tersebut harus prima sebelum dilepasliarkan.
“Saat masuk perangkap, harimau betina dengan panjang sekitar 180 cm itu kondisi badannya kurus dan kaki depan sebelah kanan terdapat luka jerat,” papar Rahmat, Minggu (17/10).
Harimau betina tersebut sebelumnya berhasil ditangkap dengan jerat yang dipasang BKSDA Jambi. Satwa ini dievakuasi karena sebelumnya terlibat konflik dengan warga Kecamatan Renah Pembaharap, Kabupaten Merangin, Jambi.
Perangkap mulai dipasang pada Jumat (15/10) dan berhasil menjebak harimau satu hari kemudian. Harimau yang diperkirakan berusia 10 sampai 12 tahun tersebut memiliki kondisi yang lemah sehingga tidak memerlukan bius sama sekali saat dievakuasi.
Konflik antara harimau dan manusia terus terjadi. BKSDA Aceh mencatat ada 39 konflik yang terjadi sepanjang tahun 2020 dan 18 konflik terjadi pada Januari hingga Maret 2021, Mongabay.co.id.
Harimau sendiri telah ditetapkan berstatus Critically Endangered atau terancam kritis sejak 30 Juni 2008 serta dilindungi oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106 tahun 2018. Hingga saat ini populasinya terus menurun dan tengah menghadapi ancaman kepunahan di alam liar.
