[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur

Gardaanimalia.com - Dua ekor hiu tutul (Rhinocodon typus) menghebohkan jagat maya karena muncul di Desa Kemantren, Paciran, yaitu di perairan laut sekitar Kabupaten Lamongan pada Jumat (11/4/2025) sore.
Kemunculan hiu tutul ini diketahui lewat sebuah video berdurasi 17 detik yang menunjukkan sang hiu tutul berputar-putar di dekat dermaga.
PLT Kepala BPBD Lamongan Joko Nursiyanto mengaku bahwa keberadaan dua hiu tutul di perairan ini menjadi pertanda bahwa pesisir laut Jawa masih bersih.
"Kemunculan hiu tutul menandakan bahwa pesisir Laut Jawa yang ada di Lamongan masih bersih, sehingga mereka mencari makan di sini," jelas dia kepada Detik, Sabtu (12/4/2025).
Ia menjelaskan kepada masyarakat bahwa kemunculan ini jangan dikaitkan dengan hal macam-macam.
Sebab, pada dasarnya hiu tutul berenang dengan mengikuti arus laut dan ketersediaan plankton sebagai makanan utamanya.
Dalam laporan iNews, salah satu kru Lamongan Shorebase menyebut dua hiu tersebut memiliki panjang sekitar 4 meter dengan diameter tubuh sekitar 1 meter.
"Hiu tutul muncul pada Jumat sore. Ada dua hiu, satu dekat dermaga dan satunya agak di tengah," jelasnya.
Perjumpaan sebelumnya terjadi pada Desember 2024 silam, saat delapan ekor Rhynocodon typus bergerak dan muncul di Pantai Bentar Probolinggo.
Menurut pengelola Pantai Bentar Probolinggo Tunjung Mulyono, hiu tutul muncul dari musim dingin ke musim panas, di mana ia mencari perairan hangat.
“Biasanya hiu tutul akan muncul dari musim dingin menuju musim panas, ketika mereka mencari perairan hangat dan makanan berupa plankton,” jelasnya kepada Kompas.
Hiu Tutul bagi Masyarakat Indonesia
Hiu tutul adalah mamalia laut yang dapat dikenali dengan totol-totol yang melingkupi tubuhnya.
Sebagian menyebut hiu tutul, sebagian lainnya hiu paus. Sebagian orang di Jawa Timur menyebut hiu ini sebagai “hiu geger lintang”, sedangkan sebagian orang Papua menyebut hiu tutul sebagai “gurano bintang”.
Pada tahun 2000, hiu tutul masuk dalam kategori rentan (vulnerable) di alam menurut IUCN Red List. Pada asesmen terbaru tahun 2016, statusnya menjadi terancam (endangered).
Ia memiliki pertumbuhan dan proses pematangan reproduksi yang cukup lambat, sehingga rentan punah.
Hiu tutul di Indonesia pada dasarnya dapat ditemukan antara lain di perairan timur seperti Papua, Maluku, Sulawesi Utara, Flores, Alor hingga perairan tengah seperti Nusa Tenggara, Bali, dan ujung timur pulau Jawa.
Meski sering menghabiskan waktunya di perairan dangkal, ia dapat bermigrasi hingga jarak ribuan kilometer dengan kedalaman 750-1000 meter. Namun demikian, ia bergerak ke perairan dangkal untuk mencari makanan kesukaannya.
Keberadaan hiu tutul juga menjadi legenda turun-temurun di kalangan masyarakat lokal, di mana manusia tidak boleh mengancam dan mengganggunya ketika bertemu di laut.
Di Papua, hiu tutul atau “gurano bintang” dianggap sebagai hantu laut bagi masyarakat sekitar Taman Nasional Teluk Cenderawasih.
Jika sang hiu muncul, maka masyarakat akan mematikan mesin dan tinggal diam di perahu sampai hiu lewat.
Kemunculannya juga dianggap sebagai pertanda bahwa ada kabar duka, seperti orang yang meninggal.
Sedangkan bagi masyarakat Bajo di Lamalera, Nusa Tenggara Timur, percaya bahwa hiu tutul atau “kareo dede” adalah ikan yang dijaga dewa dan dapat melindungi nelayan ketika dibutuhkan.
Jika hiu tutul terjerat, mereka lantas melepasnya. Kearifan lokal ini menjadi hal yang perlu dilestarikan pula agar keberadaan hiu tutul tidak terancam di Indonesia.
Infografis oleh Hasbi
![[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur](https://gardaanimalia.cloudapp.web.id/uploads/1744790117_ebae26a40ee2dbd50796.jpg)
[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur
16/04/25
Hiu Paus Mati Terdampar di Aceh Barat Daya
01/10/24
Ikan Hiu Berbobot 1,5 Ton Kembali Terdampar Mati di Kulon Progo
15/11/23
Hiu Tutul Tergeletak Mati Sekian Kalinya di Kulon Progo
09/11/23
Tragis, Tiga Hiu Paus Ditemukan Mati dalam Sepekan
30/08/22
Diduga Diburu, Hiu Tutul Mati Mengenaskan
28/07/22
FATWA: Dunia Terbalik si Munguk Beledu

Masa Depan Durian Ternate dan Hewan Penyerbuknya

Hutan Hilang, Penyakit Datang: Hubungan Deforestasi dan Zoonosis

Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan

Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL

Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?

Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan

Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi

Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan

Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin

Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin

Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah

Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa

FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya

Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa

Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede

Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura

Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan

Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi

Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
