[caption id="attachment_21492" align="aligncenter" width="1280"] Jasad anak gajah sumatera yang mati pada Kamis (16/11/2023) pekan lalu di Kabupaten Pelalawan dengan luka lilitan tali nilon di kaki kanan depan. | Sumber: BBKSDA Riau/RRI[/caption]
Gardaanimalia.com - Seekor anak gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) mati pada Kamis (16/11/2023) sekitar pukul 15.00 WIB pekan lalu.
Gajah liar tersebut tergabung dalam kelompok Kantong Gajah Tesso Tenggara, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, gajah sumatera itu telah melalui perawatan selama tiga hari oleh pihak BBKSDA Riau.
Awalnya, anak gajah ditemukan oleh seorang karyawan lapangan suatu perusahaan pada 13 November 2023. Diduga, satwa tertinggal dari kelompoknya karena sakit.
Merespons laporan ini, tim Wildlife Rescue Unit (WRU) BBKSDA Riau memberikan tindakan medis pertama pada keesokan harinya.
Setelah membius gajah, tim mengidentifikasi bahwa anak gajah tersebut berusia sekitar dua tahun, berkelamin jantan, dan memiliki bobot sekitar 500 kilogram.
Selain itu, tim juga menemukan lilitan tali nilon pada kaki kanan depannya. Diduga, tali tersebut sudah terpasang lama sehingga menimbulkan luka sangat dalam.
Oleh karenanya, tinggal tersisa persendian saja pada lokasi luka tersebut. Melihat kondisi ini, tim WRU segera memberikan berbagai obat.
"Terhadap luka tersebut, dilakukan pengobatan dengan memberikan obat antibiotik, antiinflamasi, vitamin, dan infus hingga pemberian antidota," tulis BBKSDA Riau.
Dalam siaran pers, Selasa (28/11/2023), pihak BBKSDA Riau mengutarakan, gajah langsung sadar dan bersifat lebih agresif pasca-pengobatan.
Pada hari kedua penanganan, tim melaporkan bahwa anak gajah bersifat semakin agresif dan cenderung menghindar dari tim. Luka pada kaki gajah juga semakin merenggang karena otot dan tendonnya sudah putus.


Aditya
Belum ada deskripsi