Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Paus Mati Ditangani dengan Cara Dekomposisi Alami

785
×

Paus Mati Ditangani dengan Cara Dekomposisi Alami

Share this article
Seekor paus sperma ditemukan mati terdampar di Kota Tidore Kepulauan. | Foto: PDSKP Ambon
Seekor paus sperma ditemukan mati terdampar di Kota Tidore Kepulauan. | Foto: PDSKP Ambon

Gardaanimalia.com – Di sebuah pesisir pantai di Kelurahan Seli, Kota Tidore Kepulauan, seekor paus mati terdampar, pada Senin (12/6/2023) sekira pukul 16.40 WIT.

Tubuh paus dengan panjang 10 meter dan lebar 7 meter itu ditemukan dalam kondisi sudah menjadi bangkai dan membusuk sampai mengeluarkan bau tak sedap.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Dalam keterangannya, pada Selasa (13/6/2023), Koordinator Satwas SDKP Ternate Sunapit M. Taher menerangkan bahwa satwa berjenis kelamin jantan itu adalah paus sperma.

“Kondisi kematian paus sperma yaitu kode IV (kondisi mati membusuk tingkat lanjut). Ekor dan perut sudah dalam kondisi membusuk, tetapi perut belum pecah,” ujar Taher.

Namun, Ia menyampaikan bahwa dugaan penyebab kematian satwa dilindungi dengan nama ilmiah Physeter macrocephalus tersebut belum diketahui.

Adapun penanganan terhadap tubuh satwa tersebut, yaitu dengan cara dekomposisi alami. Hal ini dilakukan karena di sekitar lokasi temuan bangkai tak ada tempat untuk penguburan.

Kemudian, lanjutnya, penanganan dengan cara ini hanya dapat dilakukan di Pulau Mare yang berjarak tiga mil dari lokasi paus sperma terdampar.

Evakuasi satwa laut itu dibantu oleh masyarakat nelayan di Kelurahan Seli, dan dua kapal nelayan dari DKP Tidore. Perjalanan menuju Pulau Mare memakan waktu hingga tiga jam perjalanan.

“Model penanganan dekomposisi alami dengan cara menarik bangkai paus ke area mangrove yang jauh dari permukiman dan aktivitas masyarakat,” imbuh Taher.

Sebab Kematian Paus Belum Diketahui

Satwa dilindungi yang mati itu ditangani dengan cara dekomposisi alami, sehingga dibawa ke area mangrove di Pulau Mare. | Foto: PDSKP Ambon
Satwa dilindungi yang mati itu ditangani dengan cara dekomposisi alami, sehingga dibawa ke area mangrove di Pulau Mare. | Foto: PDSKP Ambon

Sementara itu,  Plh. Kepala SKW I Ternate, BKSDA Maluku Yeni Purnamasari menyebut, pihaknya akan cari sebab kematian satwa.

“Kami koordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tidore Kepulauan untuk menyelidiki penyebab matinya mamalia laut itu,” ucap Yeni, Rabu (14/6/2023).

Ia mengatakan, bahwa pihaknya terlambat mengetahui terkait kematian satwa dilindungi itu. Laporan masuk ke Dinas Kelautan dan Perikanan setempat. Terlebih, petugas BKSDA juga tak ada di sana sehingga tidak ada laporan.

“Kami masih menyelidiki ikan paus itu, mati karena apa. Ini masih koordinasi ke Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tidore Kepulauan. Sebab mereka dan masyarakat yang mengevakuasi bangkai mamalia laut itu”.

Ia juga imbau warga dan instansi terkait agar menginformasikan kepada BKSDA apabila menemukan satwa mati atau terdampar di suatu daerah.

“Kalau ada informasi, maka kami pasti turunkan tim. Guna lakukan penyelidikan lebih awal sebelum bangkai ikan paus itu dikuburkan oleh masyarakat maupun instansi terkait lainnya,” ucap Yeni.

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments