Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Teknologi Reproduksi Jadi Upaya Cegah Kepunahan Badak Sumatera

1447
×

Teknologi Reproduksi Jadi Upaya Cegah Kepunahan Badak Sumatera

Share this article

 

Teknologi Reproduksi Jadi Upaya Cegah Kepunahan Badak Sumatera
Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis). Foto: badak.or.id

Gardaanimalia.com – Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) kini tengah menghadapi ancaman kepunahan di alam liar. Pada tahun 2019 IUCN menetapkan status satwa ini menjadi Critically Endangered. Status ini berada satu tingkat di bawah Extinct in Wild atau punah di alam liar.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Data terakhir di website iucnredlist.org mencatat bahwa populasi satwa ini terus mengalami penurunan hingga saat ini hanya tersisa 30 individu badak sumatera dewasa di seluruh dunia. Selama empat decade terakhir, penurunan mamalia ini mencapai 90 persen.

Di Indonesia sendiri badak sumatera hanya ada di Kawasan Ekosistem Leuser, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Taman Nasional Way Kambas, dan Kutai Barat. Bahkan, di Taman Nasional Kerinci Seblat satwa ini tak lagi ditemukan, begitu juga di Semenanjung Malaysia.

Sekitar 70 persen populasi yang diselamatkan dari doomed rhined atau populasi yang terisolasi mengalami abnormalitas pada organ reproduksi mereka. Hal ini terjadi karena mereka mengalami Allee effect, yaitu kondisi yang muncul karena populasinya sangat sedikit sehingga sulit untuk melakukan perkawinan di kondisi yang tepat.

Baca juga: 4 Fakta tentang Pemeliharaan Monyet Ekor Panjang

Abnormalitas yang muncul biasanya berupa kista, tumor, serta gagal hamil atau keguguran. Penyakit tersebut disebabkan oleh hormon esterogen yang terlalu lama berada di tubuh sehingga mengganggu proses perkembangan embrio.

Dalam Bincang Hutan Tropis oleh TCFA Sumatera hari Selasa (21/09/2021) Dr. drh. Muhammad Agil, Msc. Agr, yaitu dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB, mengatakan bahwa kita tak punya banyak waktu untuk menyelamatkan badak sumatera. Salah satu hal yang dapat kita gunakan dalam menyelamatkan eksistensinya adalah teknologi Assisted Reproductive Technology atau ART.

ART adalah teknologi reproduksi berbasis sumberdaya genetika yang membantu menghasilkan embrio badak sumatera. Menurut Agil teknologi ini bisa dikembangkan lagi menjadi teknik bayi tabung, penyuntikan sel sperma, atau bahkan teknologi kloning.

“Embrio dapat langsung digunakan ataupun disimpan, kemudian ditransfer pada betina atau induk pengganti di masa depan,” tambah Agil.

Badak sumatera merupakan mono specific genera yaitu hanya ada satu spesies di dalam genus tersebut. Ketika kita kehilangan spesies ini secara praktis kita akan kehilangan genusnya pula.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments