Menjarah
Menjarah
Menjarah
Edukasi

Kekah Natuna, Terkenal sebagai Primata Pemalu dan Berkacamata

3992
×

Kekah Natuna, Terkenal sebagai Primata Pemalu dan Berkacamata

Share this article
Kekah natuna, salah satu satwa endemik dari kepulauan Natuna. | Foto: Martjan Lammertink/Arkive.org/Primata IPB
Kekah natuna, salah satu satwa endemik dari kepulauan Natuna. | Foto: Martjan Lammertink/Arkive.org/Primata IPB

Gardaanimalia.com – Kekah natuna (Presbytis natunae) adalah hewan primata langka yang hanya hidup di kepulauan Natuna, sebuah kabupaten dengan keanekaragaman hayati yang berlimpah.

Di daerah Barat, kekah natuna juga dikenal sebagai surili Pulau Natuna yang masuk ke dalam spesies primata keluarga Cercopithecidae.

pariwara
usap untuk melanjutkan

Berdasarkan International Union for Conservation of Nature (IUCN) Redlist, saat ini satwa endemik yang dilindungi tersebut masuk ke dalam status vulnerable (VU) atau rentan punah.

Untuk tubuhnya sendiri, kekah natuna diselimuti rambut berwarna hitam dengan bagian depan berwarna putih. Pada sekeliling dua bola matanya terdapat lingkaran bulat yang juga berwarna putih sehingga terlihat seperti memakai kacamata.

Melansir dari Primata IPB, populasi satwa dilindungi ini tersebar di beberapa tipe habitat dan ketinggian gunung dengan skala tertinggi berada di Gunung Ranai yaitu 1.035 mdpl.

Habitat yang dihuni oleh kekah ini meliputi hutan primer pegunungan, hutan sekunder, kebun karet tua, dan daerah riparian, yaitu suatu area daratan yang mengelilingi aliran air, sungai, dan danau.

Selain itu, satwa endemik kepulauan Natuna ini juga dapat ditemukan di lokasi-lokasi atau titik yang bersinggungan dengan hutan mangrove dan kebun campuran.

Namun siapa sangka, satwa endemik ini ternyata memiliki sifat pemalu dan penakut. Setiap ada orang yang berada dalam jarak dekat, kekah ini langsung mencari tempat persembunyian.

Kekah natuna merupakan hewan mamalia dengan klasifikasi sebagai berikut:

Kekah Natuna, Terkenal sebagai Primata Pemalu dan Berkacamata

Status Kekah Natuna di Indonesia

Boy Wijanarko, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Natuna, mengatakan bahwa kekah natuna merupakan salah satu satwa endemik Natuna dan sudah ditetapkan melalui Surat Keputusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Jumlah populasi satwa yang semakin menurun ini pun menyebabkan ia kemudian menjadi sulit ditemukan. Hal ini selaras dengan hasil riset dari Universitas Indonesia pada tahun 2003 yang mengatakan bahwa jumlah populasi satwa langka ini berada di angka puluhan ribu saja.

Dan saat ini, penurunan jumlah populasi satwa endemik pulau Natuna itu masih mengalami penurunan. Sehingga dalam keterangan Boy Wijanarko, populasinya kini hanya tersisa sekitar 5.000-7.000 saja, dikutip dari Mongabay.

Menurut IUCN, ancaman yang dihadapi oleh kekah natuna yang menyebabkan populasinya semakin menurun antara lain ialah adanya pembangunan kawasan perumahan atau pengalihan fungsi lahan, adanya perburuan liar, penebangan kayu, komersial, dan tidak adanya konservasi di Natuna.

Dalam sebuah penelitian yang berjudul “Conservation Status of Natuna Leaf Monkey (Presbytis natunae)” tahun 2020 tersebut pun memperkuat fakta-fakta terkait ancaman populasi kekah natuna.

Penelitian tersebut dilakukan oleh Kurnia Latifiana yang didukung oleh Primate Conservation Inc. dan Yayasan SwaraOwa. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa ada dua penyebab kekah Natuna terancam punah.

Pertama, hilang dan rusaknya hutan di Natuna. Hal ini dikarenakan luas hutan di Pulau Natuna mengalami penurunan. Berdasarkan data Global Forest Watch menunjukkan, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Pulau Natuna kehilangan sekitar 15% tutupan hutan primer.

Kedua, adanya penangkapan di alam untuk perdagangan sebagai binatang peliharaan. Kekah merupakan primata cantik dan lucu hingga sebagian orang tertarik memelihara.

Tindakan konservasi untuk menjaga dan melestarikan kekah natuna perlu dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak. Baik dari pihak instansi pemerintah, masyarakat, praktisi konservasi dan pihak-pihak lainnya.

Upaya yang dapat dilakukan adalah peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai nilai penting dari keberadaan kekah natuna dan konservasi habitat eksisting.

Adanya sebuah rencana pembangunan dan pengembangan wisata daerah, yaitu primate watching diharapkan dapat menumbuhkan rasa kepedulian para pengunjung untuk turut melakukan konservasi kekah natuna.

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
FATWA: Orangutan juga merantau! | Ilustrasi: Hasbi Ilman
Edukasi

Gardaaniamlia.com – Garda Animalia mengeluarkan FATWA (Fakta Satwa) pertama. Sebuah seri fakta singkat di dunia persatwaliaran. Yuk, simak!…