Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

BKSDA Tanggapi Video Komodo Melintas di Tebing Vegetasi

1476
×

BKSDA Tanggapi Video Komodo Melintas di Tebing Vegetasi

Share this article
Seekor komodo melintas di Jalan Labuan Bajo-Golo Mori. | Foto: Dok. warga
Seekor komodo melintas di Jalan Labuan Bajo-Golo Mori. | Foto: Dok. warga

Gardaanimalia.com – Seekor komodo tertangkap kamera saat melintas di Jalan Labuan Bajo-Golo Mori di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Sabtu (5/8/2023).

Jalan tersebut merupakan jalur yang menghubungkan Labuan Bajo dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang telah diresmikan Jokowi pada Maret 2023.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Dalam video yang beredar di media sosial, satwa berukuran sedang berjalan di antara vegetasi alami yang ditumbuhi media jaring geomat tepat di bagian tebing.

Terkait hal itu, Kepala BKSDA NTT Arief Muhammad membenarkan bahwa yang terekam dalam video adalah satwa bernama ilmiah Varanus komodoensis.

“Berdasarkan identifikasi atas penampakan fisik satwa pada video, dapat dipastikan satwa tersebut adalah komodo,” ujar Arief, Senin (7/8/2023) dilansir dari Kompas.

Menurutnya, kemungkinan besar satwa memang berasal dari Golo Mori sebab lokasi kemunculan berjarak 11 km dari Cagar Alam Wae Wuul. Jarak tersebut terlalu jauh untuk jelajah harian komodo serta lebih tinggi dari nilai home range.

“Kawasan konservasi habitat komodo terdekat adalah Pulau Rinca di TN Komodo. Namun, dibatasi laut yang cukup jauh kurang lebih 5 kilometer,” imbuhnya.

Alasan lainnya, yaitu berdasarkan hasil monitoring dari kamera trap pada kegiatan ekspedisi komodo di Flores tahun 2015-2018.

Dari 346 kamera yang dipasang, terdapat 85 kamera yang memotret keberadaan satwa dilindungi tersebut, termasuk di Golo Mori. Ada 5-12 individu yang tinggal di Golo Mori.

Golo Mori, Habitat Komodo yang Diminati Wisata

Saat ini, kawasan Golo Mori diketahui menjadi salah satu tempat wisata yang cukup diminati wisatawan.

Sebagai tindakan mitigasi, BKSDA NTT akan segera berkoordinasi dengan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia, Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). Hal ini dimaksudkan untuk cegah konflik antara satwa dengan manusia.

“Koordinasi ini untuk membatasi aktivitas yang berpotensi terjadinya konflik satwa dengan manusia yakni menghindari wisata tanpa guide,” kata Arief.

Arief juga mengimbau warga dan wisatawan untuk menghindari aktivitas feeding. Pihaknya juga memasang rambu-rambu perlintasan satwa.

Selain itu, tanggapan yang sama juga dilontarkan Samaila selaku Kepala Desa Golo Mori. Ia menegaskan bahwa satwa dilindungi itu memang berhabitat di pesisir Golo Mori.

“Bukan dari Rinca, setahu kami komodonya memang asli Golo Mori. Sejak saya kecil bahkan diceritakan oleh orang tua memang ada dari dulu,” ujarnya.

Samaila juga menyebut, Varanus komodoensis di Golo Mori tidak seagresif di TN Komodo dan tidak pernah menyerang manusia.

“Komodo di sini kalau lihat orang, komodonya lari. Tapi kami tetap waspada,” tandas Samaila.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments