Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

BKSDA Ragu Macan Tutul Mangsa Ternak Warga Jepara

650
×

BKSDA Ragu Macan Tutul Mangsa Ternak Warga Jepara

Share this article
Ilustrasi macan tutul jawa (Panthera pardus melas), satwa dilindungi yang sebarannya mulai dari Provinsi Banten hingga kawasan Taman Nasional Alas Purwo, Jawa Timur. | Foto: Conservation International/BBKSDA Jawa Barat/Rawayan
Ilustrasi macan tutul jawa, satwa dilindungi yang sebarannya mulai dari Provinsi Banten hingga kawasan Taman Nasional Alas Purwo, Jawa Timur. | Foto: Conservation International/BBKSDA Jawa Barat/Rawayan

Gardaanimalia – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah sedang menyelidiki keberadaan macan tutul jawa di Gunung Muria, sebuah gunung bertipe stratovolcano.

Satwa dilindungi bernama ilmiah Panthera pardus melas tersebut diduga memangsa ternak warga Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Rabu (26/10).

pariwara
usap untuk melanjutkan

Kepala BKSDA Jawa Tengah, Darmanto mengungkapkan bahwa kini Resor Konservasi Wilayah (RKW) I Pati Barat sudah diturunkan ke lokasi untuk menindaklanjuti dugaan tersebut.

Menurutnya, kematian ternak milik warga Jepara itu memang diakibatkan oleh hewan buas. Namun, lanjutnya, saat ini tim masih menelusuri penyebab pasti kematian ternak tersebut.

“Melalui Resor Pati sudah melakukan pengecekan ke Desa Tempur. Kami sudah koordinasi, memang ada satwa yang mati di kandang. Tapi belum tahu, apakah itu dimangsa macan tutul atau anjing hutan,” paparnya.

Ia juga menjelaskan bahwa penelusuran tersebut terkendala cuaca. Curah hujan yang tinggi membuat tim kesulitan untuk menelusuri jejak hewan buas tersebut.

“Petugas sudah mengecek ke sana, tapi kejadian tersebut sudah satu hari lebih. Yang pasti di kawasan itu memang ada macan tutul juga anjing liar. Nah anjing liar juga bisa memangsa ternak di kawasan hutan,” terusnya.

BKSDA: Macan Diduga Tidak Keluar Habitat di Musim Hujan

Meski begitu, Ia mengatakan ragu terhadap dugaan macan tutul memangsa ternak warga. Pasalnya, macan tutul tidak akan keluar dari habitat saat musim hujan.

“Ini kan musim hujan, makanya ragu juga. Karena kondisi sekarang lagi musim hujan, namanya hutan pasti tercukupi persediaan pakannya,” ujar Darmanto.

Selanjutnya, Ia bersama tim juga telah melakukan sosialisasi kepada warga Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara untuk memperketat penjagaan hewan ternak.

“Langkah yang diambil saat ini, kami sosialisasi juga ke masyarakat sana. Mereka dikumpulkan, diberi tahu penanganan di kandang, termasuk membuat kandang agar tak mudah dimasuki pemangsa yang diduga macan tutul itu,” tambahnya.

Sebelumnya, ternak warga Desa Tempur juga mati sebanyak tiga ekor, sepanjang bulan Oktober ini. Ketiga kasus tersebut diketahui dari laporan masyarakat yang mendapati ternak mereka mati akibat gigitan dan cakaran hewan buas.

Macan tutul jawa merupakan satwa yang masuk dalam daftar dilindungi sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106 Tahun 2018.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments