Fakta Lumba-lumba Bongkok yang Sering Dikira Albino
Gardaanimalia.com - Saat lumba-lumba bongkok (Sousa chinensis) muncul ke permukaan, mereka sering kali diduga sebagai lumba-lumba albino. Mamalia laut yang ramah ini dapat ditemui di hampir setiap negara. Sayangnya keramahan mereka terhadap manusia membuat populasi mereka terus berkurang. Berikut adalah fakta lumba-lumba bongkok yang harus kamu ketahui.
Tubuh yang bungkuk dan berwarna terang
Memiliki ciri tubuh yang khas, membuat satwa ini mudah dikenali. Tubuhnya terlihat bungkuk dibanding lumba-lumba jenis lain sehingga membuat mereka tampak memiliki punuk seperti unta. Di atas punuk tersebut ada sirip berbentuk segitiga.
Lumba-lumba bongkok memiliki tubuh yang kuat serta moncong yang cukup panjang. Dilansir dari laman kkp.go.id, lumba-lumba bongkok dapat tumbuh hingga 3,5 meter saat dewasa. Meski saat dewasa tubuh mereka terlihat berwarna terang, mereka terlahir dengan warna hitam. Saat beranjak dewasa tubuh mereka berubah menjadi abu-abu, merah muda dengan bintik, hingga menjadi putih saat dewasa.
Hidup Berkelompok
Hidup lumba-lumba bongkok dapat mencapai 40 tahun lamanya. Seperti jenis lumba-lumba pada umumnya, mereka juga gemar hidup berkelompok. Kelompok ini biasanya berjumlah cukup banyak. Sayangnya penurunan populasi yang terjadi secara signifikan membuat mereka tak lagi menjelajah samudera dalam kelompok yang ramai. Kini ketika kita menjumpai kawanan mereka di lautan jumlahnya tak akan sebanyak dahulu kala.
Makanan Favorit
Tak jauh berbeda dengan lumba-lumba jenis lain, jenis ini juga sangat menyukai kawasan lepas pantai. Mulai dari pantai yang mengalami pasang surut secara konstan bahkan muara sungai. Lumba-lumba bongkok sangat pintar dalam mencari makan. Mereka adalah pengumpan oportunistik yang tak suka pilih-pilih menu makanan. Meski begitu mereka tetap memiliki menu favorit yaitu ikan-ikan berukuran sedang seperti makarel atau belanak.
Lumba-lumba bongkok dan Samudera Hindia
Sebagai spesies yang ramah terhadap manusia, mereka cenderung menyukai perairan yang dangkal dengan air yang realatif lebih tawar. Oleh karenanya mereka sering ditemui di Samudera Hindia, perairan Afrika Selatan, Afrika Timur, serta perairan Timur tengah.
Di Indonesia sendiri mereka dapat ditemukan di perairan sekitar Pulau Sumatera dan Kalimantan. Seperti di Sungai Kualuh, Dusun Ramean Dua, Desa Kuala Beringin, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Kalimantan Utara.
Terancam punah
Karena senang berenang di perairan dangkal dan dekat dengan manusia, lumba-lumba bongkok sering mendapatkan ancaman kematian dari perburuan, terluka karena alat pancing, ataupun menjadi korban tangkapan sampingan. Hal ini terus terjadi selama betahun-tahun sehingga populasinya terus berkurang.
Pada tahun 2015, IUCN memasukkan satwa ini dalam daftar merah mereka dengan status Vulnerable. Artinya eksistensi mereka di alam liar mulai rentan dan akan menghadapi ancaman kepunahan di waktu yang akan datang. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P 106 Tahun 2018 juga menetapkan mamalia ini sebagai satwa yang dilindungi sehingga interaksi dengan mereka harus didasari dengan prinsip-prinsip konservatif.
Hal yang bisa kita lakukan untuk membantu memastikan kelestarian mereka adalah berhenti melakukan perburuan, mencegah kemungkinan mereka masuk dalam alat pancing sebagai tangkapan sampingan, dan tentu saja menjaga habitat mereka.

Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
09/05/25
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
30/04/25
Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU
30/04/25![[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur](https://gardaanimalia.cloudapp.web.id/uploads/1744790117_ebae26a40ee2dbd50796.jpg)
[Infografis] Hiu Tutul dan Kemunculannya di Jawa Timur
16/04/25
Gakkum Beroperasi, Puluhan Tengkorak Satwa Liar jadi Barang Bukti
20/03/25
Berang-Berang Bukan Peliharaan! Kenali 4 Jenis yang Hidup di Indonesia
14/03/25
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura

Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan

Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi

Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon

Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta

Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!

Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya

WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado

Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung

Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan

Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI

Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam

Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU

Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa

Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana

Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka

Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun

Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet

Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan

Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
