Jika Mangrove Rusak, Ini yang Akan Terjadi!

Gardaanimalia.com – Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki kawasan pesisir yang luas. Salah satu ekosistem yang dimiliki tanah air kita adalah ekosistem mangrove.
Mangrove merupakan vegetasi hutan yang tumbuh di antara garis pasang surut, pantai karang, serta pada dataran koral mati yang tertimbun pasir atau lumpur.
Luas hutan mangrove yang terhampar di Indonesia mencapai 3,49 juta Ha, luas tersebut menunjukkan bahwa 63% kawasan hutan mangrove di ASEAN dan mencapai 19% luas hutan mangrove di dunia ada di Indonesia.
Data luas mangrove Indonesia tahun 2010 sebanyak 3,75 juta hektar. Sedangkan pada tahun 2015, luasnya menurun hingga tersisa 3,49 juta hektar. Kemudian, 3,49 juta hektar itu terbagi lagi ke dalam kategori mangrove masih baik 1,67 juta hektar dan dalam kondisi kritis 1,82 juta hektar (KLHK, 2015).
Berdasarkan data tersebut, diterangkan bahwa selama lima tahun terakhir Indonesia terus mengalami degradasi kawasan mangrove hingga 260.859,32 hektar.
Manfaat Ekologi Mangrove Tak Ternilai
Ekosistem mangrove memiliki pengaruh yang besar terhadap ekologi lautan. Mangrove memiliki manfaat ekologi yang tak terbilang besarnya mulai dari biofilter, pengikat polutan, serta habitat bagi sejumlah satwa.
Satwa yang mendiami ekosistem bakau (Rhizophora) juga beragam mulai dari udang lumpur, kepiting bakau, ikan gelodok, biawak air, buaya muara, hingga bekantan, elang bondol, kucing bakau, dan bangau tong tong.
Namun mengkhawatirkan karena kini kelestarian hutan mangrove mulai terancam. Lagi-lagi penyebab utamanya adalah aktivitas manusia yang destruktif.
Kawasan mangrove di pesisir Pulau Jawa misalnya, telah banyak mengalami konversi lahan menjadi permukiman, perhotelan, hingga pertambangan.
Kegiatan tersebut terus berlangsung, baik secara legal maupun ilegal. Sehingga menyebabkan penurunan luas kawsan mangrove secara masif hingga 50% selama 30 tahun terakhir.
Padahal hutan mangrove memiliki peran ganda di alam. Selain menjadi biofilter dan pemasok oksigen terbanyak, hutan mangrove juga memiliki fungsi ekonomis bagi masyarakat lokal.
Ekosistem mangrove juga tergolong dalam ekosistem yang kompleks, dinamis, dan labil. Kompleksitas ekosistem mangrove dapat dilihat dari fungsinya sebagai tempat berkembang biak serta produsen dalam rantai makanan fauna akuatik.
Ekosistem ini bersifat dinamis sebab selalu dapat tumbuh, berkembang, mengalami suksesi, dan mengalami perubahan zonasi (Mughofar et al., 2018). Bersifat labil karena mudah sekali rusak, dan proses pemulihannya sangat sulit (Kusmana, 1995) jika kita ingin merevitalisasi kondisi kawasan mangrove yang telah rusak.
Dengan kata lain, ketika mangrove rusak maka akan terputuslah rantai makanan di ekosistem tersebut. Karena kerusakan pada kawasan mangrove akan menyebabkan sejumlah satwa kehilangan habitatnya.
Manusia juga akan kehilangan alat alami untuk melawan abrasi yang terus terjadi. Sejumlah kerugian ekologi yang tak ternilai harganya akan mendatangi generasi selanjutnya apabila kita gagal menjaga kelestarian ekosistem mangrove yang kompleks ini.

Pelepasliaran Elang si Mesin Terbang di NTT Berjalan Mulus
08/04/24
Takut Ganggu Wisatawan, Buaya Dievakuasi dari Hutan Mangrove
12/05/22
Jika Mangrove Rusak, Ini yang Akan Terjadi!
18/10/21
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura

Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan

Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi

Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon

Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta

Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!

Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya

WN Tiongkok jadi Tersangka Perdagangan Cula Badak di Manado

Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung

Saksi Nyatakan Sisik Trenggiling Tidak Terdaftar sebagai Barbuk di Polres Asahan

Bukan hanya Sisik, Alex Tanyakan Kulit Harimau pada 2 Anggota TNI

Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam

Dua Pelaku Perdagangan Organ Satwa Dilindungi Diserahkan ke JPU

Seri Macan Tutul Jawa: Upaya Yayasan SINTAS Selamatkan Predator Puncak Tersisa di Jawa

Perburuan Burung di TN Ujung Kulon Berujung 2 Tahun Pidana

Bripka Alfi Siregar ‘Amnesia’ di Pengadilan, Hakim Dorong Penetapannya jadi Tersangka

Batal Vonis Bebas, Willy Pembeli Cula Badak Dibui 1 Tahun

Kabar Baru, Pria asal AS Dijatuhkan Hukuman atas Kasus Penyiksaan Monyet

Jadi Saksi Ahli, Hinca Panjaitan Pakai Kaos Save Trenggiling ke Pengadilan

Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
