Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Imbas Konflik Satwa, Kantor Balai TNBBS Dibakar Warga

1498
×

Imbas Konflik Satwa, Kantor Balai TNBBS Dibakar Warga

Share this article
Tangkapan layar dari video pembakaran Kantor Balai PPA Resort Suoh TNBBS di Kabupaten Lampung Barat, Senin (11/3/2024). | Sumber: Kompas
Tangkapan layar dari video pembakaran Kantor Balai PPA Resort Suoh TNBBS di Kabupaten Lampung Barat, Senin (11/3/2024). | Sumber: Kompas

Gardaanimalia.com – Warga membakar Kantor Balai Perlindungan dan Pelestarian Alam (PPA) Resort Suoh Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) di Kabupaten Lampung Barat, Senin (11/3/2024).

Kejadian tersebut berlangsung pascainsiden konflik antara harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan manusia yang mengakibatkan dua orang warga tewas dan satu orang lainnya terluka parah.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Dalam video yang diunggah di salah satu akun Facebook, tampak ratusan warga berkumpul di depan Kantor Balai PPA saat peristiwa pembakaran.

Di video lain, tampak juga beberapa orang yang diduga pegawai Balai TNBBS sedang diamankan warga. “Apa kamu, pasang-pasang perangkap? Gimana kelanjutannya ini,” kata perekam dalam video tersebut.

Kerusakan Kantor Balai PPA dikonfirmasi oleh Kepala Resort Suoh Balai TNBBS Ismanto.

“Pos Resort Suoh salah satu kantor Resort TNBBS yang berada di Pekon [Desa] Gunung Ratu, Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Kabupaten Lampung Barat, hancur dan rata dengan tanah,” kata Ismanto, mengutip Kompas.com.

Di kesempatan lain, Kepala Bidang Humas Polda Lampung Kombes Umi Fadilah menjelaskan bahwa pihaknya sedang melakukan proses penyelidikan dan memeriksa empat orang saksi.

“Penyidik Polres Lampung Barat sudah memeriksa sebanyak empat orang terkait peristiwa ini,” kata Umi pada Selasa (12/3/2024).

Penyelidikan ini bertujuan untuk mengetahui apakah aksi pembakaran tersebut diakibatkan oleh provokasi oknum atau merupakan sebuah tindak spontan.

Diketahui, masyarakat awalnya mendatangi Kantor Balai PPA untuk mempertanyakan perihal penangkapan harimau yang berkonflik.

Akan tetapi, mereka tidak menemukan satu pun petugas di sana. Hal ini yang kemudian diduga memicu perusakan dan pembakaran kantor.

Konflik Berulang Harimau-Manusia

Sebelumnya, diberitakan dua orang warga Kabupaten Lampung Barat tewas setelah interaksi negatif dengan harimau sumatera pada Februari 2024.

Kejadian pertama menimpa Gunarso (47), seorang petani dari Pekon Sumber Agung, Kecamatan Suoh. Ia ditemukan tewas di kebunnya dengan kondisi terluka pada 8 Februari 2024.

Di sekitar lokasi jasad Gunarso, ditemukan jejak kaki dan bekas cakaran harimau. Gunarso diperkirakan meninggal karena serangan harimau.

Yang kedua terjadi kepada Sahri (28), warga Pekon Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh. Seperti Gunarso, jasad Sahri juga ditemukan dengan luka serangan harimau.

Sahri ditemukan tewas pada 22 Februari 2024 setelah Ia tidak pulang ke rumahnya selama dua hari. Tim dokter yang memeriksa jasad Sahri menyimpulkan bahwa Ia telah meninggal sejak 12 jam sebelum ditemukan.

Terdapat kabar bahwa ada satu korban lain yang berkonflik dengan harimau pada Februari. Akan tetapi, tidak ada informasi mengenai identitas korban, kronologi kejadian, maupun lokasi konflik.

Terakhir, konflik terjadi kepada Samanan, warga Pekon Sukarmarga, Kecamatan Suoh pada Senin (11/3/2024), beberapa waktu sebelum warga mendatangi Kantor Balai PPA.

Samanan ditemukan dengan luka sepanjang 30 sentimeter di kepalanya, diduga akibat cakaran harimau. Samanan segera dibawa ke Puskesmas Srimulyo untuk menjalani perawatan.

Merespons rangkaian konflik pada Februari, petugas berupaya untuk menangkap harimau menggunakan empat kandang jebak. Hal ini dikabarkan oleh Kepala BKSDA Bengkulu Hifzon Zawahiri.

“Pemasangan kandang jebak masih terus dilakukan. Tim gabungan juga masih terus melakukan patroli untuk melacak keberadaan harimau tersebut,” kata Hifzon, Minggu (10/3/2024), mengutip Kompas.com.

Kandang ditempatkan di dekat lokasi kejadian konflik. Selain itu, terdapat juga kandang yang ditaruh di perbatasan antara Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat dan TNBBS.

Lokasi ini dipilih karena warga melaporkan keberadaan harimau dan petugas menemukan jejak harimau di sana. Akan tetapi, sampai berita ini terbit, harimau yang berkonflik belum berhasil dievakuasi.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments