Gardaanimalia.com – Satu individu orangutan sumatera (Pongo abelii) ditemukan sudah tidak bernyawa di pinggir sungai Desa Pungke Jaya, Kecamatan Putri Betung, Kabupaten Gayo Lues, Aceh.
Mamalia dilindungi itu diduga terseret arus banjir yang menerjang Desa Pungke Jaya pada Kamis malam 22 Februari 2022.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III Blangkejeren Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Ali Sadikin mengatakan, kuat dugaan orangutan jatuh dari sarangnya dan terbawa arus banjir.
“Ya benar. Satu individu orangutan mati dengan kondisi badan kembung,” kata Ali Sadikin saat dikonfirmasi, Jumat (23/2/2024).
Hasil observasi tim Balai Besar TNGL, jasad satwa malang tersebut berjenis kelamin jantan dan tergolong masih muda, yaitu berusia 1,5 tahun.
“Kemungkinan orangutan itu jatuh dari sarangnya dan terseret arus banjir,” ucap Ali Sadikin.
Orangutan sumatera merupakan salah satu mamalia besar yang tidak memiliki kemampuan berenang. Dalam kesehariannya, mereka menghabiskan waktu berpindah dari pohon ke pohon dan membuat sarang di atas pohon.
Banjir Terjang Desa Pungke Jaya
Sebelumnya, Desa Pungke Jaya diterjang banjir pada Kamis (22/2/2024) malam setelah anak sungai yang menyatu dengan Sungai Alas meluap.
Kemudian, tim Balai Besar TNGL melakukan observasi di lokasi banjir untuk memastikan penyebab bencana yang diduga akibat aktivitas illegal logging.
“Dari radius 2 kilometer kita tidak temukan adanya aktivitas illegal logging dan tidak menemukan tanda-tanda adanya perambahan, yang hanyut hanya kayu-kayu busuk,” kata dia.
Paginya, tim Balai Besar TNGL mendapatkan informasi dari masyarakat terkait penemuan jasad orangutan di sekitar sungai Desa Pungke Jaya. Tim langsung bergerak ke lokasi dan mengobservasi jasad satwa kunci tersebut.
“Sudah tidak bernyawa dan badan kembung kemungkinan akibat terlalu banyak meminum air,” ungkap Ali Sadikin.
Selanjutnya, masyarakat dan tim Balai Besar TNGL melakukan proses penguburuan jasad orangutan tersebut di Desa Pungke Jaya.
Untuk diketahui, Desa Pungke Jaya merupakan satu desa dari lima desa yang masuk dalam kawasan TNGL. Desa ini juga menjadi zona rehabilitasi yang dikelola oleh masyarakat untuk tujuan konservasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan TNGL.