Sempat Kritis, Harimau di Sumut Mati Terjerat

Arief Suseno
3 min read
2023-05-23 14:57:30
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Selang empat hari usai kematian harimau akibat jerat di Pasaman, Sumatra Barat, peristiwa serupa kembali terjadi di Sumatra Utara.

Seekor harimau sumatera mati akibat terjerat sling di Desa Pastap Julu, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara, Sabtu (20/5/2023).

Kepala Bidang Teknis BBKSDA Sumatra Utara Fifin Nopiansyah mengungkapkan, satwa liar itu mengembuskan napas terakhir setelah dievakuasi.

Pihak BKSDA terima informasi soal satwa kena jerat, pada Jumat (19/5/2023). Namun, evakuasi baru dapat dilakukan Sabtu (20/5/2023) pagi dengan kondisi satwa sudah lemas tak bergerak.

"Kemudian kita bawa ke kantor Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) dan rencana mau dibawa ke Sanctuary Harimau Barumun. Tapi tidak tidak tertolong," ujar Fifin, Senin (22/5/2023).

Di tengah perawatan darurat, sang predator puncak mati pukul 22.32 WIB dengan luka jerat di kaki kanan depan.

"Karena dehidrasinya cukup parah dan akut sehingga tidak bisa terselamatkan. Kita sudah melakukan upaya medis, diinfus, standar penanganan medis sudah dilakukan," jelas Fifin.

Pihak BKSDA masih akan dalami penyebab kematian satwa. Sampel bagian tubuh kucing besar ini pun dikirim ke Laboratorium Veteriner di Sumatra Barat.

Untuk menghindari upaya penjarahan bagian tubuh harimau sumatera, bangkai dikubur di Sanctuary Harimau Barumun, Minggu (21/5/2023).

Melihat kejadian itu, BKSDA akan lakukan sosialisasi kepada warga, khususnya soal pemasangan jerat di perkebunan karena diketahui daerah itu adalah perlintasan harimau. Pihaknya juga akan rutin patroli jerat.

Harimau Pernah Tampak Berkeliaran di Kebun Warga


Camat Tambangan Muslih Lubis berujar, mamalia itu sudah berkeliaran di perkebunan warga yang berbatasan langsung dengan TNBG. Keberadaan satwa itu buat warga tak berkebun dan kegiatan belajar mengajar di sekolah libur.

Satwa diketahui telah memangsa babi liar di kebun warga meski tak sampai habis. "Babinya tidak habis di situ, Kamis (harimau) balik lagi," kata Muslih.

Esok harinya, hewan itu sempat terlihat mandi di sungai dekat perkebunan. Tak lama lalu terdengar kabar bahwa harimau kena jerat di kebun.

Penampakan satwa di Desa Pastap Julu bukan kali pertama terjadi. Hewan itu juga terlihat dalam beberapa bulan terakhir, mulai dari Oktober 2022, Februari dan Maret 2023.

Kemunculan satwa tak hanya di Desa Pastap Julu, tetapi juga di sejumlah desa di Kecamatan Tambangan. Mulai dari Desa Tambangan Tonga, Panjaringan dan Rao-Rao Dolok.

Melansir dari IDN Times, kematian satwa bernama latin Panthera tigris sumatrae kali ini adalah kejadian keenam sejak Januari hingga Mei 2023.

Peristiwa pertama terjadi di Kabupaten Pasaman karena jerat (16/5/2023), lalu Dewi Siundul di Sanctuary Harimau Barumun karena sakit (19/3/2023), dan di Kabupaten Aceh Selatan karena jerat (11/3/2023).

Dua lainnya, yaitu Surya Manggala di Kabupaten Kerinci (1/3/2023) dan seekor harimau yang diracun usai mangsa ternak di Kabupaten Aceh Timur (22/2/2023).

Tags :
satwa liar harimau sumatera bbksda sumut Harimau Mati hewan dilindungi satwa langka panthera tigris sumatrae
Writer: Arief Suseno