Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

13 Satwa Liar Dilepaskan di Hutan Miyoko

523
×

13 Satwa Liar Dilepaskan di Hutan Miyoko

Share this article
Salah satu satwa liar yang dilepasliarkan oleh BBKSDA Papua. | Sumber: Dok. BBKSDA Papua
Salah satu satwa liar yang dilepasliarkan oleh BBKSDA Papua. | Sumber: Dok. BBKSDA Papua

Gardaanimalia.com – Sejumlah satwa liar dilepasliarkan oleh BBKSDA Papua di Hutan Miyoko, Kampung Miyoko, Distrik Mimika Tengah, Kabupaten Mimika, Sabtu (18/11/2023).

Dalam keterangan tertulis BBKSDA Papua menuliskan, spesies yang dikembalikan ke habitat alami di antaranya adalah sepasang cendrawasih kuning besar (Paradisaea apoda).

pariwara
usap untuk melanjutkan

Lain daripada itu, juga ada 1 ekor kakatua koki (Cacatua galerita), 2 ekor nuri bayan (Eclectus roratus), dan 1 ekor kasuari gelambir ganda (Casuarius casuarius).

Ada pula 1 ekor walik wompu (Ptilinopus magnificus), 5 ekor kura-kura perut merah (Emydura subglobosa), dan 1 ekor kura-kura sungai papua (Elseya rhodini).

Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Timika Bambang H. Lakuy mengungkapkan bahwa satwa-satwa itu adalah translokasi dari BBKSDA Jawa Timur dan BKSDA Kalimantan Tengah.

“Semua satwa sudah menjalani masa habituasi, dan secara fisik juga kondisinya sehat, sehingga sudah siap kembali ke alam,” ujar Bambang, Sabtu (18/11/2023).

Dia juga menjelaskan terkait lokasi pelepasliaran satwa tersebut. Menurut Bambang, Hutan Miyoko merupakan habitat yang representatif bagi satwa-satwa yang dilepasliarkan.

Pihaknya sudah melakukan survei pada Selasa (14/11/2023) dan menilai bahwa Hutan Miyoko bisa menyokong kelangsungan hidup seluruh satwa tersebut.

Bukan cuman itu, lanjutnya, masyarakat Kampung Miyoko juga menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur. Mereka punya kepedulian terhadap kelestarian alam, sehingga mampu mendukung upaya konservasi keanekaragaman hayati.

BKSDA Imbau Masyarakat Jaga Kelestarian Satwa Liar

Sementara, Kepala BBKSDA Papua, A.G. Martana memberikan imbauan kepada masyarakat untuk menjaga kelestarian satwa karena keberadaan satwa penting di alam.

“Semua fungsi satwa liar di alam, mulai dari penyeimbang ekosistem, pengukur pencemaran lingkungan, penyedia sumber daya hayati, penunjang ekonomi, sampai fungsi sosial budaya dan rekreasi,” ujarnnya.

Di mana seluruh peran satwa liar tersebut, menurut Martana, akan berujung kepada kepentingan dan kesejahteraan umat manusia.

“Bila kita abai dengan kelestarian satwa liar di alam, pada saatnya nanti pasti timbul penyesalan ketika satwa-satwa liar
tinggal kenangan,” sambungnya.

Oleh karenanya, kata Martana, selagi satwa masih ada dan masih dapat dijumpai, marilah dijaga. “Biarkan mereka tetap berada di habitat alaminya,” tambahnya.

Dia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah terlibat. Mulai dari saat satwa diamankan di luar Papua, lalu menjalani translokasi, habituasi, hingga dilepasliarkan ke habitatnya.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments