Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Tim Gabungan Usir Harimau Sumatera di Solok Selatan

589
×

Tim Gabungan Usir Harimau Sumatera di Solok Selatan

Share this article
Ilustrasi harimau sumatera bernama Putri Singgulung yang dilepasliarkan ke habitatnya. | Foto: Dok. BKSDA Sumatra Barat
Ilustrasi harimau sumatera bernama Putri Singgulung yang dilepasliarkan ke habitatnya. | Foto: Dok. BKSDA Sumatra Barat

Gardaanimalia.com –Ā Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat berupaya mengusir harimau sumatera di Kabupaten Solok Selatan.

Hal itu dikemukakan oleh Kepala BKSDA Sumatra Barat, Ardi Andono. Ia mengatakan, pihaknya bersama tim dari Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dharmasraya (PRHSD) menghalau harimau.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Satwa yang bernama ilmiahĀ Panthera tigris sumatraeĀ tersebut diketahui memangsa ternak warga. Dua ekor kerbau di Jorong Lubuk Gadang, Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir itu diterkam, pada Rabu (23/11).

“Penanganan yang dilakukan tim WRU SKW III BKSDA Sumatra Barat dan tim PRHSD antara lain melakukan penghalauan, serta patroli pada malam hari”.

Menurut Ardi Andono, hal itu dilakukan agar masyarakat di sekitar lokasi merasa aman. “Hal ini dapat memberikan rasa aman terhadap masyarakat,”Ā ujarnya, Selasa (6/12).

Dia menerangkan, bahwa tim gabungan bersama-sama menuju lokasi kejadian guna berkoordinasi dengan pemerintahan nagari setempat.

Selanjutnya, mereka melakukan identifikasi lapangan dan verifikasi laporan kejadian. Hasil dari kegiatan tersebut, tim menemukan jejak kaki harimau sumatera.

Pada lokasi diterkamnya dua ekor kerbau, ungkap Ardi, ditemukan jejak Panthera tigris sumatraeĀ dengan ukuranĀ tapak dalam 8 sentimeter kali 9 sentimeter.

Ardi menyebut, lokasi konflik itu berada di APL yang hanya berjarak 300 meter dari Hutan Lindung. Sementara, masyarakat memiliki kebiasaan tidak mengkandangkan hewan ternak mereka.

Jadi, ucapnya, masyarakat di sana beternak di lahan terbuka (padang rumput). Sehingga sangat rawan terhadap gangguan satwa liar.

“Kami mengimbau kepada masyarakat agar mengamankan dan memindahkan ternak yang berada di sekitar lokasi konflik ke dekat permukiman warga. Atau hewan ternak dikandangkan”.

Kemudian, masyarakat diharapkan beraktivitas ke ladang jangan terlalu pagi atau berkisar pukul 08.00 WIB. “Dan kembali ke rumah tidak terlalu sore jam 16.00 WIB,” tandasnya.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments