Menjarah
Menjarah
Menjarah
Edukasi

Kijang Emas, Satwa Langka yang Dikhawatirkan Sudah Punah

3180
×

Kijang Emas, Satwa Langka yang Dikhawatirkan Sudah Punah

Share this article
Kijang Emas, Satwa Langka yang Dikhawatirkan Sudah Punah
Kijang emas atau kijang kuning (Muntiacus atherodes). Foto: Ecologyasia/Oliver Wearn

Gardaanimalia.com – Kijang emas (Muntiacus atherodes) menjadi hewan yang langka bahkan keberadaannya tidak bisa dipastikan masih ada atau sudah punah. Dalam situs IUCN, satwa ini tercatat dalam status near threatened dengan tren populasi menurun. Di Indonesia, spesies langka ini juga masuk dalam daftar jenis satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106 tahun 2018.

Dalam buku yang berjudul “Melawan Ancaman Punah Hewan Langka” seperti dikutip Gardaanimalia.com, keberadaan hewan dengan nama latin Muntiacus atherodes yang hidup di Kalimantan ini dikhawatirkan sudah punah. Pada 2 Desember 1989, pernah ditemukan tiga ekor kijang emas yang mati, satu ekor jantan dan dua ekor betina di Bukit Suharto, Kalimantan Timur. Penyebab kematiannya ialah terjebak tali jerat pemburu.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Kijang emas memiliki kebiasaan selalu menjauh dari lingkungan manusia. Satwa ini seolah menjadi dongeng karena memang susah untuk dijumpai di hutan-hutan Kalimantan. Seorang pakar animalia liar dari Fakultas Kehutanan IPB pernah menjumpai kijang jenis ini dua tahun yang lalu di kawasan hutan lindung saat dirinya sedang menggarap proyek inventarisasi satwa liar.

Baca juga: 4 Fakta Baru Terkait Kasus Gajah yang Kepalanya Dipenggal

Satwa ini memiliki ciri-ciri yang khas, diantaranya berbadan ramping, bulunya kuning keemasan, bulu dada dan perutnya putih bersih seperti kapas, dan tanduknya tidak bercabang. Satwa yang juga sering disebut kijang kuning ini memiliki usia hidup sampai lima belas tahun, sama dengan keluarga kijang lainnya. Untuk kemampuan berkembangbiaknya, satu induk hanya mampu melahirkan satu hingga dua ekor dalam dua tahun. Kijang jenis ini jarang terlihat bergerak dalam kelompok besar.

Berbeda dengan kijang merah yang sering bergerak pada malam hari, kijang emas lebih aktif pada siang hari. Inilah faktor yang mempermudah kijang kuning untuk menjadi santapan bagi hewan yang menjadi musuh alamiahnya, seperti macan dahan. Namun, seorang pakar animalia liar dari IPB tidak dapat memastikan “pemangsa” apa yang benar-benar mengancam hewan ini dan menyebabkan populasinya merosot.

Keberlangsungan hidup kijang emas ini turut terancam dari para pemburu. Pada tahun 2018 silam, Balai Konsevasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan memasang enam kamera untuk memantau keberadaan hewan langka ini. Namun, keberadaannya belum dapat dipastikan.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
FATWA: Orangutan juga merantau! | Ilustrasi: Hasbi Ilman
Edukasi

Gardaaniamlia.com – Garda Animalia mengeluarkan FATWA (Fakta Satwa) pertama. Sebuah seri fakta singkat di dunia persatwaliaran. Yuk, simak!…