Harimau Sumatera Kian Langka, Mengapa Perdagangannya Masih Tinggi?

3 min read
2021-09-09 09:55:12
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Meski statusnya telah ditetapkan sebagai satwa terancam kritis sejak 30 Juni 2008 oleh IUCN, angka kasus perdagangan harimau sumatera  (Phantera tigris sumatrae) tetap tinggi. Dwi Nugroho Adhiasto, pengamat perdagangan satwa liar, mengungkapkan selama lima tahun terakhir angka kasus perdagangan harimau menyentuh hingga 84 kasus yang melibatkan perdagangan 122 individu harimau (termasuk harimau utuh dan bagian tubuh).

Dalam acara Bincang Alam oleh Mongabay Indonesia, Dwi mengatakan perdagangan ilegal ini terus terjadi karena permintaan pasar yang tinggi. Tak hanya dilakukan oleh kelompok kriminal yang telah profesional dalam perdagangan ilegal, kasus jual beli bagian tubuh harimau ini juga kerap dilakukan oleh oknum yang bekerja di lembaga konservasi di Indonesia.

“Misalnya seperti kasus yang terjadi pada tahun 2016 di kebun binatang garut,” tutur Dwi.

Tak hanya terjadi di habitat asli harimau sumatera, perdagangan ilegal  juga banyak ditemukan di daerah lain seperti DKI Jakarta, Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Lampung, Riau, dan Bengkulu. Bagian tubuh harimau yang paling banyak diperdagangkan di Indonesia adalah kulitnya yang kemudian diolah sedemikian rupa untuk dijadikan furnitur atau pajangan.

“Kepemilikan pajangan yang dibuat dari harimau ini biasanya mampu menunjukkan status sosial seseorang, makanya banyak yang beli,” tambah Dwi.

Baca juga: Penjual Anakan Orang Utan Divonis 2 Tahun Penjara

Selain kulit, bagian tubuh harimau yang juga banyak diperjualbelikan adalah taring, tulang, cakar, tengkorak, ekor, dan kaki. Ada banyak alasan yang melatarbelakangi pembelian bagian tubuh harimau, seperti latar belakang kepercayaan misalnya jimat dari kumis harimau, upacara adat, atau bisa juga dipengaruhi oleh tokoh terkenal seperti selebritas ataupun komunitas yang mengklaim dirinya pecinta satwa akan tetapi tetap memelihara satwa dilindungi dan percaya bahwa harimau dapat didomestikasi.

Di luar negeri, terutama Thailand dan China, yang paling banyak diminati adalah daging dan tulang harimau untuk dikonsumsi. Salah satu produk olahan yang paling terkenal adalah tiger bone glue buatan Thailand. Tiger bone glue adalah produk herbal yang dibuat dari tulang harimau yang direbus bersama tumbuhan herbal. Selain di Thailand produk ini juga laku dipasarkan ke Vietnam dan China.

Hal ini tentu sangat disayangkan mengingat harimau sumatera adalah hewan yang dilindungi oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor P.106 tahun 2018. Hingga saat ini populasinya terus menurun dan tengah menghadapi ancaman kepunahan di alam liar.

Tags :
harimau satwa dilindungi perdagangan satwa liar
Writer:
Pos Terbaru
Hutan Hilang, Penyakit Datang: Hubungan Deforestasi dan Zoonosis
Hutan Hilang, Penyakit Datang: Hubungan Deforestasi dan Zoonosis
Edukasi
20/05/25
Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan
Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan
Berita
19/05/25
Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL
Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL
Berita
19/05/25
Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?
Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?
Edukasi
19/05/25
Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan
Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan
Berita
18/05/25
Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi
Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi
Berita
18/05/25
Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan
Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan
Berita
16/05/25
Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin
Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin
Liputan Khusus
16/05/25
Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin
Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin
Liputan Khusus
15/05/25
Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah
Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah
Berita
15/05/25
Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa
Liputan Khusus
14/05/25
FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya
FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya
Edukasi
14/05/25
Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa
Liputan Khusus
13/05/25
Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede
Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede
Berita
13/05/25
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Berita
09/05/25
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Berita
09/05/25
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Berita
09/05/25
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Berita
06/05/25
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Berita
06/05/25
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Berita
06/05/25