Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Elang Jawa di Kota Batu, Tanda Ekosistem Masih Terjaga

868
×

Elang Jawa di Kota Batu, Tanda Ekosistem Masih Terjaga

Share this article
Ilustrasi burung elang jawa. | Foto: Dok. KLHK
Ilustrasi burung elang jawa. | Foto: Dok. KLHK

Gardaanimalia.com – Lembaga independen nonprofit ProFauna Indonesia yang bergerak di bidang perlindungan hutan dan satwa liar temukan elang jawa di Jawa Timur.

Temuan keberadaan satwa dilindungi bernama ilmiah Nisaetus bartelsi itu tepatnya di kawasan hutan Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Kegiatan monitoring keanekaragaman satwa tersebut sudah dilakukan sejak 2022 lalu. Total ada tiga ekor burung terekam kamera trap di Gunung Pucung atau sekitar Gunung Arjuno.

Pernyataan itu diutarakan oleh Ketua ProFauna Indonesia Rosek Nursahid melalui sambungan telepon kepada KuatBaca, pada Rabu (23/8/2023).

“Prosesnya sudah dilakukan sejak Januari 2022, hasilnya belum kita luncurkan secara resmi dengan target pada akhir tahun nanti,” papar Rosek.

Menurutnya, temuan burung elang jawa di kawasan hutan Desa Bulukerto ini menandakan ekosistem masih terjaga dengan baik karena satwa langka tersebut masih dapat berkembang biak.

“Begitu pentingnya menjaga ekosistem hutan di lereng Gunung Arjuno ini. Mengelola hutan selaras menjaga keanekaragaman hayati, sehingga mendatangkan nilai ekonomis bagi masyarakat,” ungkapnya.

Elang Jawa Terancam Punah

Satwa yang menjadi simbol negara Indonesia ini masuk dalam kategori terancam punah menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Karena itulah, ProFauna Indonesia mengajak masyarakat untuk melestarikan kawasan hutan agar tidak terjadi alih fungsi hutan yang dapat merusak ekosistem.

Rosek menyebut, kerusakan fungsi kawasan hutan bisa memicu bencana hidrometeorologi. Ia memberikan contoh, kejadian banjir bandang di Desa Bulukerto pada 2021 lalu.

Terlebih, lanjut Rosek, kawasan hutan di Gunung Pucung dinilai memiliki potensi pengembangan wisata alam liar atau wildlife tourism atau ecotourism.

“Menurut saya potensi di Gunung Pucung itu ada,” tutur Rosek.

Konsep yang dapat diaplikasikan di Gunung Pucung, imbuhnya, di antaranya adalah pengamatan aktivitas satwa dilindungi elang jawa.

Baginya, dengan konsep wisata alam liar tersebut, upaya pelestarian hutan dan lahan bisa berjalan selaras sehingga menjadi sumber ekonomi tanpa merusak ekologi.

“Jika memang ingin dikembangkan, tentu akan baik sekali, potensinya di sini baik sekali. Apalagi banyak juga wisatawan luar negeri pernah ada yang tanya ke kami, tempat untuk melihat burung secara alami di mana,” pungkasnya.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments