Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Harimau Mati Lagi di Medan Zoo, Keempat Kali dalam Tiga Bulan

201
×

Harimau Mati Lagi di Medan Zoo, Keempat Kali dalam Tiga Bulan

Share this article
Seekor harimau di pojok kandangnya di Medan Zoo. Kematian beruntun harimau di kebun binatang tersebut ditengarai karena kondisi kandang yang buruk. | Foto: Dokumentasi Wildlife Whisperer of Sumatra
Seekor harimau di Medan Zoo. Kematian beruntun harimau di kebun binatang tersebut ditengarai karena kondisi kandang yang buruk. | Foto: Dok. Wildlife Whisperer of Sumatra

Gardaanimalia.com – Seekor harimau benggala (Panthera tigris tigris) bernama Wesa mati di Medan Zoo, pada Senin (22/1/2024).

Wesa merupakan harimau keempat yang mati di kebun binatang tersebut dalam kurun tiga bulan. Berita kematian Wesa diutarakan Kepala Bidang Teknis BBKSDA Sumatra Utara Fifin Nopiansyah.

pariwara
usap untuk melanjutkan

“Wesa mengalami dubius-infausta. Jadi sakitnya sudah kronis,” kata Fifin pada Jumat (26/1/2024), mengutip CNN Indonesia.

Dalam dunia medis, istilah dubius mengacu pada kondisi satwa yang diragukan bisa sembuh dari penyakit. Sementara, infausta berarti penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Belum ada informasi mengenai penyakit apa yang menjangkit Wesa.

Dengan kematian Wesa, tersisa sembilan ekor harimau yang ada di Medan Zoo. Jumlah ini meliputi 5 ekor harimau benggala dan 4 ekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). Banyak di antaranya dalam kondisi tidak sehat.

“Di Medan Zoo yang sakit hampir semua. Jadi, memang kondisinya kurang baik berdasarkan hasil tim medis kita yang melakukan pemeriksaan ke sana. Tapi memang harimau Wesa dan Bintang Sorik yang posisinya paling parah,” katanya.

Bintang Sorik atau Binsor merupakan harimau sumatera yang juga dalam kondisi dubius-infausta, mengutip BBC Indonesia.

Berbagai pihak menyoroti kelayakan Medan Zoo sebagai Lembaga Konservasi. Kondisi kebun binatang dinilai buruk, termasuk kandang tidak layak dan pendanaan minim untuk membeli pakan.

Kondisi tersebut, menurut Fifin, berdampak pada harimau yang sakit di Medan Zoo.

“Selain itu, Medan Zoo juga tidak punya tenaga medis. Untuk tenaga medis harus didatangkan dari BKSDA dan Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI) yang secara reguler melakukan pengecekan,” katanya.

Pandemi Memantik Krisis Medan Zoo

Krisis Medan Zoo salah satunya dipantik oleh pandemi yang menyebabkan jumlah pengunjung di Medan Zoo menjadi anjlok.

Padahal, pembelian tiket adalah satu-satunya sumber pemasukan kebun binatang tersebut. Hal ini diakui Manajer Medan Zoo Pernius Harefa, dilansir dari BBC Indonesia. 

Sebelum pandemi, Medan Zoo bisa mendapatkan pemasukan sekitar Rp200 juta per bulan. Setelahnya, angka tersebut merosot drastis ke Rp30 juta per bulan. Sementara itu, biaya pakan satwa menyedot Rp90 juta per bulannya.

Sebelum Wesa, tiga harimau lain mati berturut-turut di penghujung 2023. Ketiganya adalah Erha pada 3 November 2023, Avatar pada Desember 2023, dan Nurhaliza pada 31 Desember 2023.

Merespons hal ini, Wali Kota Medan Bobby Nasution memutuskan menutup Medan Zoo untuk sementara waktu dengan alasan pembangunan. Wacana penutupan tersebut disampaikan Bobby pertama kali di hadapan awak media pada 18 Januari 2024.

Akan tetapi, pihak BBKSDA Sumatra Utara kepada Garda Animalia pada Senin (22/1/2024) mengaku belum mendapat pemberitahuan resmi dari wali kota soal penutupan itu.

Hal yang sama terjadi pada pihak pengelola kebun binatang yang belum mendapatkan instruksi resmi dari menantu Presiden Joko Widodo itu, mengutip wawancara Kompas dengan Pernius Harefa pada Rabu (24/1/2024).

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments