Kenali 3 Spesies Kukang Satwa Dilindungi di Indonesia!

Gardaanimalia.com - Kukang, Si Primata Purba yang kerap diberitakan sebagai hewan langka dilindungi yang menjadi korban perdagangan. Namun, siapa sangka ternyata hewan yang dianggap lucu oleh sebagian orang --terutama dari kelompok pemelihara hewan eksotik-- ini adalah satu-satunya primata di dunia yang memiliki bisa. Karenanya ia sangat berbahaya bila dipelihara.
Kukang memiliki sederet fakta unik yang patut kamu ketahui. 3 dari 5 spesies kukang di dunia terdapat di Indonesia, salah satunya bersifat endemik dan berstatus satu langkah lagi menuju kepunahan akibat tingginya angka perdagangan untuk dijadikan peliharaan, habitat yang terbatas, dan sering menjadi sasaran pemburu bersenapan angin.
Berdasarkan IUCN Red List, Indonesia adalah habitat bagi tiga spesies kukang dilindungi, yaitu: kukang sumatera (Nycticebus coucang) kategori terancam (EN), kukang jawa (Nycticebus javanicus) kategori kritis (CR) dan kukang kalimantan (Nycticebus menagensis) kategori rentan (VU).((https://www.iucnredlist.org/search?query=Nycticebus&searchType=species))
Seiring perkembangannya, spesies kukang di Indonesia yang awalnya diketahui ada 3 jenis kemudian dipisah berdasarkan penelitian terbaru rilis IUCN menjadi 7 jenis.
Penambahannya yaitu kukang bangka (Nycticebus bancanus), kukang sumatera hilleri (Nycticebus hilleri), kukang borneo (Nycticebus borneanus), dan kukang kayan (Nycticebus kayan).
Yang mana pada awalnya, tiga taksa ini (kukang bangka, kukang borneo, kukang kayan) disebutkan sebagai Nycticebus menagensis, namun kemudian dipisahkan sebagai spesies tersendiri oleh Munds et al. (2013).
Dan taksa kukang sumatera hilleri mulanya disebut sebagai Nycticebus coucang, kemudian Nekaris dan Jaffe (2007) menemukan dua bentuk morfologi dalam sampel sebanyak 25 individu kukang, sehingga mereka merekomendasikan untuk kukang tersebut dinaikkan sebagai spesies Nycticebus hilleri.((https://kukangku.id))
Kukang menjadi primata yang dilarang untuk diperjualbelikan dengan alasan apapun kecuali untuk alasan konservasi, itu pun harus dilengkapi dengan surat perjanjian antar negara terlebih dulu.((Sodik, M., Pudyatmoko, S. and Yuwono, P.S.H., 2019. Okupansi Kukang Jawa (Nycticebus javanicus E. Geoffroy 1812) di Hutan Tropis Dataran Rendah di Kemuning, Bejen, Temanggung, Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Kehutanan, 13(1), pp.15-27.https://journal.ugm.ac.id/jikfkt/article/view/46141/24549))
Kukang adalah satu-satunya primata yang memiliki tooth comb atau gigi depan dengan air liur yang berbisa. Nah, berdasarkan fakta dari Kukangku.id, bisa yang dihasilkan kukang tidak berasal dari gigi ataupun air liurnya.
Akan tetapi berasal dari kelenjar yang ada pada siku lengan bagian dalam, yang kemudian dimasukkan ke dalam mulut hingga bercampur dengan air liur sebelum kukang melakukan gigitan. Hal ini dilakukan kukang sebagai bentuk pertahanan diri saat terancam bahaya.
Hidupnya arboreal atau melaksanakan aktivitas sehari-hari di atas pohon. Selain itu kukang juga hidup secara soliter loh, suka menyendiri atau sepasang-sepasang. Intinya si kukang jarang sekali ditemui secara berkelompok.
Nah, untuk mengenali ciri-ciri, penyebaran, habitat, serta makanan dari tiga spesies kukang dilindungi di Indonesia, yuk simak informasi berikut ini:
Kukang Sumatera (Nycticebus coucang)
Ciri-ciri
Memiliki rambut yang tebal dan halus, berwarna variatif dari putih kelabu, kecokelatan hingga kehitaman. Panjang tubuh dari kepala hingga pangkal ekor untuk betina yaitu 190 - 275 mm dan 300 - 380 mm untuk jantan. Berat tubuh jantan maupun betina dewasa berkisar antara 375 - 900 gram.
Penyebaran
Sebaran kukang sumatera cukup luas mencakup Semenanjung Malaya, Sumatera dan pulau sekitarnya seperti Natuna. Satwa ini juga ditemukan di ketinggian 1.300 mdpl di Gunung Kinabalu, Malaysia.
Habitat dan Makanan
Hutan primer, sekunder, bambu, bakau dan kadang juga ditemukan di perkebunan terutama perkebunan cokelat. Kukang adalah hewan omnivora. Umumnya, kukang adalah pemakan buah-buahan berserat. Selain itu juga memakan serangga serta hewan kecil lainnya seperti moluska.((https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=Kz-aDQAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=kukang+di+indonesia&ots=zKzF05y10k&sig=aHKUUVqq-tcN7DVIc8vQEIY-of4&redir_esc=y#v=onepage&q=kukang%20di%20indonesia&f=false))
Populasi
Populasi kukang sumatera adalah 0.17 ekor/km pada area studi dengan ruang jelajah sebesar 6,22 ha.((Julizar, M.R., Dewi, B.S. and Winarti, I., 2013. STUDI POPULASI KUKANG SUMATERA (Nycticebus coucang) DI HUTAN LINDUNG BATUTEGI BLOK RILAU.))
Kukang Jawa (Nycticebus javanicus)
Ciri-ciri
Panjang tubuh jantan dan betina dewasa dari kepala hingga pangkal ekor berkisar antara 280 - 320 mm. Berat tubuh jantan dan betina dewasa mulai dari 570 gram hingga 750 gram.
Penyebaran
Sebaran kukang jawa terbatas dalam Pulau Jawa. Informasi sebaran kukang jawa meluas hingga ke jawa bagian timur, Kediri.((https://kukangku.id/kukang/jawa/#h-sebaran))
Habitat dan Makanan
Habitat kukang jawa adalah hutan sekunder, perkebunan dan lokasi tertentu di hutan primer. Makanan satwa ini antara lain getah kayu, nektar bunga, serangga serta buah.
Populasi
Ada sekitar 21 ekor kukang dengan densitas sebesar 0.41/ha pada area studi.((Widiana, A., Sulaeman, S. and Kinasih, I., 2013. STUDI POPULASI DAN DISTRIBUSI KUKANG JAWA (Nycticebus javanicus, E. Geoffroy, 1812) DI TALUN DESA SINDULANG KECAMATAN CIMANGGUNG SUMEDANG JAWA BARAT. JURNAL ISTEK, 7(1).))
Kukang Kalimantan (Nycticebus menagensis)
Ciri-ciri
Diketahui sebagai kukang terkecil di Indonesia. Panjang tubuh dari kepala hingga pangkal ekor 27 - 30 cm dan berat kukang jantan dan betina dewasa adalah sekitar 265 - 600 gram.
Penyebaran
Kukang kalimantan tersebar di kalimantan (terutama Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur), Brunei, serta Filipina bagian selatan.
Habitat dan Makanan
Habitat kukang jawa adalah hutan sekunder, perkebunan dan lokasi tertentu di hutan primer. Makanan satwa ini antara lain getah kayu, nektar bunga, serangga serta buah.
Populasi
Populasi kukang kalimantan memiliki densitas sebesar 0.12 ekor/km pada area studi.((Morrogh-Bernard, H.C., Stitt, J.M., Yeen, Z., Nekaris, K.A.I. and Cheyne, S.M., 2014. Interactions between a wild Bornean orang-utan and a Philippine slow loris in a peat-swamp forest. Primates, 55(3), pp.365-368.))

Primata Berbisa Dievakuasi dari Permukiman di Kabupaten Kuningan
24/02/25
Perjalanan Panjang 10 Kukang Jawa menuju Kehidupan Liar
26/10/24
Nyalakan Pijar Merah, Mari Observasi Kukang Jawa!
25/04/24
Kukang Jawa Berhasil Kembali ke Habitat
30/10/23
Nyasar ke Rumah Warga, Seekor Primata Diserahkan ke BKSDA
14/03/23
Satpol PPK Trenggalek Selamatkan Kukang yang Terluka di Atap Rumah Warga
03/01/23
Belum Disetujui Kejati, Tuntutan Kasus Penjualan Sisik Trenggiling di PN Kisaran Batal Dibacakan

Di Balik Layar "Lobi-Lobi Lobster", Merekam Kebijakan Tutup-Buka Ekspor BBL

Bagaimana, sih, Kondisi Burung di Indonesia Saat Ini?

Celah Menahun Pelabuhan Tanjung Perak, 19 Elang Paria Gagal Diselundupkan

Ingin Ungkap Penyalahgunaan Elpiji, Polisi malah Temukan 10 Satwa Dilindungi

Seorang Pria di Thailand Ditangkap karena Jual Dua Bayi Orangutan

Tanah Haram untuk Kawanan Gajah di Kebun Ban Michelin

Penjara Gajah di Tepi Kebun Karet Ban Michelin

Kasus Anak Gajah Tertabrak Truk di Malaysia, Pembangunan Tak Boleh Hambat Pergerakan Gajah

Seri Macan Tutul Jawa: Riwayat para Kucing Besar Tanah Jawa

FATWA: Burung Wiwik yang Enggan Menetaskan Telurnya

Seri Macan Tutul Jawa: Gunung Favorit Para Pendaki di Habitat Macan Tutul Jawa

Perdagangkan Siamang, Pelaku Ditangkap di Bojonggede

Tiga Ekor Kanguru Tanah Diselundupkan di Pelabuhan Jayapura

Telaga Paring, Orangutan yang Terjebak Banjir Besar di Kalteng Berhasil Dilepasliarkan

Sebelum Indonesia Merdeka, Ternyata Trenggiling Sudah Jadi Satwa Dilindungi

Tiga Individu Baru Badak Jawa Terdeteksi di Ujung Kulon

Ternyata Amir Simatupang Pernah Tawarkan Taring Harimau Seharga Rp50 Juta

Kabar Baik, Dua Ekor Harimau Lahir di Suaka Barumun!

Hampir setiap Malam Beruang Madu Berkeliaran di Kabupaten Abdya
