Infeksi dan Dehidrasi, Seekor Gajah Betina Mati di PALI

Hastini Asih
3 min read
2024-10-29 18:10:31
Iklan
Belum ada deskripsim Lorem ipsum dolor sit amet, corrupti tempore omnis esse rem.



Gardaanimalia.com - Seekor gajah sumatra liar yang masuk permukiman Desa Semangus, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatra Selatan, berakhir mati pada Minggu (27/10/2024).

Gajah malang tersebut mati setelah mengalami dehidrasi berat dan infeksi akibat luka di bagian leher.

Sebelumnya, BKSDA mendapat laporan bahwa seekor gajah masuk permukiman pekerja PT MHP pada Jumat (25/10/2024) pukul 07.30 WIB.

Merespons laporan, tim BKSDA segera datang ke lokasi, sebagaimana yang disampaikan Kepala SKW II BKSDA Sumatra Selatan Yusmono kepada Garda Animalia, Selasa (29/10/2024).

"Petugas berangkat ke lapangan pukul 14.00 WIB dan tiba pukul 20.00 WIB, Jumat (25/10/2024). Petugas langsung berkoordinasi dan melakukan pengamanan di sekitar lokasi gajah," ucap Yusmono.

Esok harinya, Sabtu (26/10/2024), petugas menggiring gajah ke titik evakuasi yang berjarak kurang lebih 1,5 kilometer.

Penggiringan pertama ini dilakukan dari pukul 20.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB.

Di lokasi ini, gajah dimandikan dan dibersihkan lukanya dengan cairan antiparasit. 

"Gajah diberi pakan pelepah pisang, minum, dimandikan untuk menjaga kelembaban kulit, dan penyemprotan antiparasit (gunasex) pada area luka," sambungnya.

Yusmono menerangkan, semprotan antiparasit digunakan untuk membunuh belatung di area luka, serta untuk mencegah ektoparasit hinggap.

Tubuh Gajah Ambruk, Kondisinya Menurun


Pada Minggu (27/10/2024) pukul 08.00 WIB, petugas kembali melakukan penggiringan ke titik evakuasi lain di Tebing Indah yang berjarak kurang lebih 300 meter.

Penggiringan kedua dilakukan karena lokasi pertama berupa lahan terbuka dan tidak ada pohon besar untuk berteduh.

Di titik evakuasi kedua, kata Yusmono, petugas memeriksa kondisi gajah dan melakukan perawatan lanjutan. 

"Dilakukan pemeriksaan fisik lengkap, pemasangan pancang untuk rencana handling perawatan lanjutan, pembuatan bak minum, dan penyediaan peralatan penyemprotan untuk memandikan gajah agar kelembaban kulit terjaga," terangnya. 

Namun, sekitar pukul 14.35 WIB, gajah ambruk dan kondisinya semakin menurun.

Melihat itu, petugas kemudian segera melakukan penanganan medis. 

"Kondisi menurun, lesu, lemah dan respons tubuh menurun. Kemudian, dilakukan penanganan medis berupa pemberian cairan infus, pembersihan luka dan penyemprotan antiparasit (gusanex)," tambahnya. 

Dikatakan Yusmono, mamalia tersebut akhirnya tidak dapat bertahan dan dinyatakan mati pada pukul 15.18 WIB.

Usai dinyatakan mati, petugas kemudian mengambil sampel luka luar dan melakukan nekropsi. 

Berdasarkan hasil nekropsi, gajah betina yang berumur sekitar 25 tahun itu mati karena infeksi dan dehidrasi berat. 

"Gajah tersebut tidak dapat diselamatkan karena penurunan kondisi fisik akibat dehidrasi berat dan infeksi yang sudah menyebar," kata Yusmono. 

Sementara itu, penyebab luka diduga akibat serangan gajah jantan yang sedang dalam masa birahi. 

"Dugaan sementara dari hasil pemeriksaan dan nekropsi dokter hewan, luka tersebut akibat serangan gajah jantan yang sedang dalam masa birahi," tutupnya.

Gajah betina itu pun dikubur pada pukul 18.19 WIB di lokasi Tebing Indah, Unit 8, Benakat 2

Gajah Sempat Dimandikan Warga sebelum BKSDA Datang




Sebelum ditangani petugas BKSDA, gajah (Elephas maximus sumatranus) betina itu hilir mudik di sekitar rumah bahkan masuk ke bawah tenda hajatan milik warga.

Tubuhnya tampak kurus dan mengalami luka di bagian leher.

Luka tersebut bahkan sudah membengkak, membusuk dan mengeluarkan belatung.

Karena kondisinya yang lemas dan mengalami luka, ia terlihat kesulitan untuk berjalan.

Seorang warga bernama Selamat (39) mengatakan bahwa pada Jumat pagi ia mendengar ada warga berteriak karena melihat gajah liar.

Warga merasa panik dan takut karena mengira satwa bertubuh besar itu akan bertindak agresif.

"Kami kaget mendengar teriakan warga lain yang melihat gajah besar ini dekat rumah. Biasanya gajah liar sangat agresif, tetapi yang ini justru tampak jinak dan tidak menyerang. Meski begitu, ia terlihat kesakitan dan berjalan tertatih, bahkan menabrak pagar rumah warga," ucapnya, Sabtu (26/10/2024) dikutip dari RMOL Sumsel.

Warga kemudian berinisiatif memandikan dan membersihkan luka serta belatung yang mengerubungi leher gajah dengan tembakau. 

Satwa lalu ditempatkan di belakang rumah salah seorang warga.

Seorang warga lainnya bernama Supar mengatakan, selama diurus warga, satwa endemik Sumatra tersebut belum mau makan.

Pemerintah desa lalu berkoordinasi dengan pihak BKSDA Sumsel untuk mengevakuasi sang gajah. 

Tags :
gajah sumatra gajah mati bksda sumsel gajah masuk permukiman Elephas maximus sumatranus gajah terluka
Writer: Hastini Asih
Pos Terbaru
Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan
Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan
Berita
19/05/25
Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL
Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL
Berita
19/05/25
Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?
Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?
Edukasi
19/05/25
Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan
Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan
Berita
18/05/25
Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi
Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi
Berita
18/05/25
Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan
Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan
Berita
16/05/25
Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin
Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin
Liputan Khusus
16/05/25
Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin
Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin
Liputan Khusus
15/05/25
Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah
Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah
Berita
15/05/25
Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa
Liputan Khusus
14/05/25
FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya
FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya
Edukasi
14/05/25
Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa
Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa
Liputan Khusus
13/05/25
Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede
Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede
Berita
13/05/25
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura
Berita
09/05/25
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan
Berita
09/05/25
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi
Berita
09/05/25
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon
Berita
06/05/25
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta
Berita
06/05/25
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!
Berita
06/05/25
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
Berita
05/05/25