Menjarah
Menjarah
Menjarah
Edukasi

Owa Jawa, Kera Endemik di Ujung Kepunahan

2231
×

Owa Jawa, Kera Endemik di Ujung Kepunahan

Share this article

 

Owa Jawa, Kera Endemik di Ujung Kepunahan
Owa jawa (Hylobates moloch). Foto: Gardaanimalia.com/Roby Padma

Gardaanimalia.com – Owa jawa atau lebih dikenal dengan sebutan silvery gibbon adalah satu di antara banyak primata endemik Indonesia yang hanya dijumpai di Jawa bagian barat.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Owa jawa saat ini adalah satwa yang sangat langka di dunia. Satwa dengan nama latin Hylobates moloch ini memiliki persebaran yang sangat terbatas di pulau Jawa bagian barat. Primata ini menjalankan peranan yang sangat penting dalam penyebaran biji melalui feses dari buah-buahan yang dikonsumsi untuk menjaga keseimbanga ekosistem hutan yang menjadi habitatnya.

Spesies kera kecil ini merupakan hewan arboreal dimana semua aktivitasnya dilakukan di atas pohon dan tidak pernah turun ke tanah. Hal yang tak kalah unik dari kera berambut abu-abu ini adalah ia berjalan di pohon dengan tegak layaknya manusia alias tidak mengggukan keempat alat geraknya melaikan hanya menggunakan 2 kakinya untuk berjalan.

Banyak fakta menarik tentang Owa jawa  yang unik untuk diketahui, di antarnya adalah ia merupakan satwa yang memiliki nyanyian (suara-suara khas) yang terdengar ketika pagi hari saat hendak memulai aktivitasnya. Suara khasnya ini berfungsi untuk menandai daerah huniannya.  Satwa ini juga merupakan hewan yang rajin. Aktivitasnya akan dimulai pagi hari sekitar pukul 05.00 hingga nanti berhenti di pukul 17.30.

Owa jawa adalah satwa yang sangat menjaga teritorinya. Apabila teritorinya dalam keadaan terancam diakibatkan semakin menyempitnya habitat karena pembalakan hutan, satwa yang nyaris punah ini tidak akan meninggalkan wilayahnya untuk berpindah. Hal ini pula yang mengakibatkan satwa ini berpotensi mati dan kelaparan. Selain hilangnya habitat, perburuan liar menjadi masalah yang ikut menjadi penyebab satwa ini semakin terancam. Perburuan kerap dilakukan oleh manusia dengan cara membunuh induk untuk mendapatkan anaknya.

Baca jugaSiamang, Owa Terbesar Bersuara Nyaring

Primata yang Setia

Kata “setia” yang selalu tersandang di balik satwa ini sebagai hewan monogami tidak membuat keberadannya abadi seperti gelarnya. Kini keberadaannya sedang berada di ujung tanduk diakibatkan maraknya pembalakan hutan yang tanpa henti menyebabkan degradasi habitat dan pemburuan yang masih masif terjadi. Primata bersuara  khas ini sekarang menyandang status rentan (endangered) menurut IUCN 2008.

Dari 20 jenis owa yang ada di belahan dunia, Indonesia merupakan negara yang sangat beruntung memiliki 9 jenis owa dan 6 di  antaranya merupakan endemik Indonesia, yaitu  Owa jawa, Owa kalimantan, Owa biau, Owa kelawat, Owa kelempiau utara dan Owa kelempiau barat.

Berdasarkan data CITES semua satwa tersebut sekarang berada pada Apendix 1 dengan artian dilarang diperjualbelikan dalam segala bentuk perdagangan Internasional. Berdasarkan Peraturan Menteri LHK No. P106 Tahun 2018 tentang Tumbuhan dan Satwa Dilindungi, 7 dari 9 jenis owa yang ada di Indonesia adalah satwa yang dilindungi.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Nessadin
Nessadin
3 years ago

❤❤

Last edited 3 years ago by Nessadin
FATWA: Orangutan juga merantau! | Ilustrasi: Hasbi Ilman
Edukasi

Gardaaniamlia.com – Garda Animalia mengeluarkan FATWA (Fakta Satwa) pertama. Sebuah seri fakta singkat di dunia persatwaliaran. Yuk, simak!…