Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Paus Sperma Kerdil Terdampar di Pantai Bali Berakhir Mati

1384
×

Paus Sperma Kerdil Terdampar di Pantai Bali Berakhir Mati

Share this article
Luka di badan paus sperma kerdil (Kogia breviceps) yang terdampar di Pantai Semawang, Bali diduga karena bekas gigitan satwa lain. | Foto: BKSDA Bali
Luka di badan Kogia breviceps yang terdampar di Pantai Semawang, Bali diduga karena bekas gigitan satwa lain. | Foto: BKSDA Bali

Gardaanimalia.com — Senin (18/12/2023) pagi, warga mengerumuni seekor paus yang baru saja ditemukan terdampar di Pantai Semawang, Sanur, Denpasar, Bali.

Kepala BKSDA Bali Agus Budi Santosa dalam rilis pers mengatakan pihaknya menerima laporan dari masyarakat mengenai terdamparnya mamalia laut itu.

Pihak BKSDA pun segera menindaklanjuti laporan tersebut dengan melakukan evakuasi satwa pada pukul 08.00 WITA.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, diketahui mamalia tersebut merupakan jenis paus sperma kerdil atau dalam bahasa ilmiah disebut Kogia breviceps.

Paus yang ditemukan berjenis kelamin betina dengan ukuran panjang sekitar 2,68 meter dan diameter 36,5 sentimeter. Tubuh satwa dilindungi ini ditemukan penuh luka diduga karena gigitan satwa lain.

“Ketika digiring agar bisa kembali ke tengah laut, satwa tersebut kembali lagi ke pinggir pantai,” ujar Agus Budi pada Senin (18/12/2023).

Proses evakuasi dibantu oleh nelayan, Yayasan Jaringan Satwa Indonesia, Yayasan Bali Bersih, dan Yayasan Westerlaken Alliance Indonesia. Namun, paus itu tak dapat bertahan hidup.

“Sayang satwa tersebut mati saat menunggu untuk dilakukan pengobatan luka yang berada di sekujur tubuhnya,” katanya.

Nekropsi akan dilakukan terhadap bangkai satwa yang juga disebut paus sperma palsu itu. Hal ini dilakukan guna mengetahui penyebab kematiannya.

Setelah pemeriksaan dilakukan, bangkai paus dikubur di Kantor Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bali yang diliput dengan BAP (Berita Acara Pemeriksaan) Kematian dan Penguburan.

Tidak lama, sebelumnya juga terjadi peristiwa serupa, yaitu kematian paus sperma atau satwa bernama ilmiah Physeter macrocephalus di Pantai Legian.

Mamalia berukuran panjang 10,6 meter tersebut terdampar dalam keadaan mulai membusuk pada Kamis, 7 Desember 2023 lalu.

Baik Kogia breviceps maupun Physeter macrocephalus merupakan satwa dilindungi dalam Permen LHK Nomor P.106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments