Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Penampakan Satu Banteng Jawa Terakhir di Cagar Alam Pangandaran

2209
×

Penampakan Satu Banteng Jawa Terakhir di Cagar Alam Pangandaran

Share this article
Banteng jawa (Bos javanicus). | Foto: Mongabay
Gambar banteng jawa (Bos javanicus). | Foto: Mongabay

Gardaanimalia.com – Banteng jawa yang merupakan salah satu satwa endemik Indonesia, kini populasinya hanya tersisa satu ekor di Taman Wisata dan Cagar Alam Pananjung Pangandaran.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pangandaran, Uking Iskandar mengungkapkan bahwa beberapa pemicu utama merosotnya populasi banteng jawa lebih disebabkan oleh faktor bencana alam.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Hal tersebut berkaca pada era 80an, lanjut Uking, tepatnya pada tahun 1982 Gunung Galunggung, Tasikmalaya meletus sehingga kawasan Cagar Alam tertutup luapan abu vulkanik.

Maka, tutupan tebal dari material letusan gunung itu membuat area rumput yang menjadi sumber pakan satwa dengan nama ilmiah Bos javanicus tersebut pun lenyap, imbuhnya.

Di mana kondisi tersebut berlangsung berbulan-bulan yang mengakibatkan banteng jawa alami kelaparan bahkan mati, Uking menambahkan.

Selain itu, Uking memaparkan bahwa keberadaan satwa langka di Cagar Alam Pangandaran terus dipantau oleh pihak BKSDA Pandangaran.

“Banyak penyebab kematiannya, yang jelas satu yang tersisa ini kami pantau terus,” ujar Uking dikutip dari Detiknews pada Rabu (11/12).

Adapun penyebab lain di antaranya banteng jawa terperosok ke dasar jurang dan juga tersesat di permukiman penduduk.

Kemudian, Uking menilai bencana tsunami Pangandaran yang terjadi pada tahun 2006 lalu juga turut memberikan dampak buruk bagi kondisi ekosistem cagar alam dan satwa di dalamnya.

Ia pun menyampaikan bahwa banteng jawa betina yang tersisa itu acap kali terlihat bersama dengan dua ekor rusa. “Setiap kali banteng terlihat, selalu ada 2 rusa itu. Kemana-mana bersama, mungkin sudah jadi kelompok,” ujar Uking.

Berkaitan dengan pilihan untuk mendatangkan atau mencari satu ekor banteng jantan pun diakui Uking bahwa ia pesimis dengan hal itu. Karena satwa betina tersebut telah lama tidak bereproduksi. “Kecuali kalau ditambah sepasang lagi. Mungkin bisa berkembang biak,” ucap Uking.

Terlepas dari semua persoalan, Uking mengungkapkan bahwa upaya dan dukungan telah ditunjukkan oleh masyarakat, salah satunya dari anggota partai politik.

Di mana anggota partai tersebut sudah berdiskusi bersama pihak BKSDA untuk merencanakan reintroduksi atau menambah populasi.

Dari upaya tersebut diharapkan masyarakat sekitar pun turut menjaga kelestarian cagar alam Pananjung dengan mencegah terjadinya perburuan terhadap satwa, tutup Uking.

Perlu diketahui bahwa banteng jawa termasuk salah satu satwa yang dilindungi keberadaannya. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.92/2018.

Pun berdasarkan data dari IUCN Red List, saat ini status konservasi banteng jawa ialah terancam punah atau endangered.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments