Gardaanimalia.com – Dalam satu pekan ini, ada dua gajah sumatera (Elephas maximus sumatrensis) yang mati di Aceh. Satu di antaranya adalah bayi gajah yang dievakuasi oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh beberapa waktu lalu karena terjebak di kubangan lumpur di Kecamatan Tiro, Kabupaten Pidie, Aceh.
Meski sempat menjalani perawatan intensif di Pusat Konservasi Gajah (PKG) Saree selama beberapa hari, ternyata nyawa satwa dilindungi ini tidak dapat tertolong. Kondisinya semakin kritis sejak Senin lalu.
“Kematian bayi gajah betina itu terjadi pada Rabu (3/3/2021) pukul 06.00 WIB. Bayi gajah diberi nama Inong kondisinya menurun sejak 1 Maret,” jelas Agus Arianto, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh.
Berdasarkan hasil nekropsi, organ jantung bayi gajah sumatera itu mengeras di bagian otot. Selain itu, dinding atrium kirinya menebal. Hal itu menyebabkan gajah itu mengalami kesulitan dalam memompa darah.
Baca juga: Penyelundupan Satwa di Bandara Kualanamu Berhasil Digagalkan
Bukan hanya itu saja, Agus menyebut bayi gajah itu mengalami gangguan pada sistem pencernaan dan abnormalitas pada tulang kaki dan persendian kaki depan.
Di hari yang berbeda, tepatnya pada Kamis (4/3/2021), ada satu lagi gajah sumatera yang mati. BKSDA Aceh telah memastikan bahwa satwa yang mati itua adalah gajah liar bukan gajah yang berada di unit konservasi.
“Saat ini tim masih bergerak ke lokasi, benar ada seekor gajah liar yang ditemukan mati oleh warga,” kata Agus Arianto.
Mengutip dari laman Suara, bangkai gajah liar itu pertama kali ditemukan oleh warga di kawasan Hutan Desa Alue Meuraksa. Dugaan sementara, gajah itu mati karena terkena jerat di kaki kanannya.