Menjarah
Menjarah
Menjarah
BeritaHukum

Digerebek Petugas, Kakatua dan Nuri Disita di Sulawesi Tenggara

1643
×

Digerebek Petugas, Kakatua dan Nuri Disita di Sulawesi Tenggara

Share this article
Satwa liar dilindungi jenis burung kakatua dan nuri berhasil diamankan oleh petugas. | Foto: Jamil Azali/TVOne
Satwa liar dilindungi jenis burung kakatua dan nuri berhasil diamankan oleh petugas. | Foto: Jamil Azali/TVOne

Gardaanimalia.com – Penyelundupan burung kakatua jambul kuning dan nuri bayan kembali terjadi. Kali ini, penyelundupan berlangsung di Pelabuhan Murhum Baubau, Sulawesi Tenggara.

Puluhan satwa dilindungi tersebut diamankan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Baubau dari kapal milik PT Pelni, yaitu Kapal Motor (KM) Nggapulu.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Kepala Resort BKSDA Baubau Alisman mengungkapkan kejadian tersebut kepada publik di Kantor BKSDA Baubau, pada Kamis (26/10/2023).

Ia menjelaskan, penyitaan terjadi saat KM Nggapulu bersandar di Pelabuhan Murhum Baubau pada 6 Oktober 2023 lalu. Diduga, satwa berasal dari Dobo, Kepulauan Aru, Maluku.

“Dalam penggeledahan di atas kapal KM Nggalupu, kami menemukan sedikitnya 20 ekor burung kakatua jambul kuning dan 4 ekor burung nuri bayan,” ungkapnya.

Alisman mengatakan, satwa yang tak diketahui pemiliknya. “Saat penggerebekan terjadi, pemilik burung-burung ini sudah tidak ada. Jadi, kami mengamankan hewan-hewan tersebut lebih dahulu,” ujarnya.

Selain itu, satwa dilindungi tersebut diselundupkan dengan menggunakan tas dan kardus layaknya barang bawaan penumpang untuk mengelabui petugas.

Sekarang ini, kata Alisman, terdapat empat ekor burung kakatua jambul kuning yang mati selama berada dalam pemeliharaan sementara.

Adapun satwa-satwa yang masih hidup, saat ini masih terus diberikan perawatan khusus dari dokter hewan agar dapat dikembalikan ke habitat alaminya.

“Rencananya puluhan satwa dilindungi ini akan dikembalikan ke tempat asalnya di Dobo, Kepulauan Aru,” ucapnya.

Pengembalian satwa tersebut, sambung Alisman, diproyeksikan berlangsung pada 27 Oktober 2023, dengan menggunakan KM Nggapulu.

Ia juga menambahkan bahwa sebelumnya pihak BKSDA menerima informasi dari masyarakat terkait dugaan penyelundupan satwa dilindungi tersebut.

“Awal mulanya, kami mendapatkan laporan dari masyarakat bahwa di atas KM Nggapulu terdapat satwa dilindungi dan langsung menghubungi ABK,” bebernya.

Sebelum melakukan penggerebekan, pihaknya juga telah berkoordinasi lintas sektor terlebih dulu dengan KSOP, Pelni Baubau, Karantina, Angkatan Laut, dan KP3.

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments