Kanguru Pohon Mantel Emas yang Kian Terancam

Gardaanimalia.com - Selama ini kita mengenal kanguru sebagai satwa yang berasal dari Australia. Mamalia yang mempunyai kantung di bagian perut ini ternyata juga bisa ditemukan di Indonesia, tepatnya di bagian Papua. Berbeda dengan kanguru dari Australia yang identik dengan lompatannya, kanguru asal Papua ini identik dengan kemampuan memanjat pohon, sehingga disebut Kanguru Pohon.
Terdapat enam jenis kanguru pohon yang bisa ditemukan di daratan Papua. yaitu kanguru pohon hias (Dendrolagus goodfellowi), kanguru pohon mbaiso (Dendrolagus mbaiso), kanguru pohon nemena (Dendrolagus ursinus), kanguru pohon kelabu (Dendrolagus inistus), kanguru pohon doria (Dendrolagus dorianus), dan kanguru pohon emas (Dendrolagus pulcherrimus). Semua jenis kanguru pohon tersebut memiliki kekhasan masing-masing.
Tentang Kanguru Pohon Mantel Emas
Dendrolagus pulcherrimus atau kanguru pohon emas adalah jenis yang mengalami ancaman kepunahan paling besar dibanding jenis lainnya. Dikutip dari greeners.com, spesies ini telah punah di sebagian besar habitatnya. IUCN juga memasukan satwa endemik ini ke daftar merah dengan status critically endangered atau berada dalam ancaman kritis.
Meski semua jenis kanguru pohon (Dendrolagus) termasuk satwa dilindungi berdasarkan Lampiran PP No. 7 tahun 1999, ancaman kepunahan terus menghantui spesies ini. Ancaman terbesarnya ialah pembukaan lahan yang masif dan perburuan liar oleh masyarakat setempat untuk dijadikan daging konsumsi sebagai pengganti babi pada acara adat.
Baca juga: Alih Fungsi Lahan Picu Konflik Satwa dengan Warga
Morfologi kanguru pohon emas mirip dengan kanguru lainnya. Perbedaannya hanya terletak pada ukurannya yang lebih kecil, yaitu sekitar 41 - 71 cm dengan panjang ekor 40 - 87 cm dan berat badan mencapai 14,5 kg. Bila diperhatikan dengan saksama, satwa ini memiliki bulu bahu berwarna emas, telinga berwarna putih, serta wajah merah muda atau lebih terang.
Kangguru pohon emas juga memiliki ekor yang panjang yang ditutupi dengan cincin samar. Di punggungnya menunjukan pita emas ganda membentang sampai ke bawah. Bulu mantelnya pendek dan berwarna cokelat kastanye dan perutnya berwarna pucat, sedangkan kaki, leher, dan pipinya berwarna kekuningan.
Penelitian tentang Kanguru Pohon yang Langka
Dikutip dari Indonesia.go.id, kanguru ini ditemukan di wilayah terpencil di Pegunungan Foja, Papua, pada tahun 1990 oleh Pavel German. Satwa ini juga ditemukan di Pegunungan Torricelli, Papua Nugini, pada ketinggian 680 - 1700 mdpl. Penelitian selanjutnya dilakukan pada ekpedisi survel mamalia di area Foja tahun 2005.
Penelitian tersebut dilakukan oleh tim gabungan yang berasal dari Universitas Papua, Universitas Harvard, dan konservasi internasional serta berhasil mengamati kanguru pohon mantel emas di habitatnya. Keberadaan spesies ini juga pernah dilaporkan sejak lama, yaitu pada tahun 1981 oleh Dr. Jared Diamond dan menjadi pembicaraan para ahli mamalia selama 25 tahun. Hal ini menandakan penemuan kanguru pohon mantel emas pertama di wilayah Indonesia.
Pada tahun 2020 beberapa ahli Biologi memasukan kanguru pohon mantel emas sebagai maskot pada PON 2020. Hal ini dilakukan sebagai upaya pengenalan satwa endemik Papua bersama dengan burung cendrawasih. Meski begitu, Johan Koibur, peneliti dari Pusat Penelitian Keanekaragaman Hayati Universitas Papua (UNIPA) Manokwari menjelaskan bahwa kanguru pohon mantel emas belum banyak diketahui informasinya karena spesiesnya sangat langka. Belum banyak penelitian dan informasi mengenai perilaku biologi maupun ekologinya. Bahkan, banyak yang menduga spesies tersebut sudah punah.
Berikut adalah informasi mengenai fakta-fakta kanguru pohon matel emas:
- Kanguru mantel emas termasuk herbivora dengan sumber makanan yang berasal dari daun, buah-buahan, dan bunga.
- Merupakan salah satu mamalia besar yang paling baru ditemukan.
- Bergerak lincah di pohontetapi berbanding terbalik ketika di tanah, yaitu melompat dengan perlahan sambil memegang ekornya dengan tegak.
- Mampu memanjat pohon dengan cepat karena memiliki bantalan seperti sol karet.
- Memiliki ekor panjang, yaitu setengah dari panjang tubuhnya, yang berfungsi sebagai keseimbangan ketika melompat dari satu pohon ke pohon lainnya.

Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
09/05/25
Tahap Kedua Pelepasliaran, 182 Ekor Kura-Kura Moncong Babi kembali ke Alam
30/04/25
FATWA: Satwa yang 'Bangkit dari Kepunahan'
17/03/25
Adakah Titik Imbang antara Pemanfaatan dan Perlindungan Kura-Kura Moncong Babi?
26/02/25
Petugas Gagalkan Penyelundupan Burung di Pelabuhan Laut Sorong
05/11/24
Barantin Gagalkan Penyelundupan 5 Satwa Dilindungi di Papua
26/09/24
FATWA: Dunia Terbalik si Munguk Beledu

Masa Depan Durian Ternate dan Hewan Penyerbuknya

Hutan Hilang, Penyakit Datang: Hubungan Deforestasi dan Zoonosis

Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan

Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL

Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?

Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan

Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi

Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan

Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin

Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin

Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah

Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa

FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya

Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa

Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede

Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura

Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan

Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi

Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
