Konsumsi Satwa Eksotis Berisiko Picu Zoonosis dan Pandemi

Miriam
3 min read
2023-07-20 17:43:29
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - SARS, flu babi, ebola, dan pandemi COVID-19 merupakan beberapa contoh dari sekian banyak wabah yang muncul akibat dari zoonosis.

Zoonosis sendiri merupakan istilah yang mengacu kepada perpindahan patogen penyebab penyakit (seperti virus dan bakteri) dari hewan ke manusia.

Asal mula kemunculan COVID-19 misalnya, diduga berasal dari kelelawar yang diperdagangkan di pasar hewan di Wuhan, Cina.

Selain itu, flu babi juga merupakan zoonosis yang disebabkan oleh virus H1N1 yang berasal dari peternakan babi di Meksiko pada 2009.((Grima, Calandra. Zoonosis and the next pandemic: why hindsight must be 2020.https://blogs.unimelb.edu.au/science-communication/2021/06/23/zoonosis-and-the-next-pandemic-why-hindsight-must-be-2020/ . Diakses tanggal: 27 Mei 2023.))

Laporan UNEP yang diterbitkan di tahun 2020 menyatakan bahwa 60 persen dari penyakit infeksi yang terjadi pada manusia diperkirakan berasal dari hewan.((United Nations Environment Programme. Preventing The Next Pandemic: Zoonotic diseases and how to break the chain of transmission. 2020. Hlm 11.))

Selain itu, dari sekitar 30 patogen baru yang terdeteksi pada manusia selama tiga dekade terakhir, 75 persen di antaranya diduga merupakan hasil perpindahan dari hewan ke manusia.

Mewabahnya zoonosis disebabkan oleh interaksi antara manusia dan hewan dalam berbagai konteks, mulai dari peternakan hewan, hingga perdagangan satwa liar. Aktivitas manusia yang merambah habitat satwa liar dan merusak keseimbangan ekosistem tak luput menjadi sebabnya.((The Lancet. Zoonoses: beyond the human-animal-environment interface. July 04, 2020. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)31486-0))


Pendekatan One Health: Cegah Zoonosis dan Pandemi Selanjutnya


Dalam upaya merespons wabah zoonosis dan mencegah munculnya pandemi lain, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengusung suatu pendekatan bernama One Health.

Pendekatan ini adalah pendekatan holistis yang mempertimbangkan kompleksitas dan keterhubungan antara semua spesies makhluk hidup dan lingkungan.

Oleh karena itu, tiga aspek kesehatan-kesehatan ekosistem, hewan, serta manusia–harus diperlakukan sebagai satu kesatuan dan bukan sebagai sesuatu yang terpisah.

One Health mencakup upaya identifikasi sumber dan risiko zoonosis, pencegahan perpindahan wabah dari hewan ke manusia, serta upaya mitigasi dan manajemen respons yang harus diterapkan.

Upaya untuk mengurangi risiko zoonosis pada prinsipnya, yaitu dengan memperbaiki cara kita berinteraksi dengan hewan. Misalnya, perumusan hukum untuk mencegah pengembangbiakan antarspesies hewan dan meningkatkan standarisasi kesehatan hewan di peternakan.

Peningkatan standarisasi kesehatan hewan di peternakan, contohnya, dengan tidak menempatkan hewan dalam kandang yang terlalu sempit atau dengan kepadatan populasi yang tinggi.

Tak hanya itu, bisa diterapkan pula SOP yang ketat dalam penanganan dan pengobatan hewan, serta penertiban perdagangan satwa liar.((Ibid))

Pasar Hewan Eksotis Jadi ‘Hotspot’ Zoonosis


Pertama-tama, perlu diketahui perbedaan antara pasar hewan eksotis (wildlife market) dengan pasar tradisional (wet market) yang menjual bahan makanan segar. Pasar hewan yang dimaksud di sini adalah pasar yang menjual spesies satwa eksotis dan ada pula yang dilindungi.

Dari beberapa pengertian, satwa eksotis adalah yang tak biasa dipelihara, bukan satwa domestik pada umumnya seperti anjing atau kucing. Istilah tersebut dapat pula berarti satwa liar yang dengan sengaja diangkut keluar dari habitatnya.((Memelihara Satwa Eksotis https://nationalgeographic.grid.id/read/13278789/memelihara-satwa-eksotis?page=all))

Selain virus COVID-19, pasar hewan tercatat sebagai penyebab dari kemunculan pandemi-pandemi terdahulu. Di Hong Kong misalnya, pasar unggas menjadi penyebab merebaknya 18 kasus flu burung yang memakan enam korban.

Kemudian pada 2003, pasar hewan di Shenzhen, Cina menjadi dalang dari wabah SARS akibat perdagangan musang palem himalaya.((Sentient Media. Wet Markets and the Risk of Transmitting Zoonotic Diseases. May 14, 2020. https://sentientmedia.org/wet-markets-zoonotic-diseases/. Diakses tanggal 27 Mei 2023))

Konsumsi Daging Hewan Eksotis Miliki Risiko Zoonosis




Perdagangan dan konsumsi satwa eksotis tidak hanya mencakup spesies yang dilindungi. Namun, juga hewan-hewan lain yang diperjualbelikan di luar peternakan konvensional, seperti kucing, anjing, dan kelelawar.

Di Indonesia sendiri, salah satu pasar hewan eksotis yang cukup terkenal adalah Pasar Tomohon yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara.

Pasar Tomohon digadang sebagai salah satu pusat dari kuliner ekstrem yang menyajikan daging dari beragam spesies hewan, mulai dari anjing, kucing, biawak, ular, kelelawar, monyet, serta tikus hutan.

Adapun pasokan daging satwa ini datang dari berbagai daerah. Melansir dari BBC, pada 2017, sebanyak 38 persen daging kelelawar hitam di Pasar Tomohon berasal dari Sulawesi Selatan.

Sementara itu, 56 persennya berasal dari provinsi lain di Sulawesi, serta 6 persen sisanya bersumber dari Kalimantan.(( Diah, Femi. 7 Fakta Pasar Tomohon yang Masuk Wildlife Photography of the Year. 3 September 2020. https://travel.detik.com/domestic-destination/d-5158299/7-fakta-pasar-tomohon-yang-masuk-wildlife-photography-of-the-year Diakses pada 27 Mei 2023.))

Pasar Tomohon juga pernah diprotes oleh komunitas pencinta hewan karena menjual daging anjing dan kucing. Salah satu argumennya adalah karena anjing dan kucing adalah hewan peliharaan, bukan hewan yang dikonsumsi.

Meskipun alasan ini terdengar subjektif dan tidak berbasis data, ada alasan kuat kenapa perdagangan satwa yang tak lazim untuk konsumsi dinilai tak hanya kurang etis, tapi juga berisiko tinggi.

Salah satunya adalah berisiko tinggi terhadap terjadinya zoonosis. Hal ini bahkan dipicu dari kondisi pasar dan hewan yang jauh dari kata sejahtera.

Mereka sering kali ditempatkan dalam kandang yang sempit dan berdesakkan –sembari menunggu atau bahkan menyaksikan hewan lain dibunuh di depan mereka.

Kondisi demikian tentu akan menyebabkan stres dan dapat memicu produksi hormon kortisol dalam tubuh hewan. Hormon ini diketahui juga terdapat pada manusia.

Dalam kondisi stres, hormon kortisol tersebut akan menghambat sistem imun hewan dalam melawan penyakit yang masuk ke dalam tubuh sehingga satwa menjadi lebih rentan sakit.((Sentient Media (n 5).))

Kemudian, protokol kesehatannya pun berbeda. Tidak seperti peternakan konvensional yang memiliki SOP dalam penanganan hewannya (seperti protokol kesehatan dan kondisi tempat tinggal satwa), hewan-hewan yang diperdagangkan di pasar hewan tidak melalui proses atau prosedur yang jelas.

Mereka biasanya ditangkap begitu saja dari jalanan (untuk kasus anjing dan kucing), atau dari habitat aslinya (dalam konteks satwa liar). Dalam kasus satwa liar, risikonya bahkan lebih tinggi karena bisa jadi satwa liar tersebut membawa patogen baru yang bisa berpindah ke manusia.



Maka dari itu, dapat kita lihat bahwa ada korelasi yang cukup kuat antara konsumsi daging hewan eksotis yang berasal dari pasar hewan dengan risiko munculnya zoonosis. Jangankan patogen baru, anjing dan kucing yang terjangkit rabies juga dapat memicu zoonosis.

Terakhir, perlu diakui bahwa menertibkan pasar hewan eksotis seperti di Tomohon akan menimbulkan konsekuensi sosial seperti hilangnya mata pencaharian para pedagangnya.

Oleh karena itu, solusinya perlu dibarengi dengan pertimbangan yang matang dan tidak menyudutkan segelintir pihak. Misalnya, di luar spesies hewan dilindungi, perdagangan satwa eksotis perlu diperketat dalam hal regulasi dan SOP-nya.

Penertiban pasar hewan merupakan satu dari sekian banyak hal yang perlu mendapat perhatian dalam upaya kita mengurangi risiko zoonosis dan mencegah pandemi serupa COVID di masa depan.

Hal ini juga bisa dimulai dari kesadaran kita sebagai konsumen tentang bahaya dan risiko zoonosis apabila sembarangan mengonsumsi daging hewan.

Tags :
satwa liar sulawesi utara hong kong zoonosis satwa eksotis one health pasar tomohon
Writer: Miriam
Pos Terbaru
Orangutan Viral di Kawasan Tambang Akhirnya Dievakuasi
Orangutan Viral di Kawasan Tambang Akhirnya Dievakuasi
Berita
17/02/25
Beruang Madu di Perbebunan, BKSDA: Itu Habitatnya
Beruang Madu di Perbebunan, BKSDA: Itu Habitatnya
Berita
17/02/25
Konflik Gajah di Aceh Barat Terulang, Perubahan Habitat Menyulitkan Penghalauan
Konflik Gajah di Aceh Barat Terulang, Perubahan Habitat Menyulitkan Penghalauan
Berita
15/02/25
Akhirnya, Enam Pemburu Badak Jawa Divonis 11 dan 12 Tahun Penjara
Akhirnya, Enam Pemburu Badak Jawa Divonis 11 dan 12 Tahun Penjara
Berita
15/02/25
Dikirim Tanpa Dokumen, 67 Satwa Diamankan di Pelabuhan Tanjung Priok
Dikirim Tanpa Dokumen, 67 Satwa Diamankan di Pelabuhan Tanjung Priok
Berita
14/02/25
Memisahkan dengan Jelas: Pemeliharaan Satwa Liar Bukan Penyelamatan!
Memisahkan dengan Jelas: Pemeliharaan Satwa Liar Bukan Penyelamatan!
Opini
13/02/25
Tiga Orangutan Kelaparan Mencari Makan di Kebun Sawit, BKSDA Lakukan Pemantauan
Tiga Orangutan Kelaparan Mencari Makan di Kebun Sawit, BKSDA Lakukan Pemantauan
Berita
13/02/25
Harimau yang Masuk Kandang Jebak di Aceh Timur akan Direlokasi
Harimau yang Masuk Kandang Jebak di Aceh Timur akan Direlokasi
Berita
13/02/25
Lagi, Seekor Dugong Mati Terdampar di Kupang
Lagi, Seekor Dugong Mati Terdampar di Kupang
Berita
10/02/25
Relasi Harmonis Gajah-Manusia dalam Sejarah dan Tradisi Budaya di Aceh
Relasi Harmonis Gajah-Manusia dalam Sejarah dan Tradisi Budaya di Aceh
Edukasi
07/02/25
Pagar Terbuka! 15 Rusa Timor Berlari Bebas di TN Baluran
Pagar Terbuka! 15 Rusa Timor Berlari Bebas di TN Baluran
Berita
07/02/25
Dagangkan Cula Badak dan Gading Gajah, Dua Terdakwa Divonis 4 Tahun
Dagangkan Cula Badak dan Gading Gajah, Dua Terdakwa Divonis 4 Tahun
Berita
06/02/25
Terjerat Jaring, Lumba-Lumba di Kenjeran Berhasil Kembali ke Laut
Terjerat Jaring, Lumba-Lumba di Kenjeran Berhasil Kembali ke Laut
Berita
06/02/25
Bayi Bekantan Terpisah dari Induk, Diduga karena Habitat Rusak
Bayi Bekantan Terpisah dari Induk, Diduga karena Habitat Rusak
Berita
06/02/25
Kesalahan Penanganan Diduga Sebabkan Kematian Orangutan yang Tersengat Listrik
Kesalahan Penanganan Diduga Sebabkan Kematian Orangutan yang Tersengat Listrik
Berita
05/02/25
Cegah Zoonosis, Pengamatan Tidak Langsung Manfaatkan Ekolokasi Kelelawar Pemakan Serangga
Cegah Zoonosis, Pengamatan Tidak Langsung Manfaatkan Ekolokasi Kelelawar Pemakan Serangga
Edukasi
05/02/25
Petugas Amankan 30 Kilogram Sisik Trenggiling di Atas Kapal Cepat
Petugas Amankan 30 Kilogram Sisik Trenggiling di Atas Kapal Cepat
Berita
04/02/25
Soa Payung, Kadal dengan Leher Berjumbai yang Unik
Soa Payung, Kadal dengan Leher Berjumbai yang Unik
Edukasi
03/02/25
Dugong Fitri yang Terjerat Jaring Berhasil Dilepasliarkan
Dugong Fitri yang Terjerat Jaring Berhasil Dilepasliarkan
Berita
03/02/25
Gajah Betina Berusia 8 Tahun Ditemukan Mati di Aceh Timur
Gajah Betina Berusia 8 Tahun Ditemukan Mati di Aceh Timur
Berita
03/02/25