Banteng Jawa, Spesies Tangguh yang Kini Terancam Punah

3 min read
2021-10-04 19:12:34
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Banteng jawa (Bos javanicus javanicus) merupakan spesies endemik di Indonesia yang kini terancam punah. Degradasi habitat, perburuan liar, dan konflik dengan masyarakat menjadi sebab dari kondisi tersebut. Jelas saja bagian tubuh banteng ini bernilai ekonomi tinggi seperti daging, kulit dan tanduknya yang marak diburu untuk dijadikan hiasan maupun piala dalam perlombaan. Mengakibatkan sekitar 80% banteng di seluruh dunia menurun populasinya. Bahkan satu di antara spesies mamalia itu sudah dinyatakan punah yakni aurochs (Bos primigenius).

Meski sering digunakan sebagai simbol ataupun ikon tetap saja nasibnya luput dari perhatian luas. Sebetulnya interaksi manusia dengan banteng sudah berlangsung sejak lama. Seperti penggunaannya sebagai pengangkut hasil panen perkebunan kopi di Jawa Barat hingga abad ke-18. Kemudian jauh sebelumnya banteng tertulis dalam karya sastra klasik Indonesia Nagarakretagama berisi kegiatan berburu sang raja yang melibatkan berbagai macam hewan termasuk banteng. Banteng memang mempunyai peranan yang besar dalam peradaban manusia. Selain dari segi tenaga, banteng berperan terhadap regenerasi vegetasi hutan, yaitu melalui biji dan tumbuhan yang disebarkan melalui fesesnya.

Satwa yang berasal dari famillia Bovidae ini berkerabat dekat dengan indian bison atau gaur (Bos gaurus) dan kerbau air (Bubalus bubalis). Tak heran kita sering terkecoh mengira banteng, sapi, dan kerbau adalah sama. Padahal secara fenotipe mereka sangat berbeda walaupun ada keterkaitan satu sama lain. Selain Bos javanicus javanicus (Jawa), Banteng memiliki sub spesies lain yakni Bos javanicus lowi (Kalimantan) dan Bos javanicus birmanicus (Thailand).

Di  Indonesia sendiri, dua sub spesies Bos javanicus javanicus dan Bos javanicus lowi  tersebar di wilayah Jawa, Madura, Bali (tersisa hanya di Jawa) dan Kalimantan. Lebih tepatnya terkonsentrasi di empat lokasi pulau Jawa (TN Ujung Kulon, TN Baluran, TN Alas Purwo, dan TN Meru Betiri) sedangkan Bos javanicus lowi menghuni di Kalimantan yaitu TN Kayan Mentarang dan TN Kutai. Terbatasnya sebaran alami dipicu fragmentasi pada habitat sedangkan jenis satwa ini menyukai tipe habitat yang lebih terbuka dan luas. Adapun juga dipengaruhi oleh sejarah penyebaran masa lalu, kondisi iklim, kemampuan adaptasi dan pergerakannya. Populasi banteng tercatat tidak lebih dari 500 individu di tiap sebaran alaminya.

Secara morfologi, yang membedakan banteng dengan hewan lainnya terletak pada bagian pantat yang terdapat warna belang putih, bagian kaki dari lutut ke bawah berwarna putih, begitu pun bagian atas dan bawah bibir berwarna putih. Tubuhnya tegap, besar dan kuat dengan bahu bagian depan lebih tinggi daripada bagian belakang tubuhnya. Pada bagian kepala, terdapat sepasang tanduk yang mana tanduk banteng jantan berwarna hitam mengkilap, runcing, dan melengkung simetris ke dalam. Perbedaan dengan tanduk banteng betina bentuknya lebih kecil daripada tandung banteng jantan. Bagian dada banteng terdapat gelambir (dewlap) yang dimulai dari pangkal kaki depan hingga bagian leher, tetapi tidak mencapai daerah kerongkongan.

Pada umumnya banteng mempunyai pola aktivitas harian yang tetap.  Banteng memulai pagi hari dengan mendatangi padang rerumputan untuk makan. Dari aktivitas inilah banteng lebih dominan bersifat pemakan rumput (grazer) dibanding pemakan daun dan semak (browser). Bila matahari terik di waktu siang, spesies ini akan segera menepi untuk beristirahat sambil memamah biak di bawah tegakan rotan lalu sesekali minum di sungai. Tiba sore hari dilanjutkan kembali dengan makan. Saat waktu malam, banteng akan melangsungkan reproduksinya. Satwa herbivor yang satu ini termasuk kategori satwa monoestroes atau satu musim kawin dalam satu tahun, yang terjadi antara bulan Juli hingga November.

Selama melakukan aktivitasnya mereka selalu bergerombol dalam kelompok  yang terdiri dari dewasa, remaja, anak-anak (jantan dan betina). Hal tersebut merupakan strategi yang bertujuan untuk pemanfaatan pakan yang optimal serta terhindar dari pemangsa. Karena dibandingkan penciuman dan pendengaran spesies ini, kemampuan penglihatan banteng cukup terbatas sehingga dalam membedakan musuh-musuhnya tidak begitu tajam.

Sayangnya, di Indonesia populasi banteng semakin menurun. Selain karena kompetisi dengan badak jawa (TN Ujung kulon) dan ancaman predator ajag (Cuon alpinus) pun menjadi momok, ancaman lain yang cukup besar seperti penurunan kualitas habitat dari segi sumber pakan rumput, invasi tumbuhan langkap (Arenga obtusifolia), kirinyuh (Chromolaena odorata), kacangan (Cassia tora), Telean (Lantana camara), dan akasia (Acacia Nilotica) telah menginvasi padang perumputan lebih dari 50% sehingga berdampak pada kemampuan bertahan hidup banteng.

Berdasarkan IUCN Red List of Threatened Species banteng masuk dalam kategori genting (endangered). Keberlangsungan hidup satwa dengan risiko kepunahan sangat tinggi dan diperparah dengan maraknya perburuan oleh masyarakat dengan alasan banteng sebagai hama pengrusak lahan pertanian. Padahal banteng jawa ini merupakan spesies tangguh yang berperan penting dalam keberlangsungan regenerasi hutan.

Tags :
banteng jawa
Writer:
Pos Terbaru
Mendepa Jalan ke Habitat: Nasib 19 Elang Paria di Pelabuhan Tanjung Perak
Mendepa Jalan ke Habitat: Nasib 19 Elang Paria di Pelabuhan Tanjung Perak
Berita
22/05/25
Lahirnya Orangutan di LK Kasang Kulim Riau
Lahirnya Orangutan di LK Kasang Kulim Riau
Berita
22/05/25
FATWA: Dunia Terbalik si Munguk Beledu
FATWA: Dunia Terbalik si Munguk Beledu
Edukasi
21/05/25
Masa Depan Durian Ternate dan Hewan Penyerbuknya
Masa Depan Durian Ternate dan Hewan Penyerbuknya
Liputan Khusus
20/05/25
Hutan Hilang, Penyakit Datang: Hubungan Deforestasi dan Zoonosis
Hutan Hilang, Penyakit Datang: Hubungan Deforestasi dan Zoonosis
Edukasi
20/05/25
Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan
Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan
Berita
19/05/25
Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL
Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL
Berita
19/05/25
Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?
Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?
Edukasi
19/05/25
Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan
Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan
Berita
18/05/25
Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi
Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi
Berita
18/05/25
Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan
Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan
Berita
16/05/25
Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin
Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin
Liputan Khusus
16/05/25
Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin
Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin
Liputan Khusus
15/05/25
Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah
Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah
Berita
15/05/25
Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa
Liputan Khusus
14/05/25
FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya
FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya
Edukasi
14/05/25
Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa
Liputan Khusus
13/05/25
Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede
Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede
Berita
13/05/25
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Berita
09/05/25
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Berita
09/05/25