Menjarah
Menjarah
Menjarah
Berita

Lagi, Gajah Mati Diduga karena Sakit Gigi

788
×

Lagi, Gajah Mati Diduga karena Sakit Gigi

Share this article
Kandang gajah di Taman Satwa Semarang. Sebelumnya, gajah Sekar berada di kandang tersebut sampai akhirnya kesehatannya terganggu dan dipindahkan. | Foto: Rahdyan Trijoko Pamungkas/Tribunmuria
Kandang gajah di Taman Satwa Semarang. Sebelumnya, Sekar berada di kandang tersebut sampai akhirnya kesehatannya terganggu dan dipindahkan. | Foto: Rahdyan Trijoko Pamungkas/Tribunmuria

Gardaanimalia.com – Seekor gajah betina dengan nama Sekar mati di Taman Satwa Mangkang, Semarang pada Jumat (17/2/2023). Kematiannya diduga karena Sekar mengalami sakit gigi.

Dokter hewan Taman Satwa Semarang, Hendrik Setiawan menjelaskan sakit gigi yang diderita Sekar menyebabkan gajah tidak memiliki nafsu makan dan minum. Hal itu membuat satwa dehidrasi.

pariwara
usap untuk melanjutkan

“Nah, dehidrasi ini menyebabkan fungsi ginjal terganggu. Karena air seni tidak banyak dikeluarkan, maka masuk ke aliran darah,” jelasnya, Senin (20/2/2023) dikutip dari Tribun News.

Peredaran darah yang terganggu menyebabkan kerusakan pada ginjal hingga jantung. Kondisi ini yang dianggap menyebabkan gajah berumur 67 tahun tersebut mati.

Dijelaskan bahwa upaya telah dilakukan untuk merawat Sekar, termasuk memberikan infus dan pengganti cairan kepada gajah.

Namun, berat badan mamalia tersebut hanya 1,9 ton ketika ditimbang terakhir kali. Hendrik mengatakan, berat gajah pada umumnya mencapai 2,5 ton.

Nekropsi Gajah untuk Ketahui Sebab Pasti Kematian

Kepala BKSDA Jawa Tengah, Darmanto menerangkan bahwa kondisi kesehatan Sekar mulai terganggu sejak bulan lalu 26 Januari 2023.

Cuaca dan udara dingin membuat keadaan Sekar tak kunjung membaik. Saat itu, satwa mulai tidak mau makan pada 10 Februari 2023.

Tujuh hari setelahnya, Jumat (17/2/2023), satwa dengan nama latin Elephas maximus sumatranus ini masih menunjukkan gejala yang sama, yaitu tidak nafsu makan dan minum.

Pada saat itu, perut bagian kiri atasnya mulai membesar. “Pada pukul 09.30, gajah Sekar tiba-tiba terjatuh dan mengalami kejang,” jelas Darmanto.

Sekar akhirnya mati pada pukul 11.30 WIB, setelah tim medis melakukan penanganan Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau teknik kompresi dada.

Tim medis Taman Satwa Semarang, didampingi oleh pihak BKSDA telah melakukan nekropsi kepada bangkai Sekar. Sampel organnya telah dikirim ke laboratorium Balai Besar Veteriner Wates, DIY.

“Kita belum bisa menyampaikan penyebab pasti kematiannya hingga menunggu hasil visum dari Yogyakarta. Ada beberapa sampel yang kita kirimkan di antaranya organ jantung, paru-paru, hati, usus, limpa, ginjal dan sampel darah,” tuturnya.

Direktur Taman Satwa: Mati Bukan karena Eksploitasi

Konferensi pers mengenai kematian Sekar di Kantor BKSDA Jateng pada Senin (20/2/2023). | Foto: Titis Anis Fauziyah/Kompas
Konferensi pers mengenai kematian Sekar di Kantor BKSDA Jateng pada Senin (20/2/2023). | Foto: Titis Anis Fauziyah/Kompas

Beredar kabar bahwa satwa asal Sumatra itu mati karena adanya kegiatan eksploitasi gajah. Direktur Taman Satwa Semarang, Khoirul Awaludin menepis rumor ini.

“Kami punya animal zoo menggunakan metode reward pakan. Jadi kalau ada orang menganggap ada eksploitasi kita bisa buktikan,” kata Khoirul.

Pelatihan satwa di Taman Satwa Semarang, jelasnya, dilakukan secara humanis. Dirinya juga menyangkal adanya kegiatan menunggang satwa di Taman Satwa Semarang.

“Adanya cuma pengalungan bunga dan foto di dekat gajah. Kalau dulu ada, saya tidak tahu. Tetapi setelah kami masuk, tidak pernah melakukan itu,” terangnya.

Khoirul juga menekankan kalau pihaknya telah berusaha untuk melakukan tindakan medis kepada Sekar.

“Kita langsung melakukan tindakan medis. Selama penindakan itu, Sekar ditempatkan pada ruangan terpisah untuk mengurangi aktivitas harian di Semarang Zoo,” ujarnya, dilansir dari Kompas, Senin (20/2/2023).

Bangkai Sekar lalu dikubur di sekitar Taman Satwa Semarang. “Dikuburkannya di taman satwa. Terkait lokasinya kami tidak memberitahukannya,” jelas Khoirul.

Sekar adalah gajah kedua yang mati karena masalah gigi dalam minggu yang sama di Februari.

Sebelumnya, gajah Dwiki (43) berjenis kelamin jantan mati di Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC), Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara, Selasa (14/2/2023).

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments