Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Elang Jawa dan Surili Jadi Prioritas TN Gunung Merbabu

615
×

Elang Jawa dan Surili Jadi Prioritas TN Gunung Merbabu

Share this article
Ilustrasi elang jawa (Nisaetus bartelsi), salah satu spesies yang menjadi prioritas konservasi di Taman Nasional Gunung Merbabu. | Foto: Eko Prasetyo/Wikimedia Commons
Ilustrasi elang jawa, salah satu spesies prioritas konservasi di Taman Nasional Gunung Merbabu. | Foto: Eko Prasetyo/Wikimedia Commons

Gardaanimalia.com – Elang jawa (Nisaetus bartelsi) dan lutung surili (Presbytis comata) menjadi spesies prioritas konservasi di Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb).

Hal ini diutarakan oleh pihak Balai TNGMb di kegiatan sosialisasi hukum tentang KSDAHE di Desa Kopeng, Kabupaten Semarang pada Selasa (30/1/2024).

pariwara
usap untuk melanjutkan

Menurut Pengendali Ekosistem Hutan Balai TNGMb Jarot Wahyudi, hal ini sesuai dengan kewajiban setiap Balai Taman Nasional untuk menetapkan satwa prioritas.

“Berdasarkan survei dan pembahasan, kami tentukan surili jawa dan elang jawa [sebagai satwa prioritas],” kata Jarot kepada Garda Animalia, Senin (5/2/2024).

Menurut Jarot, pihaknya telah melakukan survei baseline pada 2013 untuk menentukan lokasi persebaran elang jawa dan surili jawa.

Hasilnya, elang jawa ditemukan di Resor Selo dan Resor Ampel, masing-masing berada di lereng selatan dan timur Gunung Merbabu. Sementara itu, surili jawa ditemukan di Blok Pandean, Resort Selo dan di Blok Sikendil, Resort Pakis.

“Jadi, dua lokasi untuk surili jawa, kemudian elang jawa kita temukan di dua lokasi juga,” sambung Jarot.

Ia menjelaskan bahwa populasi surili jawa di TNGMb mengalami peningkatan dari 23 ekor menjadi 35 ekor di tahun ini.

Akan tetapi, tidak ada pertambahan populasi elang jawa yang teramati. Jumlah raptor yang ditemukan setiap tahun cenderung fluktuatif di kisaran dua atau tiga ekor.

Terancam Kebakaran Hutan

Menurut Jarot, kebakaran hutan merupakan ancaman utama bagi keberlangsungan hidup satwa liar di Gunung Merbabu, khususnya surili jawa.

Wilayah tersebut memang kerap mengalami peristiwa kebakaran hutan, seperti pada 2015, 2019, dan Oktober 2023.

“Terakhir 2023 bulan Oktober, Blok Sikendil itu hampir 85 persen habitatnya hangus, jadi [surili jawa] bergeser ke tempat-tempat yang masih tersedia sumber pakannya,” jelas Jarot.

Menurut Jarot, surili jawa kerap berpindah ketika terjadi kebakaran hutan, lalu kembali ke lokasi asal saat sumber pakan mereka sudah tumbuh kembali.

Hal ini terjadi pada 2019. Saat itu surili jawa di Blok Pandean bergeser ke Blok Tulangan akibat kebakaran hutan. Lalu, mereka ditemukan kembali ke Blok Pandean.

Sementara itu, Jarot mengatakan ancaman perburuan dan predator alami di Gunung Merbabu bersifat insignifikan.

Di lain sisi, riset mengenai populasi elang jawa belum selengkap surili jawa. Ini karena belum ditemukan sarang aktif burung di wilayah TNGMb.

“Tantangan kami untuk elang jawa ini belum menjumpai sarang aktifnya. Ini yang agak susah bagi kami di lapangan untuk monitoring,” kata Jarot.

Selain itu, medan lapangan untuk melakukan riset juga sulit, khususnya di daerah Resor Ampel yang menjadi lokasi distribusi elang jawa.

“Kita harus nge-camp, tidak bisa dijangkau pulang pergi,” kata Jarot.

Perlu diketahui, elang jawa dan surili jawa merupakan satwa yang dilindungi dalam Permen LHK Nomor P.106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengategorikan elang jawa sebagai spesies genting (endangered) dan surili jawa sebagai spesies rentan (vulnerable).

Keduanya terancam oleh penyusutan habitat. Saat ini, habitat elang jawa dan surili jawa terbatas pada daerah pegunungan Jawa.

1 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments