Gardaanimalia.com –Â Seekor gajah sumatra yang dikenal dengan nama Dugul ditemukan mati di area Taman Nasional Way Kambas (TNWK) pukul 13.23 WIB, Minggu (24/12/2023).
Kematian Dugul pertama kali diketahui oleh Tim Penanggulangan Konflik Gajah Seksi Pengelolaan Taman Nasional (PTN) Wilayah III Kuala Penet, TNWK.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas terhadap gajah (Elephas maximus sumatranus) tersebut tidak menemukan adanya tanda bekas senjata atau jerat.
Melalui siaran pers di laman resmi TNWK, Plt. Kepala Balai TNWK Hermawan menjelaskan bahwa tim melakukan pengamanan tempat kejadian perkara (TKP).
Tim medis lantas diterjunkan guna mengecek TKP dan melakukan nekropsi terhadap bangkai gajah. Sampel organ pun diambil agar dapat dilakukan uji laboratorium sehingga bisa diketahui penyebab pasti kematiannya.
“Tim RS Gajah Balai TNWK dipimpin drh. Diah Esti akan langsung melakukan tindakan nekropsi untuk mencari informasi apa yang menyebabkan kematian tersebut,” terang Hermawan, Senin (25/12/2023).
Pernah Dilakukan Pemeriksaan terhadap Gajah Dugul
Dugul adalah gajah sumatra yang dipasangi GPS Collar. Pergerakannya selalu termonitor ke seluruh kawasan TNWK dan ladang masyarakat desa penyangga sesuai dengan wilayah jelajahnya (home range).
GPS Collar pada Dugul juga dipasang untuk deteksi dini adanya konflik gajah dengan manusia pada 2019 dan awal 2023.
Pada 16 Desember 2023 pukul 05.55 WIB, Tim Penanggulangan Konflik Gajah Seksi PTN Wilayah III Kuala Penet melihat keberadaan gajah tersebut dalam kondisi kurus di daerah rawa Resort PTN Margahayu.
Tim yang kala itu baru saja pulang dari daerah Balian kemudian menyampaikan informasi ke dokter hewan tim spesies gajah.
Setelah penemuan gajah kurus tersebut, tim memantau posisi dan jalur melalui aplikasi dan alat telemetri. Feses gajah jantan dewasa itu diambil dan dilakukan cek laboratorium.
Hasilnya, ditemukan banyak telur cacing, salah satunya dari jenis Paramphistomum sp.
Gajah Dugul Dikenal oleh Masyarakat
Berita duka ini juga disiarkan melalui akun Instagram resmi Balai TNWK pada Selasa (26/12/2023).
Dalam unggahannya disebutkan, nama Dugul merupakan pemberian masyarakat petani. Gajah ini dikenal tak memiliki gading sejak kecil dan selalu hidup menyendiri (soliter).
Saat masuk ke ladang, Dugul hanya makan secukupnya dan tidak pernah sampai merusak ladang masyarakat.
Hal tersebut juga diungkapkan salah satu warga desa penyangga TNWK bernama Agus yang mengaku membiarkan Dugul jika sudah masuk perladangan.
“Paling kalau sudah kenyang, dia akan pergi sendiri. Karena kalau dilawan, dia pasti akan balik melawan,” ujar Agus, dilansir dari Lampost.