Gardaanimalia.com – Sepanjang tahun 2023, kawasan Taman Nasional Sebangau yang berlokasi di Kalimantan Tengah turut terdampak karhutla (kebakaran hutan dan lahan).
Kepala Balai Taman Nasional Sebangau Ruswanto menyebut puluhan hektare habis terbakar. “Luas lahan terbakar di Taman Nasional Sebangau selama tahun 2023 sebesar 33,75 hektare,” ungkapnya, Minggu (27/8/2023).
Dilansir dari Kalteng Post, Ruswanto mengatakan, ketika kebakaran hutan terus berlangsung, tentu hal tersebut juga akan mengancam satwa liar.
Terlebih, lanjut Ruswanto, berbagai satwa diÂlindungi yang berada di wilayah Taman Nasional Sebangau. “Akibat dari kebakaran hutan pada satwa, hewan bisa mati terbakar,” ucapnya.
Selain itu, habitat satwa akan hilang, makanan para satwa pun akan habis. Kemudian, flora dan fauna perlahan menghilang, dan ekosistem hutan akan mengalami kerusakan.
Di sisi lain, Ia menyebut bahwa wilayah karhutla yang terjadi pada tahun ini berbeda dengan lokasi kebakaran tahun 2015 hingga 2019 silam.
Karhutla yang terjadi pada tahun 2015 sampai 2019, menurut Ruswanto, lebih parah ketimbang yang terjadi tahun ini, utamanya yang di wilayah Palangka Raya.
“Sedangkan untuk wilayah sekarang cenderung di daerah-daerah rawan kebakaran baru, seperti wilayah Pulang Pisau dan Mendawai,” ungkapnya.
Balai Taman Nasional Sebangau Bentuk Posko Siaga Karhutla
Guna melakukan pencegahan dan penanggulangan karhutla di Taman Nasional Sebangau, pihaknya telah membentuk posko siaga kebakaran hutan di Balai Taman Nasional Sebangau dan wilayah kerja SPTN.
Lalu, pihaknya juga melakukan pemantauan titik api menggunakan monitoring sistem Sipongi, Informasi dari Balai PPIKHL Wilayah Kalimantan, BRIN Fire Hotspot, Modis Lapan, Satelit TERRA, SNPP, dan AQUA.
“Melakukan patroli rutin pencegahan karhutla pada titik rawan kebakaran,” ujar Ruswanto.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan Balai PPI karhutla wilayah Kalimantan, BPBD, 2 Regu Manggala Agni BTN Sebangau sebanyak 29 personel di Mako Brigdalkarhut Taman Nasional Sebangau.
Tak hanya itu, pihaknya juga rutin menjaga gambut tetap basah melalui penggunaan sekat kanal dan sumur bor di kawasan Taman Nasional Sebangau.
Masyarakat: Garda Terdepan dalam Pengendalian Api
Sementara, Direktur Eksekutif Walhi Kalteng Bayu Herinata mengatakan, dalam situasi seperti sekarang, sinergi dalam meminimalisir dampak harus dimaksimalkan oleh pemerintah daerah dan pihak terkait.
“Dukungan-dukungan untuk masyarakat selaku garda terdepan juga harus dimaksimalkan,” ujarnya, Minggu (27/8/2023).
Ia mencontohkan, seperti bantuan logistik, teknis kegiatan pemadaman, dan keselamatan serta keselamatan masyarakat selama bertugas di lapangan.
Menurutnya, ada sejumlah daerah yang rawan terjadi kebakaran. Daerah-daerah rawan itu pada umumnya berada dalam kawasan kesatuan hidrologis gambut (KHG).
Daerah-daerah tersebut, kata Bayu Herinata, memerlukan fokus oleh pemerintah untuk melakukan upaya pencegahan dan pemadaman.
“Selain itu, perlu adanya evaluasi dalam konteks pencegahan karhutla secara serius dan tepat oleh pemerintah. Sehingga ke depan upaya pencegahan dan penanggulangan yang dilakukan bisa lebih maksimal,” tandasnya.