Alih Fungsi Lahan Picu Konflik Satwa dengan Warga

Gardaanimalia.com - Kelestarian satwa-satwa liar di Aceh terus terancam karena adanya alih fungsi lahan yang tidak terkontrol. TM Zulfikar yaitu koordinator Yayasan Ekosistem lestari di Aceh mengatakan alih fungsi lahan, seperti kawasan hutan menjadi lahan pertanian menjadi ancaman bagi kelestarian satwa-satwa liar dilindungi.
Dilansir dari Antaranews.com, Zulfikar selaku pegiat lingkungan hidup di Banda Aceh menjelaskan bahwa selain terus mengancam kelangsungan hidup satwa dilindungi, kegiatan alih fungsi lahan juga menyebabkan konflik antara satwa dan manusia. Konflik tersebut tentunya merugikan kedua pihak baik satwa maupun manusia.
Manusia berpotensi kehilangan mata pencaharian karena lahan pertanian dirusak sedangkan satwa seringkali berhadapan dengan kematian. Padahal satwa juga berperan untuk menjaga kelangsungan ekosistem. Zulfikar menambahkan bahwa hutan Aceh adalah habitat yang tepat bagi sejumlah satwa seperti gajah, orang utan, harimau, dan lain sebagainya. Oleh karena itu kelestarian habitat ini juga harus dijaga untuk mencegah kepunahan satwa.
Baca juga: Habitatnya Pernah Terancam Punah, Apa Kabar Kuda Laut Sekarang?
Sayangnya, praktik penebangan liar dan alih fungsi lahan mempersempit area tersebut sehingga keselamatan satwa-satwa tersebut semakin terancam. Hal ini akhirnya juga memaksa satwa untuk mencari makan di luar hutan dan mendekati pemukiman warga. Salah satunya adalah peristiwa tragis yang menimpa tiga ekor harimau di Aceh pada Agustus lalu, tiga ekor harimau yang mati terjerat ini diduga pergi ke dekat pemukiman warga untuk mencari mangsa.
Menurut Zulfikar yang juga merupakan mantan Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Atau WALHI Aceh, alih fungsi lahan yang masif ini harus dikontrol pemerintah melalui penegakan hukum yang tegas. Konflik antara satwa dan manusia ini harus segera diselesaikan. Hal ini bukan hanya untu keselamatan manusia tetapi juga untuk menjaga kelangsungan hidup satwa di habitatnya.
“Apalagi, sebagian satwa liar dilindungi tersebut sudah masuk kritis. Jadi kedua belah pihak harus terselamatkan,” tegasnya.

Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
05/05/25
Pembangunan Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Segera Rampung
02/05/25
Konflik kembali Terjadi, Ternak Warga Ditemukan Mati di Area Sawah
25/04/25
Puluhan Anak Penyu Belimbing Dilepas di Pantai Along, Aceh
11/04/25
Gajah Mati di Sawah Warga, Kabel Listrik Ditemukan di Sekitar Lokasi
11/04/25
Belasan Gajah Liar Masuk Sawah, Warga Berharap ada Solusi
25/03/25
FATWA: Dunia Terbalik si Munguk Beledu

Masa Depan Durian Ternate dan Hewan Penyerbuknya

Hutan Hilang, Penyakit Datang: Hubungan Deforestasi dan Zoonosis

Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan

Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL

Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?

Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan

Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi

Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan

Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin

Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin

Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah

Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa

FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya

Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa

Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede

Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura

Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan

Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi

Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
