Menjarah
Menjarah
Menjarah
Edukasi

Langur Borneo, Primata Langka Indonesia yang Belum Dilindungi

2798
×

Langur Borneo, Primata Langka Indonesia yang Belum Dilindungi

Share this article
Langur Borneo, Primata Langka Indonesia yang Belum Dilindungi
Langur borneo (Presbytis chrysomelas). Foto: Dok. KLHK

Gardaanimalia.com – Indonesia memiliki kekayaan fauna yang tak terkira jumlahnya. Kendati demikian, beberapa satwa Indonesia telah menempati daftar satwa yang terancam punah versi IUCN Red List. Langur borneo adalah salah satunya. Meski Langur borneo telah diberi label CE atau Critically Endangered, hewan langka ini belum dinyatakan masuk dalam daftar satwa yang harus dilindungi oleh Pemerintah Indonesia.

Berikut ini adalah beberapa hal yang patut diketahui menyangkut Langur borneo:

pariwara
usap untuk melanjutkan

1. Langur Borneo Mirip dengan Monyet Kelasi

Langur borneo memiliki nama latin Presbytis chrysomelas, ssp cruciger. Spesies primata ini memiliki wujud yang sangat mirip dengan Monyet kelasi atau disebut juga dengan Presbytis rubicunda. Keduanya adalah spesies primata yang masih termasuk dalam famili Cercopithecidae. Meski sekilas mirip, Langur borneo memiliki karakteristik fisik yang sedikit berbeda dengan Monyet kelasi. Mereka juga lebih jarang ditemui dibandingkan dengan Monyet kelasi biasa.

2. Langur Borneo Dapat Ditemukan di Indonesia dan Malaysia

Langur borneo dinyatakan sebagai satwa endemik di Kalimantan. Saat ini, hewan tersebut hanya dapat ditemui di kawasan Taman Nasional Danau Sentarum. Tepatnya pada tanggal 20 April 2018, sebuah Tim Ekspedisi Langur Borneo berhasil mendapatkan catatan fotografis yang memuat penemuan spesies ini di sekitar Bukit Semujan, Taman Nasional Danau Sentarum.

Temuan inilah yang akhirnya mematahkan anggapan bahwa Langur borneo hanya tersebar di beberapa lokasi di Malaysia. Selain di Taman Nasional Danau Sentarum, Langur borneo memang kebanyakan ditemukan di beberapa daerah Malaysia, yaitu di Taman Nasional Maludam, Taman Nasional Similajau, Suaka Margasatwa Semunsam, Lingga Area dan Taman Nasional Tanjung Datu.

3. Karakteristik dan Pola Aktivitas Langur Borneo

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Musyaffa dan M. Elfaza Faishal di bulan September hingga Oktober 2019, telah disampaikan bahwa Langur borneo tak hanya ditemukan di Pulau Semujan melainkan juga di Pulau Vega. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi komponen habitat, karakteristik, serta pola aktivitas Langur borneo.

Berikut ini adalah beberapa temuan yang berhasil didapatkan dari penelitian yang digagas oleh Institut Pertanian Bogor ini.

  • Langur Borneo dapat ditemukan di lokasi bersuhu 24,8—30,6 derajat celsius. Kelembapan udara yang dibutuhkan agar spesies ini dapat hidup berkisar antara 71,8%—93,2%. Ketinggian habitatnya ada pada 30—50 meter di atas permukaan laut.
  • Karakteristik habitat Langur borneo telah teridentifikasi dengan menggunakan analisis vegetasi. Mereka mengkonsumsi buah pohon karet sebagai sumber makanan utamanya. Sedangkan untuk tidur, mereka menggunakan pohon empakan atau Durio kutejensis dan pohon ara atau Ficus spathulifolia.
  • Penelitian ini menyatakan bahwa ada 4 kelompok Langur borneo yang hidup di pulau Semujan. Masing-masing kelompok memiliki anggota dengan jumlah yang variatif, yaitu antara 10—20 ekor Langur borneo.
  • Pola aktivitas Langur borneo ditemukan pada 3 habitat yang vokalisasinya berada pada persentase 65%, 72% dan 78%. Mereka paling banyak beraktivitas di strata vegetasi C yang memiliki persentase 78%. Melalui penelitian pola aktivitas inilah Langur borneo kemudian dapat diidentifikasi keberadaannya di Pulau Vega.

4. Usaha Konservasi Langur Borneo Belum Terlaksana

Informasi dan data yang berhubungan dengan Langur borneo di Indonesia masih sangat terbatas. Karena itulah, gagasan mengenai konservasi Langur borneo sendiri belum dapat terlaksana. Langur borneo merupakan salah satu spesies primata yang terbilang sangat langka. Satwa ini masuk ke dalam jajaran 64 primata yang terdapat di Indonesia pada tahun 2020.

Konservasi Langur borneo terbilang krusial mengingat ada banyak masalah yang dihadapi oleh primata ini. Masalah-masalah tersebut meliputi konversi hutan untuk pertanian, kebakaran hutan, perdagangan satwa, serta perburuan liar. Dengan semakin banyaknya penelitian dan jurnal ilmiah mengenai Langur borneo, banyak pihak berharap konservasinya dapat segera dijalankan.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback
10 months ago

[…] Baca juga: Langur Borneo, Primata Langka Indonesia yang Belum Dilindungi […]

FATWA: Orangutan juga merantau! | Ilustrasi: Hasbi Ilman
Edukasi

Gardaaniamlia.com – Garda Animalia mengeluarkan FATWA (Fakta Satwa) pertama. Sebuah seri fakta singkat di dunia persatwaliaran. Yuk, simak!…