Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Repatriasi 3 Orangutan Korban Penyelundupan dari Thailand

516
×

Repatriasi 3 Orangutan Korban Penyelundupan dari Thailand

Share this article
Serah terima orangutan untuk proses repatriasi dari Thailand ke Indonesia. | Foto: PPID KLHK
Serah terima orangutan untuk proses repatriasi dari Thailand ke Indonesia. | Foto: PPID KLHK

Gardaanimalia.com – Sepasang orangutan sumatera bernama Nobita (7 tahun, jantan) dan Shisuka (7 tahun, betina), serta seekor orangutan bernama Briant (4 tahun, jantan) direpatriasi ke Indonesia dari Thailand, Kamis (21/12/2023).

Tiga orangutan itu adalah hasil penegakan tindak pidana penyelundupan oleh Polisi Penanggulangan Kejahatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (Natural Resources and Environmental Crimes Division) Thailand di Bangkok pada 2016 lalu.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Menteri LHK Siti Nurbaya melalui Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Satyawan Pudyatmoko pun sampaikan sambutan atas pemulangan satwa langka ini.

“Repatriasi tiga orangutan sitaan dari Thailand ini merupakan keberhasilan dalam penyelamatan satwa liar dilindungi,” demikian yang disampaikan Siti Nurbaya.

Hal tersebut juga merupakan komitmen bersama antara Pemerintah Indonesia dan Thailand dalam upaya memerangi perdagangan ilegal satwa liar.

Melansir siaran pers PPID KLHK, proses repatriasi ini bertepatan dengan peringatan 73 tahun hubungan bilateral Indonesia dan Thailand.

Pun, sebagai potential deliverables pada Joint Commission Meeting (JCM) Indonesia Thailand yang akan datang.

Serah terima ketiga individu orangutan sumatera dari otoritas Thailand kepada Pemerintah Indonesia diwakili oleh Duta Besar RI untuk Thailand.

Serah terima telah dilaksanakan di Kantor Kargo Bandara Suvarnabhumi, Thailand pada Kamis (21/12/2023) pagi.

Beberapa Proses Transit sebelum Dilepasliarkan

Bekerja sama dengan Garuda Indonesia, ketiga orangutan diterbangkan menggunakan pesawat GA 867 dari Bangkok menuju Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Untuk memastikan ketiga orangutan sumatera dalam keadaan sehat, Pemerintah Indonesia telah mengirimkan dua dokter hewan yang mendampingi selama perjalanan dari Bangkok ke Indonesia.

Sebelum diterbangkan, ketiga individu itu juga dirawat di Kho Pratubchang Wildlife Rescue Center (KPRC) di Provinsi Ratchaburi, Thailand.

Pesawat tiba di Tangerang sekitar pukul 19.00 WIB lalu diinapkan di fasilitas transit Garuda Indonesia dengan penjagaan dokter hewan.

Pada Jumat (22/12/2023), tiga orangutan (Pongo abelii) tersebut diberangkatkan ke Jambi dengan pesawat GA 126 pukul 09.20 WIB.

Mereka akan mendapat perawatan sementara di Tempat Tindakan Karantina Frankfurt Zoological Society (FZS) di bawah pengawasan BKSDA Jambi. 

Setelah melewati masa karantina, orangutan akan jalani rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Orangutan Sumatera (PROS) Sungai Pengian, Jambi.

Semua proses tersebut akan dilewati sebelum akhirnya Nobita, Shisuka, dan Briant akan dilepasliarkan ke habitat alaminya.

Bentuk Kerja Sama Indonesia-Thailand dalam Upaya Konservasi Satwa Liar

Dirjen KSDAE KLHK Satyawan Pudyatmoko membacakan sambutan Mentri LHK Siti Nurbaya. | Foto: PPID KLHK
Dirjen KSDAE KLHK Satyawan Pudyatmoko membacakan sambutan Menteri LHK Siti Nurbaya. | Foto: PPID KLHK

Repatriasi ini menunjukkan komitmen kerja sama yang baik antara pemerintah Thailand dengan Indonesia. Serta, antara KLHK dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertanian, PT Garuda Indonesia, dan mitra lainnya.

“Repatriasi orangutan ini merupakan repatriasi dari Thailand yang kelima kalinya dengan total 71 individu orangutan yang dipulangkan sejak tahun 2006,” tambah Siti.

Siti juga menyebut, tiga orangutan yang direpatriasi kali ini adalah orangutan terakhir yang berstatus barang bukti di Thailand.

Bersama dengan itu, Duta Besar Thailand untuk Indonesia Prapan Disyatat mengungkap jika pemerintah Thailand merasa senang dapat ikut andil dalam repatriasi kali ini.

Terlebih, ketiga individu orangutan tersebut telah dirawat selama kurang lebih tujuh tahun tersebut sejak dilakukan penyitaan satwa di Thailand.

“Saya kira kita akan terus bekerja sama untuk mencegah perdagangan satwa liar di antara kedua negara. Saya sangat senang bisa mengembalikan orangutan tersebut kembali ke habitatnya,” tutur Prapan.

Orangutan sumatera sendiri masuk dalam kategori terancam kritis atau critically endangered (CE) dalam daftar merah IUCN.

Ancaman utama bagi satwa ini antara lain deforestasi, fragmentasi habitat, serta alih fungsi lahan untuk perkebunan kelapa sawit.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments